Lampung: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membatalkan 1 suntingan by Nyak sayan (bicara) (TW)
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
k Perubahan atas Aksara yang belum termasuk dalam Unicode
Baris 1:
{{pp-protected|reason=Penambahan isi halaman tanpa sumber|small=yes}}
{{Kegunaan lain|Lampung (disambiguasi)}}
{{Teks Lampung}}
{{Kotakinfo provinsi
| nama = Lampung
| translit_lang1 = bahasa daerah
| translit_lang1_type = [[SuratAksara LampungJawa|LampungJawa]]
| translit_lang1_info = {{script/Lampung|𞜏𞜌𞜟𞜊𞜔𞜘}}
| translit_lang1_type1 = [[AksaraSurat JawaLampung|JawaLampung]]
| translit_lang1_info1 = {{script/Java[[Berkas:Lampung-hadlampung.png|ꦭꦩ꧀ꦥꦸꦁ}}70px]]
| ibukota = [[Kota Bandar Lampung]]
| kota besar = [[Kota Metro]]
Baris 98 ⟶ 97:
 
Pada tanggal 29 Agustus 1682 iring-iringan armada VOC dan Banten membuang sauh di Tanjung Tiram. Armada ini dipimpin oleh Vander Schuur dengan membawa surat mandat dari [[Abu an-Nasr dari Banten|Sultan Abu Nashar Abdul Qahar]] yang mewakili Sultan Banten. Ekspedisi Vander Schuur yang pertama ini tidak berhasil dan ia tidak mendapatkan lada yang dicarinya. Perdagangan langsung antara VOC dengan Lampung mengalami kegagalan disebabkan karena tidak semua penguasa di Lampung langsung tunduk begitu saja kepada kekuasaan [[Abu an-Nasr dari Banten|Sultan Abu Nashar Abdul Qahar]] yang bersekutu dengan kompeni, sebagian mereka masih tidak mengakui Sultan Ageng Tirtayasa sebagai Sultan Kerajaan Banten dan menganggap kompeni tetap sebagai musuh.<ref>{{Cite news|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/01/170622379/raja-raja-kerajaan-banten?page=all|title=Raja-Raja Kerajaan Banten|work=[[Kompas.com]]|date=1 Mei 2021|accessdate=16 Oktober 2021|editor-last=Nailufar|editor-first=Nibras Nada|last=Ningsih|first=Widya Lestari|archive-date=2021-07-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20210709185342/https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/01/170622379/raja-raja-kerajaan-banten?page=all|dead-url=no}}</ref> Sementara itu timbul keraguan dari VOC mengenai status penguasaan Lampung di bawah Kekuasaan Kesultanan Banten, yang kemudian baru diketahui bahwa penguasaan Banten atas Lampung tidaklah mutlak.
[[Berkas:Coat of Arms of Lampung (1920s).svg|kiri|jmpl|298x298px|Logo Distrik Keresidenan Bandar Lampung ('''''Oosthaven''''') saat era penjajahan Belanda]]
 
Penempatan wakil-wakil Sultan Banten di Lampung yang disebut "[[Jenangan, Ponorogo|jenangan]]" atau kadang-kadang disebut [[gubernur]] hanyalah dalam mengurus kepentingan perdagangan hasil bumi (lada). Sedangkan para penguasa hasil bumi Lampung asli yang terpencar pada tiap-tiap desa atau kota yang disebut "adipati" secara hierarki tidak berada di bawah koordinasi penguasaan [[Jenangan, Ponorogo|jenangan]]/gubernur. Disimpulkan penguasaan Sultan Banten atas Lampung hanya dalam hal garis pantai Banten saja dalam rangka menguasai monopoli arus keluarnya hasil bumi terutama lada. Dengan demikian jelas hubungan Banten-Lampung adalah dalam hubungan saling membutuhkan satu dengan lainnya.