Megawati Soekarnoputri: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Jonoo27 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Jonoo27 (bicara | kontrib)
Baris 86:
Ketika kongres berkumpul, pemerintah terhenti dan menunda upaya untuk mengadakan pemilihan.<ref name="autogenerated1"/> Kongres menghadapi tenggat waktu ketika izin mereka untuk berkumpul akan habis. Saat jam-jam berlalu hingga akhir kongres, pasukan mulai berkumpul. Dengan waktu tinggal dua jam lagi, Megawati mengadakan konferensi pers, menyatakan bahwa karena dia menikmati dukungan mayoritas anggota PDI, dia sekarang menjadi ketua ''[[de facto]]''.<ref name="autogenerated1"/> Meskipun relatif kurang pengalaman politik, dia populer sebagian karena statusnya sebagai putri Soekarno dan karena dia dipandang bebas dari korupsi dengan kualitas pribadi yang mengagumkan. Di bawah kepemimpinannya, PDI memperoleh banyak pengikut di kalangan kaum miskin perkotaan dan kelas menengah perkotaan dan pedesaan.<ref>{{cite book|last=Ricklefs|first=M.C.|author-link=M. C. Ricklefs|title=A History of Modern Indonesia Since c.1300|publisher=MacMillan|location=London|edition=4th|year=2008|orig-year=1981|isbn = 978-0-230-54685-1|page=517}}</ref>
 
=== Perpecahan partai dan Insiden 27 Juli 1996 ===
Pemerintah marah karena gagal mencegah kebangkitan Megawati. Mereka tidak pernah mengakui Megawati meskipun pengangkatannya sendiri disahkan pada tahun 1994. Pada tahun 1996, pemerintah mengadakan kongres nasional khusus di [[Kota Medan|Medan]] yang memilih kembali Soerjadi sebagai ketua. Megawati dan kubunya menolak untuk mengakui hasil dan PDI dibagi menjadi kubu ''pro-Megawati'' dan ''anti-Megawati''.<ref>{{cite book|last=Eklöf|first=Stefan|title=Power and Political Culture in Suharto's Indonesia: The Indonesian Democratic Party (PDI) and Decline of the New Order (1986–98)|publisher=NIAS Press|location=Denmark|year=2003|isbn=87-91114-50-0|page=271}}</ref>
 
==== Peristiwa 27 Juli 1996 ====
Soerjadi mulai mengancam akan merebut kembali Markas Besar PDI di Jakarta. Ancaman ini dilakukan pada pagi hari [[Peristiwa 27 Juli 1996|27 Juli 1996]].<ref>{{cite web|last=B.|first=Edy|title=Kronologi Peristiwa 27 Juli 1996|publisher=Tempo|date=10 August 1996|url=http://www.tempointeraktif.com/ang/min/01/23/utama1.htm|access-date=31 October 2006|archive-url=https://web.archive.org/web/20070927200959/http://www.tempointeraktif.com/ang/min/01/23/utama1.htm <!-- Bot retrieved archive --> |archive-date=27 September 2007}}</ref> Pendukung Soerjadi (dilaporkan dengan dukungan Pemerintah) menyerang Markas Besar PDI dan menghadapi perlawanan dari pendukung Megawati yang ditempatkan di sana. Dalam pertarungan berikutnya, pendukung Megawati bertahan di markas. Kerusuhan terjadi, diikuti oleh tindakan keras pemerintah. Pemerintah kemudian menyalahkan kerusuhan itu pada [[Partai Rakyat Demokratik]] (PRD), dan tetap mengakui fraksi Soerjadi sebagai partai resmi.<ref>{{cite book|last=Ricklefs|first=M.C.|author-link=M. C. Ricklefs|title=A History of Modern Indonesia Since c.1300|publisher=MacMillan|location=London|edition=4th|year=2008|orig-year=1981|isbn=978-0-230-54685-1|page=519}}</ref>