Noretisteron: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 135:
 
====Aktifitas lain====
Norethisterone adalah penghambat CYP2C9 dan CYP3A4 yang sangat lemah (masing-masing IC50IC<sub>50</sub> = 46 μM dan 51 μM), tetapi tindakan ini memerlukan konsentrasi norethisterone yang sangat tinggi yang jauh di atas tingkat sirkulasi terapeutik (yang berada dalam kisaran nanomolar) dan karenanya mungkin merupakan penghambat yang sangat lemah. tidak relevan secara klinis.[3]<ref name="pmid16112947" />
 
Norethisterone dan beberapa metabolit tereduksi 5α-nya diketahui menghasilkan efek vasodilatasi pada hewan yang tidak bergantung pada reseptor steroid seks dan karenanya tampaknya memiliki mekanisme non-genomik.[61]<ref name="pmid12954372">{{cite journal | vauthors = Perusquía M, Villalón CM, Navarrete E, García GA, Pérez-Palacios G, Lemus AE | title = Vasodilating effect of norethisterone and its 5 alpha metabolites: a novel nongenomic action | journal = European Journal of Pharmacology | volume = 475 | issue = 1–3 | pages = 161–9 | date = August 2003 | pmid = 12954372 | doi = 10.1016/s0014-2999(03)02106-x }}</ref>
 
Norethisterone merangsang proliferasi sel kanker payudara MCF-7 secara in vitro, suatu tindakan yang tidak bergantung pada PR klasik dan sebaliknya dimediasi melalui komponen membran reseptor progesteron-1 (PGRMC1).<ref name="pmid23758160">{{cite journal | vauthors = Neubauer H, Ma Q, Zhou J, Yu Q, Ruan X, Seeger H, Fehm T, Mueck AO | display-authors = 6 | title = Possible role of PGRMC1 in breast cancer development | journal = Climacteric | volume = 16 | issue = 5 | pages = 509–13 | date = October 2013 | pmid = 23758160 | doi = 10.3109/13697137.2013.800038 | s2cid = 29808177 }}</ref> Progestin tertentu lainnya bertindak serupa dalam pengujian ini, sedangkan progesteron bertindak netral.[62]<ref name="pmid23758160" /> Tidak jelas apakah temuan ini dapat menjelaskan perbedaan risiko kanker payudara yang diamati dengan progesteron dan progestin dalam studi klinis.[63]<ref name="pmid31512725">{{cite journal | vauthors = Trabert B, Sherman ME, Kannan N, Stanczyk FZ | title = Progesterone and Breast Cancer | journal = Endocrine Reviews | volume = 41 | issue = 2 | pages = 320–344 | date = April 2020 | pmid = 31512725 | pmc = 7156851 | doi = 10.1210/endrev/bnz001 | doi-access = free }}</ref>
 
====Efek antigonadotropik====
Efek antigonadotropik sunting Karena aktivitas progestogeniknya, norethisterone menekan sumbu hipotalamus-hipofisis-gonad (sumbu HPG) dan karenanya memiliki efek antigonadotropik.[3][49] Aktivitas estrogenik norethisterone pada dosis tinggi juga diharapkan berkontribusi terhadap efek antigonadotropiknya.[64] Karena efek antigonadotropiknya, norethisterone menekan produksi hormon seks gonad, menghambat ovulasi pada wanita, dan menekan spermatogenesis pada pria.[3][49][65]
 
Dosis norethisterone oral dan NETA oral yang menghambat ovulasi adalah sekitar 0,5 mg/hari pada wanita. Namun, ada beberapa data yang bertentangan, yang menunjukkan bahwa dosis yang lebih tinggi mungkin diperlukan untuk menghambat ovulasi sepenuhnya.[68] Suntikan NETE 200 mg intramuskular telah terbukti mencegah ovulasi dan menekan kadar estradiol, progesteron, hormon luteinizing (LH), dan hormon perangsang folikel (FSH) pada wanita.