Antipiretik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 11:
Daftar obat dengan efek antipiretik mencakup banyak obat umum yang juga memiliki aktivitas analgesik dan antiinflamasi, beberapa di antaranya biasanya dijual bebas (OTC).
*OAINS ([[obat antiinflamasi nonsteroid]]), suatu kelas obat yang luas, selain memiliki efek yang menentukan dalam mengurangi
**Penghambat enzim COX nonselektif seperti [[ibuprofen]] dan
**
**Penghambat COX yang relatif selektif terhadap enzim COX-1, seperti [[ketoprofen]] dan [[flurbiprofen]].<ref name="CryerFeldman" />
**Sebaliknya,
**Obat-obatan mirip fenazon (pirazolon), yang sebagian besar sudah tidak lagi digunakan karena masalah keamanan di sebagian besar negara (termasuk
*Antipiretik golongan [[parasetamol]] (asetaminofen), yang aktivitas antiinflamasinya dapat diabaikan. Selain parasetamol itu sendiri, obat-obatan dalam golongan ini sebagian besar adalah obat-obatan yang sudah dipasarkan sebelumnya dan ditarik kembali karena alasan keamanan, salah satu contohnya adalah [[fenasetin]].
*Beberapa obat lain memiliki efek antipiretik dengan kekuatan yang bervariasi. Meskipun obat-obatan ini cenderung memiliki efek penurun demam yang terlalu lemah atau terlalu banyak efek samping untuk digunakan terutama sebagai antipiretik, efek antipiretiknya terkadang berguna.<ref name="clonidinetheory">{{cite journal |vauthors=Madden CJ, Tupone D, Cano G, Morrison SF |title=α2 Adrenergic receptor-mediated inhibition of thermogenesis |journal=J Neurosci |volume=33 |issue=5 |pages=2017–28 |date=January 2013 |pmid=23365239 |pmc=3711400 |doi=10.1523/JNEUROSCI.4701-12.2013 |url=}}</ref> Misalnya, ada alasan teoritis untuk percaya,<ref name="clonidinetheory">{{cite journal |vauthors=Madden CJ, Tupone D, Cano G, Morrison SF |title=α2 Adrenergic receptor-mediated inhibition of thermogenesis |journal=J Neurosci |volume=33 |issue=5 |pages=2017–28 |date=January 2013 |pmid=23365239 |pmc=3711400 |doi=10.1523/JNEUROSCI.4701-12.2013 |url=}}</ref> serta sedikit bukti dari satu percobaan pada manusia,<ref name="clonidineantipyretic">{{cite journal |vauthors=Mokhtari M, Sistanizad M, Farasatinasab M |title=Antipyretic Effect of Clonidine in Intensive Care Unit Patients: A Nested Observational Study |journal=J Clin Pharmacol |volume=57 |issue=1 |pages=48–51 |date=January 2017 |pmid=27264198 |doi=10.1002/jcph.776 |s2cid=3741978 |url=}}</ref> bahwa agonis adrenergik α<sub>2</sub>, dan khususnya [[klonidin]] (obat umum yang digunakan untuk mengobati [[tekanan darah tinggi]], [[gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas]], [[spastisitas]] dan beberapa kondisi lainnya), mungkin memiliki efek antipiretik, yang jika diverifikasi berpotensi berguna pada pasien dengan [[syok septik]] atau [[sindrom gangguan pernapasan akut]].<ref name="clonidineards">{{cite journal |vauthors=Petitjeans F, Leroy S, Pichot C, Geloen A, Ghignone M, Quintin L |title=Hypothesis: Fever control, a niche for alpha-2 agonists in the setting of septic shock and severe acute respiratory distress syndrome? |journal=Temperature (Austin) |volume=5 |issue=3 |pages=224–256 |date=2018 |pmid=30393754 |pmc=6209424 |doi=10.1080/23328940.2018.1453771 |url=}}</ref>
|