Pakubuwana X: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baskoro Aji (bicara | kontrib)
Baskoro Aji (bicara | kontrib)
Baris 108:
Petunjuk bahwa Pakubuwana X mempunyai kecenderungan terlibat dalam aktivitas politik dilaporkan oleh Residen Sollewijn Gelpke (1914-1918) kepada atasannya. Secara teratur ia mendapati Pakubuwana X memerlukan terjemahan berita-berita penting dari ''De Locomotief'', surat kabar ber[[bahasa Belanda]] yang terbit di [[Semarang]]. Khususnya berita mengenai [[Perang Dunia I]], Gelpke mendapati Pakubuwana X bersimpati pada [[Jerman]] sebagaimana banyak orang pribumi saat itu, termasuk orang-orang [[Sarekat Islam]]. Peranan Pakubuwana X sebagai imam bagi masyarakat [[Muslim]] di [[Surakarta]], juga sangat diperhitungkan [[Belanda]].
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Pakoe Boewono X Soesoehoenan van Solo in gesprek met Dr. Serlé tijdens stierengevechten te Bondowoso Oost-Java TMnr 60009912.jpg|jmpl|Sri Susuhunan Pakubuwana X berbincang dengan beberapa orang [[Orang Belanda|Belanda]] sewaktu berkunjung ke [[Kabupaten Bondowoso]], [[Jawa Timur]], tahun 1929.]]
 
Sementara itu, Residen L.Th. Schneider (1905-1908) berpendapat bahwa potensi subversif Pakubuwana X patut diperhitungkan. Schneider merupakan salah seorang yang pertama kali mencurigai pengaruh perjalanan Pakubuwana X ke luar daerah. Walaupun perjalanan dan kunjungan itu secara teoretis bersifat ''incognito'', kunjungannya ke [[Semarang]], [[Surabaya]], dan [[Salatiga]] (antara tahun 1903 dan 1906) benar-benar dapat disebut sebagai kunjungan resmi. Kunjungan itu dapat dianggap sebagai pencerminan tujuan politik Pakubuwana X yang hendak memperluas pengaruhnya sebagai raja Jawa. Di luar [[Jawa]], ia juga melawat ke [[Bali]], [[Lombok]], serta [[Lampung]].