Diskriminasi terhadap Tionghoa-Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 65:
}}
Pada tahun 1912, pemerintah Belanda telah meninggalkan kebijakan segregasi. Selama periode yang sama, [[Revolusi Xinhai]] membangkitkan nasionalisme Tiongkok pada etnis Tionghoa, sedangkan [[Sarekat Islam]] berusaha membangkitkan nasionalisme Indonesia pada warga Pribumi Indonesia.{{sfn|Purdey|2006|p=6}} Ketegangan antara Sarekat Islam dan etnis Tionghoa berujung pada kerusuhan bermuatan ras di [[Surakarta]] (1912), [[Tangerang]] (1913), dan [[Kabupaten Kudus|Kudus]] (31 Oktober 1918).
== Sebab ==
|