Diskriminasi terhadap Tionghoa-Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jonoo27 (bicara | kontrib)
Jonoo27 (bicara | kontrib)
Baris 66:
 
Pada tahun 1912, pemerintah Belanda telah meninggalkan kebijakan segregasi. Selama periode yang sama, [[Revolusi Xinhai]] membangkitkan nasionalisme Tiongkok pada etnis Tionghoa, sedangkan [[Sarekat Islam]] berusaha membangkitkan nasionalisme Indonesia pada warga Pribumi Indonesia.{{sfn|Purdey|2006|p=6}} Ketegangan antara Sarekat Islam dan etnis Tionghoa berujung pada kerusuhan bermuatan ras di [[Surakarta]] (1912), [[Tangerang]] (1913), dan [[Kabupaten Kudus|Kudus]] (31 Oktober 1918). Dari semuanya ini, yang terbesar adalah [[Kerusuhan Kudus 1918|kerusuhan Kudus]], di mana sekelompok perusuh membakar dan menjarah empat puluh rumah dan banyak [[kelenteng]]. Setidaknya 16 orang tewas dalam kerusuhan-kerusuhan ini.{{sfn|Setiono|2008|pp=383–387}}
 
=== Pendudukan Jepang dan Revolusi Nasional (1942–1949) ===
 
== Sebab ==