Vaksin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Merapikan artikel
Nov.yntii (bicara | kontrib)
k Menambahkan isi halaman
 
Baris 24:
 
=== Inaktif ===
Beberapa vaksin mengandung mikroorganisme yang tidak aktif (tetapi sebelumnya bersifat [[Virulensi|virulen]]) yang telah dihancurkan oleh bahan kimia, pemanasan, atau [[radiasi]].<ref name=":1" /> Vaksin ini seperti "hantu" mikroorganisme, misalnya selubung sel bakteri yang utuh tetapi kosong tak berisi, yang dianggap sebagai fase peralihan antara vaksin yang inaktif dengan vaksin yang dilemahkan.<ref>{{Cite journal|last=Batah|first=Ali M.|last2=Ahmad|first2=Tarek A.|date=2020|title=The development of ghost vaccines trials|url=https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/14760584.2020.1777862|journal=Expert Review of Vaccines|volume=19|issue=6|pages=549–562|doi=10.1080/14760584.2020.1777862|issn=1476-0584}}</ref> Vaksin bakteri umumnya menggunakan mikroorganisme mati, sedangkan vaksin virus terdiri dari agen yang tidak aktif.<ref name="Baxter 2007 552–556"/> Contoh vaksin inaktif adalah [[vaksin polio]], [[vaksin hepatitis A]], [[vaksin rabies]], dan sebagian besar [[vaksin influenza]].<ref>{{Cite web|title=Different Types of Vaccines|url=https://www.historyofvaccines.org/content/articles/different-types-vaccines|website=The History of Vaccines|access-date=28 Juni 2021}}</ref>
 
=== Toksoid ===
Vaksin toksoid berarti vaksin yang mengandung [[toksoid]] atau toksin yang sudah diinaktifkan. Contoh vaksin toksoid yaitu toksoid tetanus dan difteri toksoid.<ref name=":0">{{Cite web|title=MODUL 1 – Tipe Vaksin - DASAR KEAMANAN VAKSIN WHO|url=http://in.vaccine-safety-training.org/types-of-vaccine-overview.html|website=in.vaccine-safety-training.org|access-date=2019-01-17|archive-date=2019-01-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20190117174133/http://in.vaccine-safety-training.org/types-of-vaccine-overview.html|dead-url=yes}}</ref>
 
=== Subunit ===
Baris 33:
 
=== Konjugat ===
Vaksin terkonjugasi dapat didefinisikan sebagai subkelas vaksin subunit karena pembawa protein digunakan untuk membawa antigen berbasis [[polisakarida]].
 
=== Vaksin genetik ===
Vaksin genetik atau vaksin berbasis gen adalah vaksin yang mengandung asam nukleat seperti DNA atau RNA yang selanjutnya digunakan untuk [[biosintesis]] protein antigen di dalam sel. Vaksin genetik mencakup vaksin DNA, vaksin RNA dan vaksin vektor virus.
 
== Imunologi vaksin ==
Baris 51:
 
== Efektivitas ==
Dalam sejarah, vaksin adalah yang terefektif untuk melawan dan memusnahkan [[penyakit infeksi]]. Bagaimanapun, keterbatasan dari efektivitasnya ada.<ref>{{cite journal | last1 = Grammatikos | first1 = Alexandros P. | last2 = Mantadakis | first2 = Elpis | last3 = Falagas | first3 = Matthew E. | title = Meta-analyses on Pediatric Infections and Vaccines | url =https://archive.org/details/sim_infectious-disease-clinics-of-north-america_2009-06_23_2/page/431|pmid = 19393917 | journal = Infectious Disease Clinics of North America | doi=10.1016/j.idc.2009.01.008 | volume=23 | issue=2 |date=June 2009 | pages=431–57}}</ref> Kadang-kadang, perlindungan gagal, karena sistem kekebalan tubuh tidak memberikan respons yang diinginkan atau malah tidak merespons sama sekali terhadap [[antigen]] yang diberikan oleh vaksin. Kurangnya respons sistem kekebalan tubuh tersebut terjadi karena faktor-faktor klinis seperti misalnya diabetes, penggunaan [[steroid]], infeksi [[HIV]] atau usia. Bagaimanapun hal ini juga terjadi karena faktor genetik, jika sistem kekebalannya tidak memiliki galur sel B yang dapat menghasilkan [[antibodi]] yang bereaksi efektif dan mengikat [[antigen]] dari [[patogen]].
 
