SMA Negeri 3 Yogyakarta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membatalkan 1 suntingan by 202.67.46.39 (bicara): Rv LTA (TW)
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 41:
=== Era AMS (''Algemeene Middelbare School'') B ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Portret van de leerlingen van de Algemene Middelbare School afdeling B te Yogyakarta ter gelegenheid van het vertrek van G.A.J. Hazeu terug naar Nederland 1920 TMnr 60025982.jpg|jmpl|Foto siswa-siswa AMS afdeling B Yogyakarta pada tahun 1920]]
SMA Negeri 3 Yogyakarta sudah berdiri sejak [[zaman]] [[penjajahan]] [[Belanda]]. Bahkan, sekolah ini telah ada sejak tahun 1918, karena sebuah dokumen menunjukkan bahwa pada tanggal 30 Februari [[1938]], sekolah ini merayakan ulang tahunnya yang ke-20. Sampai dengan pecahnya [[Perang Dunia II]] (Desember 1941), sekolah ini dikenal dengan nama AMS ([[Algemeene Middelbare School]]) ''afdeeling'' B. Saat itu, sekolah ini hanya diisi oleh mereka dari golongan [[elite]] [[pribumi]].<ref>Buku Profil SMA Negeri 3 Yogyakarta "Padmanaba" Yogyakarta, Tahun Ajaran 2009-2010, halaman 14-17, diterbitkan oleh Bagian Humas SMA Negeri 3 Yogyakarta</ref> Pada awalnya, sekolah ini didirikan sebagai salah satu fasilitator awal pendirian ''[[Technische Hoogeschool te Bandoeng]]'' atau Institut Teknologi Bandung mengingat pendirian AMS afd B adalah sebagai fasilitator awal dari pendirian THB.
 
AMS afd. B berganti nama menjadi SMT ([[Sekolah menengah atas|Sekolah Menengah Tinggi]]) bagian A dan bagian B pada masa pendudukan Jepang, tahun [[1942]]. Hingga akhirnya, tanggal 19 September 1942, didukung oleh Kepala Sekolah saat itu (Alm. [[Katamsi Martorahardjo|RJ. Katamsi]]) berdiri organisasi pelajar sekolah ini yang diberi nama PADMANABA. Padma dalam [[bahasa Sanskerta]] berarti [[teratai]] merah atau dalam [[Bahasa Latin]] adalah ''[[Seroja|Nelumbium speciosum]]''. Pada masa itu, sekolah ini juga biasa dikenal dengan nama SMT Kotabaru. Hingga sekarang, tanggal 19 September selalu diperingati sebagai Hari Lahir Padmanaba dengan serangkaian acara yang diselenggarakan oleh para peserta didik aktif, alumni, guru dan karyawan, dan segenap keluarga besar Padmanaba yang dikenal sebagai Pekan Peringatan Hari Padmanaba (PPHP) dimana istilah PPHP ini mulai dicetuskan saat Peringatan Hari Lahir ke-42 dibawah Ketua Panitia PPHP saat itu, [[Roy Suryo]] (PAD/5610/83). Singkatan kegiatan selain PPHP lainnya sudah ada, misalnya LCKL (Lomba Cipta Kreasi Lagu), PTTA (Pentas Tutup Tahun Ajaran) dsb yang populer tahun-tahun sebelumnya, namun khusus istilah PPHP baru pertamakali digunakan semenjak 19 September 1984 sampai sekarang.