Joko Widodo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→2019: Perbaikan kesalahan pengetikan dan penambahan konten Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 60:
[[Insinyur|Ir.]] [[Haji (gelar)|H.]] '''Joko Widodo''' ({{IPA|id|dʒɔkɔ widɔdɔ|lang}}; {{lahirmati|[[Kota Surakarta|Surakarta]]|21|6|1961}}), lebih dikenal sebagai '''Jokowi''', adalah [[presiden Indonesia]] ke-7 yang mulai menjabat sejak terpilih dalam [[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2014|pemilihan umum tahun 2014]]. Jokowi menjadi presiden Indonesia pertama yang bukan berasal dari elit politik atau [[Tentara Nasional Indonesia|militer Indonesia]]. Ia terpilih bersama [[Wakil Presiden Indonesia|Wakil Presiden]] [[Jusuf Kalla]] dan kembali terpilih bersama Wakil Presiden [[Ma'ruf Amin]] pada [[pemilihan umum presiden Indonesia 2019|tahun 2019]]. Sebelumnya ia menjabat sebagai [[Daftar Wali Kota Surakarta|Wali Kota Surakarta]] dan [[Daftar Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Gubernur DKI Jakarta]].
Jokowi mengawali karier politiknya sebagai wali kota [[Kota Surakarta|Surakarta]], sejak 28 Juli 2005 hingga 1 Oktober 2012, didampingi [[F.X. Hadi Rudyatmo]] sebagai wakil wali kota.
Joko Widodo berasal dari keluarga sederhana, rumahnya pernah digusur sebanyak tiga kali ketika ia masih kecil,<ref name="digusur"/> tetapi ia mampu menyelesaikan sekolahnya di Fakultas Kehutanan [[Universitas Gadjah Mada]]. Setelah lulus, ia menekuni profesinya sebagai pengusaha [[Perabotan|mebel]].<ref name="digusur"/> Karier politiknya dimulai dengan menjadi [[Daftar Wali Kota Surakarta|Wali Kota Surakarta]] pada 2005.<ref name="pilkadasolo1"/> Namanya mulai dikenal setelah dianggap berhasil mengubah wajah Surakarta menjadi [[Pariwisata|kota pariwisata]], kota [[budaya]], dan [[Batik|kota batik]] yang populer.<ref name="princeton"/> Pada 20 September 2012, Jokowi berhasil memenangi Pilkada Jakarta 2012. Kemenangannya dianggap mencerminkan dukungan populer untuk seorang pemimpin yang "muda" dan "bersih", meskipun umurnya sudah lebih dari 50 tahun.<ref>{{cite news|first=Sudirman|last=Nasir|title=The thirst for positive 'deviant' leaders|date=18 Juli 2012|work=[[The Jakarta Post]]}}</ref>
|