Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
Baris 669:
 
== Perekonomian ==
=== Pra-[[Gempa bumi Samudra Hindia 2004|tsunami 2004]] ===
Sebelum bencana tsunami [[26 Desember]] [[2004]], perikanan merupakan salah satu pilar ekonomi lokal di Aceh, menyumbangkan 6,5 persen dari Pendapatan Daerah Bruto (PDB) senilai 1,59 triliun pada tahun 2004 (Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh 2005). Potensi produksi perikanan tangkap mencapai 120.209 ton/tahun sementara perikanan budi daya mencapai 15.454 ton/tahun pada tahun 2003 (Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh 2004). Produksi perikanan tersebut merata, baik di [[Samudra India|Samudra Hindia]] maupun [[Selat Malaka]].
 
Industri perikanan menyediakan lebih dari 100.000 lapangan kerja, 87 persen (87.783) di sub sektor perikanan tangkap dan sisanya (14.461) di sub sektor perikanan budi daya. Sekitar 53.100 orang menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian utama. Namun, 60 persen adalah nelayan kecil menggunakan perahu berukuran kecil. Dari sekitar 18.800 unit perahu/kapal ikan di Aceh, hanya 7.700 unit yang mampu melaut ke lepas pantai. Armada perikanan tangkap berskala besar kebanyakan beroperasi di [[Aceh Utara]], [[Aceh Timur]], [[Bireuen]], [[Aceh Barat]] dan [[Aceh Selatan]].[[Berkas:US Navy 050102-N-9593M-040 A village near the coast of Sumatra lays in ruin after the Tsunami that struck South East Asia.jpg|jmpl|ka|234x234px|Kerusakan akibat tsunami di Banda Aceh]]
 
Menurut Nurasa et al. (1993), nelayan Aceh sebagian besar menggunakan alat tangkap pancing (''hook and line''). Alat tangkap lain adalah pukat, jaring cincin (purse seine), pukat darat, jaring insang, jaring payang, jaring dasar, jala dan lain-lain.
 
Infrastruktur penunjang industri ini meliputi satu pelabuhan perikanan besar di [[Banda Aceh]], 10 pelabuhan pelelangan ikan (PPI) utama di 7 [[kabupaten]]/[[kota]] dan sejumlah tempat pelelangan ikan ([[TPI]]) kecil di 18 kabupaten/kota. Selain itu terdapat 36.600 hektare tambak, sebagian besar tambak semi intensif yang dimiliki petambak bermodal kecil. Tambak-tambak ini tersebar di [[Aceh Utara]], [[Pidie]], [[Bireuen]] dan [[Aceh Timur]].
 
[[Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia|Departemen Kelautan dan Perikanan]] (DKP) Indonesia mengelola sebuah pusat pendidikan dan latihan (Pusdiklat) budi daya, sebuah pusat penelitian dan pengembangan (Puslitbang) budi daya, sebuah laboratorium uji mutu perikanan dan sebuah kapal latih. Di tiap [[kabupaten]]/[[kota]], terdapat dinas perikanan dan kelautan. Total aset di sektor perikanan pra-tsunami mencapai sekitar Rp 1,9 triliun.
 
=== Pasca-tsunami 2004 ===
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas (2005) memperkirakan 9563 unit perahu hancur atau tenggelam, termasuk 3969 (41,5%) perahu tanpa motor, 2369 (24,8%) perahu bermotor dan 3225 (33,7%) kapal motor besar (5-50 [[ton]]). Selain itu, 38 unit [[TPI]] rusak berat dan 14.523 [[hektar]] tambak di 11 [[kabupaten]]/[[kota]] rusak berat. Diperkirakan total kerugian langsung akibat bencana tsunami mencapai Rp 944.492,00 (50% dari nilai total aset), sedangkan total nilai kerugian tak langsung mencapai Rp 3,8 miliar. Sebagian besar kerugian berasal dari kerusakan tambak.
 
[[Berkas:PLTD Apong Ie Beuna.JPG|jmpl|228x228px|Kapal [[PLTD Apung]] yang dibawa oleh tsunami sampai ke darat|al=]]
 
Kerusakan tambak budi daya tersebar merata. Bahkan di daerah yang tidak terlalu parah dampak tsunaminya (misalnya di Kabupaten [[Aceh Selatan]]), tambak-tambak yang tergenang tidaklah mudah diperbaiki dan digunakan kembali. Total kerugian mencapai Rp 466 miliar, sekitar 50 persen dari total kerugian sektor perikanan. Kerugian ekonomi paling besar berasal dari hilangnya pendapatan dari sektor perikanan (tangkap dan budi daya). Hilangnya sejumlah besar nelayan, hilang atau rusaknya sarana dan prasarana perikanan termasuk alat tangkap dan perahu serta kerusakan tambak menjadikan angka kerugian sedemikian besarnya.
 
