Antipiretik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 12:
 
*OAINS ([[obat antiinflamasi nonsteroid]]), suatu kelas obat yang luas, selain memiliki efek yang menentukan dalam mengurangi peradangan, juga cenderung menjadi analgesik dan antipiretik yang manjur. Mayoritas bekerja dengan menghambat aktivitas enzim keluarga siklooksigenase (COX) dalam tubuh.
**Penghambat enzim COX nonselektif seperti ibuprofen dan naproxen.<ref name="CryerFeldman">{{cite journal |vauthors=Cryer B, Feldman M |title=Cyclooxygenase-1 and cyclooxygenase-2 selectivity of widely used nonsteroidal anti-inflammatory drugs |journal=Am J Med |volume=104 |issue=5 |pages=413–21 |date=May 1998 |pmid=9626023 |doi=10.1016/s0002-9343(98)00091-6 |url=}}</ref>
**Penghambat enzim COX nonselektif seperti ibuprofen dan naproxen.[8]
**Salisilat, termasuk aspirin (asam asetilsalisilat), magnesium salisilat, dan natrium salisilat. Ini juga merupakan penghambat COX nonselektif, namun juga bekerja melalui mekanisme lain termasuk mengaktifkan protein kinase teraktivasi AMP.[9]<ref>{{cite journal | vauthors = Hawley SA, Fullerton MD, Ross FA, Schertzer JD, Chevtzoff C, Walker KJ, Peggie MW, Zibrova D, Green KA, Mustard KJ, Kemp BE, Sakamoto K, Steinberg GR, Hardie DG | display-authors = 6 | title = The ancient drug salicylate directly activates AMP-activated protein kinase | journal = Science | volume = 336 | issue = 6083 | pages = 918–22 | date = May 2012 | pmid = 22517326 | pmc = 3399766 | doi = 10.1126/science.1215327 | bibcode = 2012Sci...336..918H }}</ref>
**Penghambat COX yang relatif selektif terhadap enzim COX-1, seperti ketoprofen dan flurbiprofen.[8]<ref name="CryerFeldman" />
**Sebaliknya, inhibitor COX yang relatif selektif terhadap COX-2, antara lain nimesulide, diklofenak, dan celecoxib.[8]<ref name="CryerFeldman" />
**Obat-obatan mirip fenazon (pirazolon), yang sebagian besar sudah tidak lagi digunakan karena masalah keamanan di sebagian besar negara (termasuk metamizole, dilarang di lebih dari 30 negara karena menyebabkan agranulositosis), namun tetap tersedia di beberapa lokasi atau untuk tujuan tertentu seperti adapun untuk mengobati otitis media berupa obat tetes telinga.
*Antipiretik golongan [[parasetamol]] (asetaminofen), yang aktivitas antiinflamasinya dapat diabaikan. Selain parasetamol itu sendiri, obat-obatan dalam golongan ini sebagian besar adalah obat-obatan yang sudah dipasarkan sebelumnya dan ditarik kembali karena alasan keamanan, salah satu contohnya adalah fenasetin.
 
Beberapa obat lain memiliki efek antipiretik dengan kekuatan yang bervariasi. Meskipun obat-obatan ini cenderung memiliki efek penurun demam yang terlalu lemah atau terlalu banyak efek samping untuk digunakan terutama sebagai antipiretik, efek antipiretiknya terkadang berguna. Misalnya, ada alasan teoritis untuk percaya,[10] serta sedikit bukti dari satu percobaan pada manusia,[11] bahwa agonis adrenergik α2, dan khususnya klonidin (obat umum yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, ADHD, kekejangan dan beberapa kondisi lainnya), mungkin memiliki efek antipiretik, yang jika diverifikasi berpotensi berguna pada pasien dengan syok septik atau sindrom gangguan pernapasan akut.[12]
*Beberapa obat lain memiliki efek antipiretik dengan kekuatan yang bervariasi. Meskipun obat-obatan ini cenderung memiliki efek penurun demam yang terlalu lemah atau terlalu banyak efek samping untuk digunakan terutama sebagai antipiretik, efek antipiretiknya terkadang berguna.<ref name="clonidinetheory">{{cite journal |vauthors=Madden CJ, Tupone D, Cano G, Morrison SF |title=α2 Adrenergic receptor-mediated inhibition of thermogenesis |journal=J Neurosci |volume=33 |issue=5 |pages=2017–28 |date=January 2013 |pmid=23365239 |pmc=3711400 |doi=10.1523/JNEUROSCI.4701-12.2013 |url=}}</ref> Misalnya, ada alasan teoritis untuk percaya,<ref name="clonidinetheory">{{cite journal |vauthors=Madden CJ, Tupone D, Cano G, Morrison SF |title=α2 Adrenergic receptor-mediated inhibition of thermogenesis |journal=J Neurosci |volume=33 |issue=5 |pages=2017–28 |date=January 2013 |pmid=23365239 |pmc=3711400 |doi=10.1523/JNEUROSCI.4701-12.2013 |url=}}</ref> serta sedikit bukti dari satu percobaan pada manusia,<ref name="clonidineantipyretic">{{cite journal |vauthors=Mokhtari M, Sistanizad M, Farasatinasab M |title=Antipyretic Effect of Clonidine in Intensive Care Unit Patients: A Nested Observational Study |journal=J Clin Pharmacol |volume=57 |issue=1 |pages=48–51 |date=January 2017 |pmid=27264198 |doi=10.1002/jcph.776 |s2cid=3741978 |url=}}</ref> bahwa agonis adrenergik α<sub>2, dan khususnya klonidin (obat umum yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, ADHD, kekejangan dan beberapa kondisi lainnya), mungkin memiliki efek antipiretik, yang jika diverifikasi berpotensi berguna pada pasien dengan syok septik atau sindrom gangguan pernapasan akut.<ref name="clonidineards">{{cite journal |vauthors=Petitjeans F, Leroy S, Pichot C, Geloen A, Ghignone M, Quintin L |title=Hypothesis: Fever control, a niche for alpha-2 agonists in the setting of septic shock and severe acute respiratory distress syndrome? |journal=Temperature (Austin) |volume=5 |issue=3 |pages=224–256 |date=2018 |pmid=30393754 |pmc=6209424 |doi=10.1080/23328940.2018.1453771 |url=}}</ref>
 
===Kegunaan pada Anak-anak===