Kemerajaan dan kerajaan Allah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
Istilah "Kerajaan Allah" maupun "[[Kerajaan Sorga|Kerajaan Surga]]", padanannya di dalam [[Injil Matius]], merupakan salah satu unsur utama ajaran [[Yesus]] di dalam [[Perjanjian Baru]]. [[Injil Markus]] mengindikasikan bahwa injil adalah kabar baik tentang Kerajaan Allah. Istilah tersebut tidak dapat dipisahkan dari [[Kristus Raja|kemerajaan Kristus]] atas segala makhluk. Kerajaan "surga" muncul di dalam Injil Matius terutama lantaran keengganan orang Yahudi untuk melisankan "nama" (Allah). Yesus tidak mengajarkan perihal Kerajaan Allah per se sebanyak mengajarkan perihal ''kedatangan kembali'' kerajaan tersebut. Gagasan tentang kedatangan kembali kerajaan Allah (seperti pada zaman Musa) sudah menjadi gagasan bernada menghasut di "Kanaan", kawasan [[Syam|Israel-Palestina-Libanon]] sekarang ini, 60 tahun sebelum Yesus lahir, dan masih terus menggelorakan semangat sampai hampir seratus tahun lamanya sesudah Yesus wafat.<ref name=France101>''The Gospel of Matthew'' oleh R.T. France (21 Agustus 2007) {{ISBN|080282501X}} hlmn. 101–103</ref> Dengan mengacu kepada ajaran [[Perjanjian Lama]], penyifatan [[Allah (Kristen)|hubungan Allah dengan manusia]] di dalam ajaran agama Kristen pada hakikatnya melibatkan gagasan "Kemerajaan Allah".<ref name=Mercer490/><ref name=Image478/>
 
[[Al-Qur'an]] tidak memuat istilah "kerajaan Allah", tetapi memuat [[ayat Kursi]] yang mengatakan bahwa singgasana [[Allah]] meliputi langit dan bumi. Al-Qur'an menyebutkan pula bahwa Nabi [[Ibrahim]] diperlihatkan "kerajaan langit" dan bumi.<ref name=Prophet27/> Pustaka-pustaka agama [[Baháʼí|agama Baha'i]] juga memakai istilah "kerajaan Allah".<ref name=BGems/>
 
== Alkitab Ibrani ==