Diperkirakan produksi perikanan di Aceh akan anjlok hingga 60 persen. Proses pemulihan diperkirakan membutuhkan waktu paling sedikit 5 tahun. Di subsektor perikanan tangkap, bahkan diduga perlu waktu lebih lama (sekitar 10 tahun), karena banyaknya nelayan yang hilang atau meninggal selain rusaknya sejumlah besar perahu atau alat tangkap. Berdasarkan asumsi tersebut, total kerugian yang mungkin terjadi hingga sektor ini pulih total dan kembali ke kondisi pra-tsunami diperkirakan mencapai Rp 3,8 triliun.
 
=== Perbankan ===
Saat ini Aceh sudah menerapkan Qanun Lembaga Keuangan Syariah untuk menguatkan sistem perbankan / keuangan syariah di Aceh, Qanun ini merupakan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kegiatan lembaga keuangan dalam rangka mewujudkan ekonomi masyarakat Aceh yang adil dan sejahtera dalam naungan Syariat Islam. Sehingga semua sistem perbankan yang beroperasi di Aceh saat ini seluruhnya sudah sesuai dengan Qanun LKS. Saat ini di Aceh terdapat dua kantor Bank Indonesia, bank sentral Republik Indonesia, yang dibuka di Banda Aceh (kelas III) dan Lhokseumawe (kelas IV). Tugas Bank Indonesia yang terdiri dari bidang moneter, sistem pembayaran, dan perbankan. Di daerah-daerah tugas Bank Indonesia lebih dominan di bidang sistem pembayaran dan perbankan. Di bidang sistem pembayaran menyelenggarakan sistem kliring dan BI-RTGS dan di bidang perbankan mengawasi dan membina bank-bank agar beroperasi dengan sehat dan menguntungkan. Sistem perekonomian berbasis syariah saat ini sangat gencar dilaksanakan, apalagi Pemerintah Aceh telah mengubah [[Bank Aceh]] dari konvensional ke Bank Syariah.<ref>{{Cite news|last=Arnani|first=Mela|date=2021-04-20|title=9 Hal yang Perlu Diketahui soal Qanun Aceh tentang Lembaga Keuangan Syariah|url=https://www.kompas.com/tren/read/2021/04/20/120500465/9-hal-yang-perlu-diketahui-soal-qanun-aceh-tentang-lembaga-keuangan-syariah|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2021-10-07|editor-last=Hardiyanto|editor-first=Sari|archive-date=2021-10-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20211007073037/https://www.kompas.com/tren/read/2021/04/20/120500465/9-hal-yang-perlu-diketahui-soal-qanun-aceh-tentang-lembaga-keuangan-syariah|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web |url=http://dsi.acehprov.go.id/wp-content/uploads/2019/11/QANUN-ACEH-NOMOR-11-TAHUN-2018-TENTANG-LEMBAGA-KEUANGAN-SYARIAH.pdf |title=''QANUN ACEH NOMOR 11 TAHUN 2018 – TENTANG LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH'' |access-date=2021-10-07 |archive-date=2021-10-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20211007073041/http://dsi.acehprov.go.id/wp-content/uploads/2019/11/QANUN-ACEH-NOMOR-11-TAHUN-2018-TENTANG-LEMBAGA-KEUANGAN-SYARIAH.pdf |dead-url=no }}</ref><ref>{{Cite news|title=Qanun LKS di Aceh dan Pentingnya Berlaku Adil Sejak dalam Pikiran|url=https://kumparan.com/lazuardi-imam-pratama/qanun-lks-di-aceh-dan-pentingnya-berlaku-adil-sejak-dalam-pikiran-1viasd3qnJ1|work=[[Kumparan (situs web)|Kumparan]]|language=id-ID|access-date=2021-10-07|last=Pratama|first=Lazuardi Imam|archive-date=2021-10-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20211007073036/https://kumparan.com/lazuardi-imam-pratama/qanun-lks-di-aceh-dan-pentingnya-berlaku-adil-sejak-dalam-pikiran-1viasd3qnJ1|dead-url=no}}</ref>
 
