Republik Maluku Selatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Elijah Mahoebessy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Elijah Mahoebessy (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 203:
 
=== Perkembangan politik di Indonesia ===
Penduduk Maluku Selatan mayoritas beragama Kristen, tidak seperti wilayah-wilayah lain di Indonesia yang didominasi Muslim. Republik Maluku Selatan juga didukung oleh Muslim Maluku pada masa-masa awalnya. Saat ini, meski mayoritas penganut Kristen di Maluku tidak mendukung separatisme,<ref>{{Cite journal|last=Fretes|first=De|last2=Johan|first2=Christian Herman|date=2014-11|title=Kemunculan Isu RMS dan Pengaruhnya Dalam Konflik Ambon 1999|url=https://repository.uksw.edu//handle/123456789/7021|language=id}}</ref> ingatan akan RMS dan tujuan-tujuan separatisnya masih bergaung di Indonesia. Umat Kristen Maluku, saat [[kekerasanKonflik sektesektarian Maluku|kekerasan sektesektarian 1999-20021999–2002]] di Maluku, dituduh memperjuangkan kemerdekaan oleh umat Islam Maluku. Tuduhan ini berhasil membakar semangat umat Islam untuk melawan dengan mendirikan [[Laskar Jihad]]. Situasi tersebut tidak diperparah oleh fakta bahwa umat Kristen Maluku di luar negeri memang memperjuangkan berdirinya RMS.
 
Di Maluku, [[Piagam Malino II]] ditandatangani untuk mengakhiri konflik dan menciptakan perdamaian di Maluku. Penduduk Maluku mengaku "menolak dan menentang segala jenis gerakan separatis, termasuk Republik Maluku Selatan (RMS), yang mengancam kesatuan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia". Akan tetapi, saat presiden Indonesia berkunjung ke Ambon pada musim panas 2007, sejumlah simpatisan RMS melancarkan provokasi dengan menari Cakalele dan mengibarkan bendera RMS.<ref>[http://cgi.omroep.nl/cgi-bin/streams?/id/NCRV/serie/EO_1533/EO_101143528/bb.20071106.asf Dutch television report]</ref>
 
Sejak 1999, sebuah organisasi baru bernama [[Front Kedaulatan Maluku]] (FKM) beroperasi di [[Pulau Ambon|Ambon]], mengumpulkan senjata, dan mengibarkan bendera RMS di tempat-tempat umum. Pemimpin FKM, Alex Manuputty, mengungsi ke Amerika Serikat dan terus memperjuangkan kemerdekaan.<ref>[http://cgi.omroep.nl/cgi-bin/streams?/id/NCRV/serie/EO_1533/EO_101143528/bb.20071106.asf Live video footage interview with Alex Manuputty in exile, in the USA.]</ref>
 
Pada tanggal 9 Mei 2024, seorang remaja bernama [[Khoider Ali Ringirfuryaan]] alias "Dede" yang berusia 15 tahun ditahan oleh [[Kepolisian Daerah Maluku]] karena membawa bendera ''Benang Raja'' [[Republik Maluku Selatan]] saat acara ''nonton bareng'' (''nobar'') pertandingan play-off [[Olimpiade Paris 2024]] antara [[Tim nasional sepak bola Indonesia U-23|Indonesia U-23]] melawan [[Tim nasional sepak bola Guinea U-23|Guinea U-23]] di Lapangan Merdeka, [[Kota Ambon]]. Hal ini memicu kontroversi di Indonesia, khususnya di [[Maluku]] dan komunitas [[Orang Maluku di Belanda|Maluku di Belanda]].<ref>{{cite web|url=https://referensimaluku.id/2024/05/10/ini-kronologis-pelajar-smp-bawa-bendera-rms-untuk-semaraki-nobar-di-ambon/|title=Ini Kronologis Pelajar SMP Bawa Bendera RMS untuk Semaraki Nobar di Ambon|website=referensimaluku.id|publisher=Referensi Maluku|language=id|access-date=3 Juli 2024|date=10 Mei 2024}}</ref><ref>{{cite web|url=https://sakamesemaluku.com/jonge-rms-activist-in-ambon-geslagen-en-opgepakt-na-vertoon-rms-vlag-tijdens-voetbalwedstrijd/|title=Jonge RMS-activist in Ambon geslagen en opgepakt na vertoon RMS-vlag tijdens voetbalwedstrijd|website=sakamesemaluku.com|publisher=Saka Mese Maluku|language=nl|access-date=3 Juli 2024|date=10 Mei 2024}}</ref> Pemerintah Republik Maluku Selatan melalui akun [[Instagram]] resminya menyatakan keprihatinannya atas penangkapan seorang remaja berusia 15 tahun dan mengutuk [[Pemerintah Republik Indonesia]].<ref>{{cite Instagram|postid=https://www.instagram.com/p/C6yNJkasg-q/?igsh=MzRlODBiNWFlZA==|title=On 9 May 2024, Moluccan youngster Khoider Ali Ringirfuryaan alias Dede was arrested by the occupational Indonesian policeforce, only for holding the national South-Moluccan flag. This is a disgrace, Indonesia. Having a flag is not a crime. Dede needs to be released and returned to his family immediately!|user=pemerintahrms|language=en|access-date=3 Juli 2024|date=10 Mei 2024}}</ref>
 
== Lihat pula ==