Bahkan jika yang divaksinasi mengembangkan antibodinya, proteksinya mungkin tidak cukup; kekebalan mungkin berkembang terlalu lambat, antibodi mungkin tidak dapat menumpas antigen sepenuhnya, atau bisa juga terdapat berbagai galur patogen, tidak semuanya bergantung pada sistem rekasi kekebalan. Bagaimanapun, bahkan hanya sebagian, terlambat, atau kekebalan yang lemah, seperti terjadi pada kekebalan silang pada suatu galur daripada galur target, mungkin meringankan infeksinya, yang menurunkan tingkat kematian, menurunkan banyaknya yang sakit (morbiditas) dan mempercepat penyembuhan.
Baris 57:
Vaksinasi ulang umumnya digunakan untuk meningkatkan tanggapan kekebalan, terutama untuk usia lanjut (50-75 tahun ke atas), di mana tanggapan kekebalan untuk vaksin sederhana mungkin melemah.<ref name=neighmond2010>{{cite news|url=http://www.npr.org/templates/story/story.php?storyId=123406640|title=Adapting Vaccines For Our Aging Immune Systems|date=2010-02-07|work=Morning Edition|publisher=NPR|accessdate=2014-01-09|last=Neighmond|first=Patti|deadurl=no|archiveurl=https://archive.today/20120905104534/http://www.npr.org/templates/story/story.php?storyId=123406640|archivedate=2012-09-05}}{{open access}}</ref>
Efektivitas vaksin bergantung pada beberapa faktor:
* penyakitPenyakit itu sendiri (vaksin untuk penyakit A lebih ampuh daripada vaksin untuk penyakit B)
* starinStarin dari vaksin (beberapa vaksin spesifik terhadapnya, atau sekurangnya kurang efektif melawan galur tertentu dari penyakit)<ref>{{cite journal | url=http://www.bmj.com/content/319/7206/352 | doi=10.1136/bmj.319.7206.352 | pmid=10435956 | title=Comparative efficacy of three mumps vaccines during disease outbreak in eastern Switzerland: cohort study | last=Schlegel et al. | volume=319 | issue=7206 | page=352 | journal=BMJ | date=August 1999 | accessdate=2014-01-09 | pmc=32261}}{{open access}}</ref>
* apakahApakah [[jadwal imunisasi]] benar-benar dipatuhi.
* tanggapanTanggapan yang berbeda terhadap vaksin; sejumlah individu tidak memberikan tanggapan pada vaksin tertentu, berati mereka tidak memproduksi antibodi bahkan setelah divaksin dengan benar.
* berbagaiBerbagai macam faktor seperti etnis, usia, atau [[Penyakit genetik|kelainan genetik]].
 
Jika individu yang divaksin tetap sakit, maka penyakitnya lebih jinak dan tidak mudah menyebarkan penyakit daripada pasien yang tidak divaksin.<ref>{{cite journal|last1=Préziosi|first1=M.|last2=Halloran|first2=M.E.|year=2003|title=Effects of Pertussis Vaccination on Disease: Vaccine Efficacy in Reducing Clinical Severity|journal=Clinical Infectious Diseases|volume=37|issue=6|pages=772–779|publisher=Oxford Journals|doi=10.1086/377270| url=http://cid.oxfordjournals.org/content/37/6/772.full}}</ref>