=== Industri dan energi ===
Pada awal 2018 direncanakan akan dibuka Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe yang menyerap 40.000 tenaga kerja, Selain itu Aceh memiliki sejumlah industri besar di antaranya:
* [[Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe]]
* Kawasan Industri Aceh, Ladong
* [[Badan Pengelola Migas Aceh]]
* [[Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang]]
* [[Arun Natural Gas Liquefaction|PT Arun NGL]]: Kilang Pencairan Gas Alam di Lhokseumawe
* [[Pupuk Iskandar Muda|PT Pupuk Iskandar Muda (PIM)]]: Pabrik Pupuk Iskandar Muda di [[Aceh Utara]]
* [[Aceh Asean Fertilizer|PT Aceh Asean Fertilizer (AAF)]]: Pabrik Pupuk Asean di [[Aceh Utara]]
* [[Kertas Kraft Aceh|PT Kertas Kraft Aceh (KKA)]]: Pabrik Kertas di [[Kabupaten Aceh Utara|Aceh Utara]]
* PT Semen Andalas Indonesia-Lafarge (SAI) : Semen Andalas di Aceh Besar
* [[ExxonMobil]]: Kilang Gas Alam di [[Aceh Utara]]
* PT. Perta Arun Gas, Lhokseumawe
* [[Pembangkitan Jawa-Bali|PT. Pembangkitan Jawa-Bali]] (PJB), Lhokseumawe
* [[Medco E&P Indonesia|PT. Medco E&P Indonesia]], [[Aceh Timur]]
* PT. Triangle Pase Inc., Aceh Timur
* PT [[Pertamina Hulu Energi]], Aceh Utara
* PT. MIFA Bersaudara, Aceh Barat.
 
== Sumber Daya Alam ==
=== Pertambangan ===
Aceh memiliki banyak potensi bahan tambang dan mineral seperti minyak bumi, gas alam, emas, batubara dll. Berikut daftar beberapa bahan tambang yang terdapat di Aceh.<ref>{{Cite web|date=2019|title=Potensi Sektor Mineral, Batu Bara, Energi Air, Panas Bumi dan Migas di Provinsi Aceh|url=https://esdm.acehprov.go.id/media/2020.10/POTENSI_ACEH_(2020).pdf|website=Dinas ESDM Aceh|access-date=2022-07-28|archive-date=2022-07-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20220706184420/https://esdm.acehprov.go.id/media/2020.10/POTENSI_ACEH_%282020%29.pdf|dead-url=no}}</ref>
Baris 773 ⟶ 816:
 
Luas perkebunan sawit di Aceh pada tahun 2023 menduduki posisi ke-9 nasional dengan luas mencapai 478,10 ribu hektar dengan produksi 1 juta ton.<ref>{{Cite web|last=Indonesia|first=Badan Pusat Statistik|title=Luas Tanaman Perkebunan Menurut Provinsi - Tabel Statistik|url=https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTMxIzI=/luas-tanaman-perkebunan-menurut-provinsi--ribu-hektar-.html|website=www.bps.go.id|language=id|access-date=2024-06-20}}</ref> <ref>{{Cite web|last=Indonesia|first=Badan Pusat Statistik|title=Produksi Tanaman Perkebunan - Tabel Statistik|url=https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTMyIzI=/produksi-tanaman-perkebunan--ribu-ton-.html|website=www.bps.go.id|language=id|access-date=2024-06-20}}</ref> Sentra perkebunan kelapa sawit di Aceh terletak di wilayah barat selatan.
 
