Psikologi Pemerolehan Bahasa Kedua: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bellararadwi (bicara | kontrib)
menambahkan kalimat dan paragraf baru
Bellararadwi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor
Baris 8:
# Bagaimana beberapa struktur bahasa diatur dalam hubungannya satu sama lain di otak? Apakah kedua bahasa tersebut disimpan di area yang sama? Demikian pula, terdapat banyak variasi di antara para penutur. Setidaknya bagi beberapa orang polilingual, L1 dan L2 tampaknya disimpan di area otak yang berbeda, namun keduanya terutama terletak di area (mungkin tumpang tindih) di belahan otak kiri. Namun, belahan kanan mungkin lebih terlibat dalam L2 dibandingkan L1.
# Seberapa independenkah bahasa-bahasa dari penutur multibahasa? Perbedaan antara bilingualisme majemuk dan bilingualisme koordinat telah digunakan untuk mengkonseptualisasikan organisasi bahasa bilingual. Bilingual majemuk adalah mereka yang memperoleh bahasa di lingkungan bersama dan oleh karena itu dianggap mempertahankan informasi linguistik yang saling bergantung. Bilingual koordinat adalah orang yang memperoleh bahasa dalam konteks berbeda dan oleh karena itu dianggap mampu menyimpan informasi linguistik secara mandiri.<ref>{{Cite journal|last=Gekoski|first=William L.|date=1980-09-01|title=Language acquisition context and language organization in bilinguals|url=https://doi.org/10.1007/BF01067324|journal=Journal of Psycholinguistic Research|language=en|volume=9|issue=5|pages=429–449|doi=10.1007/BF01067324|issn=1573-6555}}</ref> Salah satu alasan perbedaan hubungan antara kedua konteks ini adalah karena konteks pembelajaran bahasa juga berbeda. Bilingualisme koordinat jarang terjadi pada individu, Mereka telah mempelajari dua bahasa atau lebih dalam konteks yang berbeda dan tidak mampu (bahkan dengan upaya sadar) untuk menerjemahkan di antara keduanya. bilingualisme majemuk yang lebih umum, yang dianggap oleh banyak orang sebagai ciri bilingualisme simultan pada anak usia dini (sebelum usia tiga tahun), dan Bilingualisme bawahan, dianggap sebagai hasil pembelajaran L2 melalui media L1 (seperti pendekatan tata bahasa-terjemahan bahasa asing pengajaran).
 
== Proses pembelajaran ==
Psikologi memberi kita dua kerangka kerja utama untuk fokus pada proses pembelajaran: Pemrosesan Informasi (IP) dan Koneksionisme. IP memiliki pengaruh lebih besar pada studi SLA daripada perspektif psikologis lainnya, mengikuti pendekatan yang dikembangkan oleh John Anderson (1976,1983). Itu membuat klaim bahwa belajar bahasa pada dasarnya seperti mempelajari domain pengetahuan lain: bahwa apakah orang belajar matematika, atau belajar mengendarai mobil, atau belajar bahasa Jepang, mereka tidak terlibat dalam jenis aktivitas mental yang pada dasarnya berbeda.<ref>{{Cite book|last=Anderson|first=John R.|date=2013-05-13|url=http://dx.doi.org/10.4324/9780203780954|title=Language, Memory, and Thought|publisher=Psychology Press|isbn=978-1-134-91882-9}}</ref>
 
== Perbedaan dalam diri pembelajaran ==
Perbedaan individual di antara pelajar dalam psikologi pemerolehan bahasa kedua (Second Language Acquisition, SLA) mencakup berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, bakat, motivasi, gaya kognitif, kepribadian, dan strategi belajar.
 
* Usia
 
Gagasan bahwa anak-anak lebih sukses dalam mempelajari bahasa kedua dibandingkan orang dewasa masih kontroversial, dan penelitian menunjukkan hasil yang beragam. Berbagai penelitian mendefinisikan kesuksesan secara berbeda, baik dalam hal kecepatan pembelajaran awal (orang dewasa mungkin lebih baik) atau pencapaian akhir (anak-anak mungkin lebih baik). Hipotesis periode kritis menunjukkan bahwa anak-anak lebih baik dalam belajar bahasa karena plastisitas otak, meskipun beberapa orang percaya bahwa periode tertentu mempengaruhi aspek bahasa yang berbeda, seperti fonologi dan sintaksis. Meskipun pembelajar yang lebih muda sering kali mencapai tingkat kemahiran bahasa kedua yang lebih tinggi, orang dewasa dan remaja cenderung belajar lebih cepat pada awalnya, sehingga mendapatkan manfaat dari memori yang lebih besar, keterampilan analitis, dan pengetahuan praktis. Siswa yang lebih muda berkembang dalam lingkungan informal karena hambatan yang lebih rendah dan masukan yang lebih sederhana, sementara siswa yang lebih tua berkembang dalam lingkungan pengajaran formal.
 
* Jenis kelamin
 
Penelitian tentang hubungan antara gender pelajar dan SLA berfokus pada gaya kognitif, strategi pembelajaran, dan faktor sosial yang mempengaruhi pemerolehan bahasa. Keyakinan bahwa perempuan lebih baik dalam pembelajaran bahasa kedua dibandingkan laki-laki mungkin merupakan keyakinan sosial yang dipengaruhi oleh faktor budaya dan psikososial. Meskipun beberapa penelitian menunjukkan perbedaan gender dalam pemerolehan dan pemrosesan bahasa, buktinya beragam. Wanita mungkin lebih baik dalam kefasihan verbal dan memiliki organisasi otak yang kurang asimetris dalam berbicara. Wanita juga mungkin lebih baik dalam mengingat bentuk kompleks, sedangkan pria lebih baik dalam menghitung aturan komposisi. Variabel hormonal juga berperan, dengan tingkat androgen yang lebih tinggi berhubungan dengan keterampilan otomatis yang lebih baik, dan tingkat estrogen yang tinggi berhubungan dengan keterampilan semantik yang lebih baik. Keterampilan sendi dan motorik wanita dikaitkan dengan kadar estrogen yang lebih tinggi selama siklus menstruasi.
 
== Referensi ==