Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Berkas:Kiirap Pisungsung Jaladri.jpg|jmpl|280x280px|Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri.]]
'''Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri''' adalah tradisi yang dilaksanakan setiap tahun oleh masyarakat Pedukuhan Mancingan, [[Parangtritis, Kretek, Bantul|Kalurahan Parangtritis, Kapanéwon Kretek, Kabupaten Bantul]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta]]. Upacara ini dilakukan dalam rangka mewujdukan masyarakat yang harmonis, sejahtera, dan berkeadilan.<ref>{{Cite web|title=Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri, Upacara Adat Warisan Budaya Nasional|url=https://bantulkab.go.id/berita/detail/5231/bekti-pertiwi-pisungsung-jaladri--upacara-adat-warisan-budaya-nasional.html|website=Pemerintah Kabupaten Bantul|access-date=23 Juni 2024}}</ref>
 
== Asal-usul ==
Tradisi ini berlangsung turun-temurun secara sederhana sejak tahun 1989 di kawasan [[Pantai Parangtritis]]. Namun, penyelenggaraannya semakin semarak seiring berjalannya waktu. Ritual ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.<ref>{{Cite web|title=Upacara Adat Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri Parangtritis|url=https://parangtritis.bantulkab.go.id/first/artikel/581-Upacara-Adat-Bhekti-Pertiwi-Pisungsung-Jaladri-Parangtritis-|website=Pemerintah Kalurahan Parangtritis, Kapanéwon Kretek, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta|access-date=23 Juni 2024}}</ref>
 
Menurut bahasa setempat, “Bekti” berarti berbakti, sedangkan “Pertiwi” adalah Bumi. ''Pisungsung'' bisa diartikan sebagai persembahan, dan “Jaladri” adalah samudera atau laut. Maka Pisungsung Jaladri adalah tradisi berbakti kepada ibu pertiwi. Sementara itu, [[Abdul Halim Muslih]] (Bupati Bantul ke-31), menyebutkan jika leluhur telah mewariskan kepada generasi saat ini tentang nilai-nilai kehidupan dalam upacara adat ini, yaitu, ''greget'', ''nyawiji'', ''sengguh ora mingkuh'', ''mangasah mingising budi'', ''memasuh malaning bumi'', dan ''hamemayu hayuning bawana''.<ref>{{Cite web|title=Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri, Upacara Adat Warisan Budaya Nasional|url=https://bantulkab.go.id/berita/detail/5231/bekti-pertiwi-pisungsung-jaladri--upacara-adat-warisan-budaya-nasional.html|website=Pemerintah Kabupaten Bantul|access-date=23 Juni 2024}}</ref>
 
Ketika upacara digelar, warga Mancingan sepakat untuk tidak membuka toko, kios, dan warung. Begitu pula dengan para petani dan nelayan, mereka kompak meliburkan diri agar bisa fokus mengikuti jalannya upacara persembahan.
 
== Lihat pula ==