=== Perbankan ===
Saat ini Aceh sudah menerapkan Qanun Lembaga Keuangan Syariah untuk menguatkan sistem perbankan / keuangan syariah di Aceh, Qanun ini merupakan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kegiatan lembaga keuangan dalam rangka mewujudkan ekonomi masyarakat Aceh yang adil dan sejahtera dalam naungan Syariat Islam. Sehingga semua sistem perbankan yang beroperasi di Aceh saat ini seluruhnya sudah sesuai dengan Qanun LKS. Saat ini di Aceh terdapat dua kantor Bank Indonesia, bank sentral Republik Indonesia, yang dibuka di Banda Aceh (kelas III) dan Lhokseumawe (kelas IV). Tugas Bank Indonesia yang terdiri dari bidang moneter, sistem pembayaran, dan perbankan. Di daerah-daerah tugas Bank Indonesia lebih dominan di bidang sistem pembayaran dan perbankan. Di bidang sistem pembayaran menyelenggarakan sistem kliring dan BI-RTGS dan di bidang perbankan mengawasi dan membina bank-bank agar beroperasi dengan sehat dan menguntungkan. Sistem perekonomian berbasis syariah saat ini sangat gencar dilaksanakan, apalagi Pemerintah Aceh telah mengubah [[Bank Aceh]] dari konvensional ke Bank Syariah.<ref>{{Cite news|last=Arnani|first=Mela|date=2021-04-20|title=9 Hal yang Perlu Diketahui soal Qanun Aceh tentang Lembaga Keuangan Syariah|url=https://www.kompas.com/tren/read/2021/04/20/120500465/9-hal-yang-perlu-diketahui-soal-qanun-aceh-tentang-lembaga-keuangan-syariah|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2021-10-07|editor-last=Hardiyanto|editor-first=Sari|archive-date=2021-10-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20211007073037/https://www.kompas.com/tren/read/2021/04/20/120500465/9-hal-yang-perlu-diketahui-soal-qanun-aceh-tentang-lembaga-keuangan-syariah|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web |url=http://dsi.acehprov.go.id/wp-content/uploads/2019/11/QANUN-ACEH-NOMOR-11-TAHUN-2018-TENTANG-LEMBAGA-KEUANGAN-SYARIAH.pdf |title=''QANUN ACEH NOMOR 11 TAHUN 2018 – TENTANG LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH'' |access-date=2021-10-07 |archive-date=2021-10-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20211007073041/http://dsi.acehprov.go.id/wp-content/uploads/2019/11/QANUN-ACEH-NOMOR-11-TAHUN-2018-TENTANG-LEMBAGA-KEUANGAN-SYARIAH.pdf |dead-url=no }}</ref><ref>{{Cite news|title=Qanun LKS di Aceh dan Pentingnya Berlaku Adil Sejak dalam Pikiran|url=https://kumparan.com/lazuardi-imam-pratama/qanun-lks-di-aceh-dan-pentingnya-berlaku-adil-sejak-dalam-pikiran-1viasd3qnJ1|work=[[Kumparan (situs web)|Kumparan]]|language=id-ID|access-date=2021-10-07|last=Pratama|first=Lazuardi Imam|archive-date=2021-10-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20211007073036/https://kumparan.com/lazuardi-imam-pratama/qanun-lks-di-aceh-dan-pentingnya-berlaku-adil-sejak-dalam-pikiran-1viasd3qnJ1|dead-url=no}}</ref>
 
=== Industri dan energi ===
Pada awal 2018 direncanakan akan dibuka Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe yang menyerap 40.000 tenaga kerja, Selain itu Aceh memiliki sejumlah industri besar di antaranya:
 
*[[Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe]]
* Kawasan Industri Aceh, Ladong
*[[Badan Pengelola Migas Aceh]]
*[[Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang]]
*[[Arun Natural Gas Liquefaction|PT Arun NGL]]: Kilang Pencairan Gas Alam di Lhokseumawe
*[[Pupuk Iskandar Muda|PT Pupuk Iskandar Muda (PIM)]]: Pabrik Pupuk Iskandar Muda di [[Aceh Utara]]
*[[Aceh Asean Fertilizer|PT Aceh Asean Fertilizer (AAF)]]: Pabrik Pupuk Asean di [[Aceh Utara]]
*[[Kertas Kraft Aceh|PT Kertas Kraft Aceh (KKA)]]: Pabrik Kertas di [[Kabupaten Aceh Utara|Aceh Utara]]
* PT Semen Andalas Indonesia-Lafarge (SAI) : Semen Andalas di Aceh Besar
*[[ExxonMobil]]: Kilang Gas Alam di [[Aceh Utara]]
*PT. Perta Arun Gas, Lhokseumawe
*[[Pembangkitan Jawa-Bali|PT. Pembangkitan Jawa-Bali]] (PJB), Lhokseumawe
*[[Medco E&P Indonesia|PT. Medco E&P Indonesia]], [[Aceh Timur]]
* PT. Triangle Pase Inc., Aceh Timur
*PT [[Pertamina Hulu Energi]], Aceh Utara
*PT. MIFA Bersaudara, Aceh Barat.
 
=== Pra-[[Gempa bumi Samudra Hindia 2004|tsunami 2004]] ===
Sebelum bencana tsunami [[26 Desember]] [[2004]], perikanan merupakan salah satu pilar ekonomi lokal di Aceh, menyumbangkan 6,5 persen dari Pendapatan Daerah Bruto (PDB) senilai 1,59 triliun pada tahun 2004 (Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh 2005). Potensi produksi perikanan tangkap mencapai 120.209 ton/tahun sementara perikanan budi daya mencapai 15.454 ton/tahun pada tahun 2003 (Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh 2004). Produksi perikanan tersebut merata, baik di [[Samudra India|Samudra Hindia]] maupun [[Selat Malaka]].
 
