Tamara Bleszynski: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Karier: Penambahan konten
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Mengembalikan suntingan oleh Djoseph geneanet (bicara) ke revisi terakhir oleh 111.94.187.239
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
Baris 16:
| religion =
| skin =
| height = <!-- Jangan menambahkan data tinggi badan tanpa rujukan --> 175 cm
| weight =
| cleaner =
Baris 50:
Tamara lahir dari ayah Zbigniew Marian Wojciech Maciej Błeszyński yang berdarah [[Polandia]] dan ibu Farida Gasik berdarah [[Suku Sunda|Sunda]]. Ia merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Empat lelaki dan dua perempuan. Memiliki empat kakak tiri yaitu Jerzy 'Jurek' Bleszynski (1956-2002), Piotr 'Peter' Bleszynski (1957-1997), Rick Marian Bleszynski (1964), Teresa Permata Bleszynski (1965-2010), seorang adik tiri bernama David Joseph Bleszynski (1983), dan adik tiri lain ayah bernama Adrian Firdaus. Menyelesaikan pendidikan SD-nya di Indonesia, dan kemudian selanjutnya di [[Perth]], [[Australia]]. Bidang Seni Peran adalah hal yang diminati Tamara sejak kecil. Makanya, saat menimba ilmu di Australia selepas SMP, ia sengaja mengambil ekstrakurikuler drama. Langkah tersebut ditempuh tiga sahabat [[Moudy Wilhelmina]], [[Paramitha Rusady]] dan [[Cindy Claudia Harahap]] ini agar ia mempunyai dasar akting yang kuat. Tamara yang wajahnya mirip penyanyi utama band pop [[Swedia]] [[ABBA]], [[Agnetha Fältskog]] sering ketika di Australia sempat menjadi penjaga sepeda saat akhir pekan dengan bayaran 10 dolar sehari ini mulai menggeluti dunia seni peran sejak sekolah menengah di Australia.
 
Selepas menyelesaikanmeraih SMA-nyagelar sarjana Bisnis Management di St. Brigid'sBridgis College Lesmurdie, West Australia, tak membuat rasa cintanya pada dunia akting sirna. Seolah tak puas, Tamara kembali menjajal kemampuannya bermain teater dan bergabung di Teater Lembaga. Perannya dalam setiap pementasan pun kian dihujani dengan pujian. Setibanya di tanah air Tamara yang ''ditemukan'' oleh Jay Subijakto di sebuah toko kaset dan diajak untuk menjadi model. Dengan modal fisik yang tidak biasa Tamara laris manis di dunia modeling.
 
Saat awal kariernya ia bahkan pernah disanjung sebagai ''[[Cindy Crawford]]'' dan ''Agnetha Fältskog''-nya Indonesia. "Gaya atau ''style'' yang khas dan unik pada diriku. ''My signature style!'' Jadi diri sendiri dan tampil apa adanya, ''ga'' berlebihan. Cantik itu ''inside out''," ujar Tamara membeberkan rahasia kecantikannya yang kemudian menginspirasi wanita lainnya. Tak sampat setahun menggeluti modelling, namanya mulai melambung.