Abdullah bin Ubay: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 1:
'''Abdullah bin Ubay bin Salul''' ({{lang-ar|عبد الله بن أبي بن سلول}}) dikenal juga dengan nama '''Ibnu Salul''' (???-631) adalah pemimpin dari [[Bani Khazraj]] yang juga merupakan pemimpin di kota [[Madinah]]. Setelah kedatangan [[Muhammad]] ke Madinah, ia kemudian memeluk agama [[Islam]], tetapi ia juga dikenal sebagai seorang [[munafik]].<ref name="EoI-AiU">William Montgomery Watt, "`Abd Allah b. Ubayy", ''[[Encyclopaedia of Islam]]''</ref> Putranya adalah Abdullah bin Abdullah bin Ubay bin Salul merupakan salah seorang [[Sahabat Nabi]] dan salah seorang dari beberapa [[sekretaris]] Muhammad dalam penulisan wahyu.
==Fitnah Aisyah==▼
Saat Aisyah difitnah dengan isu perselingkuhan, Abdullah bin Ubay salah satu yang terlibat secara aktif menyebarkan. Saat nama baik Aisyah telah dibersihkan di dalam Alquran, pemimpin Suku Aws menuntut supaya mereka yang menyebarkan isu ini dihukum, namun ditentang oleh Suku Khazraj. Tiga orang kemudian dihukum cambuk sebanyak 80 kali, namun Abdullah bin Ubay tidak dikenai hukuman ini. Ia juga tidak mau mengakui kesalahannya sudah ikut berperan merusak nama istri nabi. ▼
==Asal usul==
Baris 7 ⟶ 6:
Ia adalah anak dari Ubayy bin Salul dan Uzza binti Ka'ab, dari Bani Khazraj. Ia adalah salah satu pemimpin Suku Khazraj, yang berkonflik dengan suku lainnya, Bani Aws. Saat Perang Fidjar, ia memimpin Suku Khazraj pada hari pertama namun tidak muncul pada hari berikutnya. Ia juga tidak ikut dalam Perang Bu'ath, karena tidak menyetujui eksekusi orang-orang Yahudi. Ini diperkirakan karena merasa berhutang budi karena pernah diselamatkan salah satu sekutu dari orang-orang Yahudi Bani Qaynuqa, yang membuatnya berujar,"400 tentara bersenjata lengkap, dan 400 tidak bersenjata, merekalah yang menyelamatkanku di Hadaick dan Boath dari setiap musuh yang datang."
Abdullah bin Ubay kemudian berhasil menyatukan berbagai perpecahan yang terjadi dan melakukan rekonsoliasi, sehingga kepemimpinannya kemudian diakui. Walaupun bagi sekelompok orang ia dianggap "raja" dari Madinah, namun pengaruhnya tersaingi dengan kedatangan Muhammad, yang sudah lebih dulu terkenal karena dakwahnya di Mekkah. Inilah yang kemudian menimbulkan rasa iri di dalam dirinya, yang ia tutupi dengan menampilkan sosok penengah dan cinta damai. Namun bagaimanapun sosoknya tetap dihormati banyak orang
==Pengkhianatan pada Perang Uhud==
Ia sebenarnya mendukung pihak Muhammad dalam Perang Uhud, namun lebih setuju jika pasukan muslim berfokus mempertahankan kota dari dalam. Namun saran pejuang muda muslim lebih dipilih nabi, agar menggunakan taktik yang lebih agresif. Mengetahui hal ini, Abdulla bin Ubay menunjukkan kemarahannya.
Ia kemudian membelot dengan 300 pasukannya saat Perang Uhud dimulai, dengan kembali ke Madinah. Muhammad kemudian memintanya mengawal orang-orang Yahudi agar masuk ke kota, namun dengan memanggil mereka, "Para Penyembah Berhala." Tindakannya ini menjadi salah satu penyebab kekalahan Pasukan Muslim, namun sekaligus membuat pasukan Makkah berpikir ulang untuk menyerang langsung Madinah untuk menangkap Muhammad, karena akan menyebabkan perlawanan Madinah bertambah kuat.
▲==Fitnah Aisyah==
▲Saat Aisyah difitnah dengan isu perselingkuhan, Abdullah bin Ubay salah satu yang terlibat secara aktif menyebarkan. Saat nama baik Aisyah telah dibersihkan di dalam Alquran, pemimpin Suku Aws menuntut supaya mereka yang menyebarkan isu ini dihukum, namun ditentang oleh Suku Khazraj. Tiga orang kemudian dihukum cambuk sebanyak 80 kali, namun Abdullah bin Ubay tidak dikenai hukuman ini. Ia juga tidak mau mengakui kesalahannya sudah ikut berperan merusak nama istri nabi.
==Akhir hidup==
Setelah tahun 627, Abdullah bin Ubay tidak lagi secara terang-terangan berusaha melawan pengaruh Muhammad. Ia ikut terlibat dalam Pertempuran Hudaibiyah.
|