Industri perikanan menyediakan lebih dari 100.000 lapangan kerja, 87 persen (87.783) di sub sektor perikanan tangkap dan sisanya (14.461) di sub sektor perikanan budi daya. Sekitar 53.100 orang menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian utama. Namun, 60 persen adalah nelayan kecil menggunakan perahu berukuran kecil. Dari sekitar 18.800 unit perahu/kapal ikan di Aceh, hanya 7.700 unit yang mampu melaut ke lepas pantai. Armada perikanan tangkap berskala besar kebanyakan beroperasi di [[Aceh Utara]], [[Aceh Timur]], [[Bireuen]], [[Aceh Barat]] dan [[Aceh Selatan]].[[Berkas:US Navy 050102-N-9593M-040 A village near the coast of Sumatra lays in ruin after the Tsunami that struck South East Asia.jpg|jmpl|ka|234x234px|Kerusakan akibat tsunami di Banda Aceh]]
 
Menurut Nurasa et al. (1993), nelayan Aceh sebagian besar menggunakan alat tangkap pancing (''hook and line''). Alat tangkap lain adalah pukat, jaring cincin (purse seine), pukat darat, jaring insang, jaring payang, jaring dasar, jala dan lain-lain.
 
Infrastruktur penunjang industri ini meliputi satu pelabuhan perikanan besar di [[Banda Aceh]], 10 pelabuhan pelelangan ikan (PPI) utama di 7 [[kabupaten]]/[[kota]] dan sejumlah tempat pelelangan ikan ([[TPI]]) kecil di 18 kabupaten/kota. Selain itu terdapat 36.600 hektare tambak, sebagian besar tambak semi intensif yang dimiliki petambak bermodal kecil. Tambak-tambak ini tersebar di [[Aceh Utara]], [[Pidie]], [[Bireuen]] dan [[Aceh Timur]].
 
[[Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia|Departemen Kelautan dan Perikanan]] (DKP) Indonesia mengelola sebuah pusat pendidikan dan latihan (Pusdiklat) budi daya, sebuah pusat penelitian dan pengembangan (Puslitbang) budi daya, sebuah laboratorium uji mutu perikanan dan sebuah kapal latih. Di tiap [[kabupaten]]/[[kota]], terdapat dinas perikanan dan kelautan. Total aset di sektor perikanan pra-tsunami mencapai sekitar Rp 1,9 triliun.
 
=== Pasca-tsunami 2004 ===
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas (2005) memperkirakan 9563 unit perahu hancur atau tenggelam, termasuk 3969 (41,5%) perahu tanpa motor, 2369 (24,8%) perahu bermotor dan 3225 (33,7%) kapal motor besar (5-50 [[ton]]). Selain itu, 38 unit [[TPI]] rusak berat dan 14.523 [[hektar]] tambak di 11 [[kabupaten]]/[[kota]] rusak berat. Diperkirakan total kerugian langsung akibat bencana tsunami mencapai Rp 944.492,00 (50% dari nilai total aset), sedangkan total nilai kerugian tak langsung mencapai Rp 3,8 miliar. Sebagian besar kerugian berasal dari kerusakan tambak.
 
[[Berkas:PLTD Apong Ie Beuna.JPG|jmpl|228x228px|Kapal [[PLTD Apung]] yang dibawa oleh tsunami sampai ke darat|al=]]
 
Kerusakan tambak budi daya tersebar merata. Bahkan di daerah yang tidak terlalu parah dampak tsunaminya (misalnya di Kabupaten [[Aceh Selatan]]), tambak-tambak yang tergenang tidaklah mudah diperbaiki dan digunakan kembali. Total kerugian mencapai Rp 466 miliar, sekitar 50 persen dari total kerugian sektor perikanan. Kerugian ekonomi paling besar berasal dari hilangnya pendapatan dari sektor perikanan (tangkap dan budi daya). Hilangnya sejumlah besar nelayan, hilang atau rusaknya sarana dan prasarana perikanan termasuk alat tangkap dan perahu serta kerusakan tambak menjadikan angka kerugian sedemikian besarnya.
 
Diperkirakan produksi perikanan di Aceh akan anjlok hingga 60 persen. Proses pemulihan diperkirakan membutuhkan waktu paling sedikit 5 tahun. Di subsektor perikanan tangkap, bahkan diduga perlu waktu lebih lama (sekitar 10 tahun), karena banyaknya nelayan yang hilang atau meninggal selain rusaknya sejumlah besar perahu atau alat tangkap. Berdasarkan asumsi tersebut, total kerugian yang mungkin terjadi hingga sektor ini pulih total dan kembali ke kondisi pra-tsunami diperkirakan mencapai Rp 3,8 triliun.
 
== Pariwisata ==