Angkatan Laut Kerajaan Brunei: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gung Sunu (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Gung Sunu (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
Baris 63:
 
=== Perselisihan korvet F2000 ===
Angkatan Laut Kerajaan Brunei bertujuan untuk menjalani modernisasi skala besar, dengan peningkatan [[Pangkalan Angkatan Laut Muara]], dan pembelian tiga [[korvet]] buatan [[Inggris Raya|Inggris]] dari [[BAE Systems Maritime – Naval Ships|BAE Systems Naval Ships]], [[Skotlandia]]. Kapal-kapal tersebut dipersenjatai dengan [[rudal anti-kapal]] [[Exocet|MBDA Exocet Block II]] dan [[Rudal darat ke udara|rudal permukaan-ke-udara]] [[Sea Wolf (peluru kendali)|MBDA Seawolf]]. Kontrak tersebut diberikan kepada [[GEC-Marconi]] pada tahun 1995: [[Korvet kelas Bung Tomo|OPV kelas Nakhoda Ragam]] diluncurkan pada Januari 2001, Juni 2001, dan Juni 2002, di galangan [[BAE Systems Marine]] di [[Scotstoun]]. Kapal ini telah selesai tetapi tidak dikirimkan dari Kapal Angkatan Laut BAE Systems di Scotstoun karena adanya klaim dari Angkatan Laut Kerajaan Brunei bahwa kapal tersebut gagal memenuhi spesifikasi yang disyaratkan;<ref>{{Cite news|date=26 April 2005|title=Brunei and BAE Systems dispute ship acceptance|url=http://www.janes.com/defence/naval_forces/news/jni/jni050426_2_n.shtml|publisher=Jane's|access-date=19 April 2007|website=Janes.com}}</ref> meskipun pendapat di galangan kapal adalah bahwa mereka terlalu rumit untuk dioperasikan oleh angkatan laut kecil. Perselisihan kontrak menjadi subjek [[Arbitrasi|arbitrase]].<ref>{{Cite news|date=8 September 2006|title=BAE Systems, Brunei OPV dispute nears resolution|url=http://www.janes.com/defence/naval_forces/news/jni/jni060908_1_n.shtml|publisher=Jane's|access-date=19 April 2007|website=Janes.com}}</ref> Ketika perselisihan diselesaikan demi kepentingan BAE Systems, kapal-kapal tersebut diserahkan kepada [[Royal Brunei Technical Services]] (RBTS) pada bulan Juni 2007.<ref name="ShipsMonthly">{{Cite news|url=http://www.shipsmonthly.com/auto/newsdesk/20070710103927ships.html|title=Shipyard deadlock ends|website=ShipsMonthly.com|publisher=[[Ships Monthly]], IPC Media Ltd.|date=10 August 2007|access-date=26 December 2007|url-status=dead|archive-url=https://web.archive.org/web/20071221210705/http://www.shipsmonthly.com/auto/newsdesk/20070710103927ships.html|archive-date=21 December 2007}}</ref>
 
Pada tahun 2007, Brunei mengontrak galangan kapal [[Lürssen]] Jerman untuk mencari pelanggan baru untuk ketiga kapal tersebut, meskipun pada tahun 2011 kapal-kapal tersebut tetap tidak terjual dan disimpan di [[Pelabuhan Barrow|Barrow-in-Furness]].<ref>{{Cite web|title=How Lurssen wooed Brunei|url=http://www.ocnus.net/artman2/publish/Business_1/How_Lurssen_Wooed_Brunei.shtml|website=Ocnus.net}}</ref> Kapal-kapal ini akhirnya dibeli pada tahun 2013 oleh [[TNI Angkatan Laut]] seharga [[Pound sterling|£]]380 juta, atau setengah dari harga satuan aslinya, dan berganti nama menjadi [[korvet kelas Bung Tomo]].<ref>{{Cite news|last=Santosa|first=Novan Iman|date=23 October 2020|title=Used 'alutsista': Warships that safeguard Indonesian waters|url=https://www.thejakartapost.com/news/2020/10/23/used-alutsista-warships-that-safeguard-indonesian-waters.html|publisher=[[The Jakarta Post]]|access-date=13 February 2022|website=TheJakartaPost.com}}</ref>