Abdurrahman Wahid: Perbedaan antara revisi
[revisi terperiksa] | [revisi tidak terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Memperbaiki typo (via JWB) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 201:
Gus Dur mulai putus asa dan meminta Menteri Koordinator Politik, Sosial, dan Keamanan (Menko Polsoskam) [[Susilo Bambang Yudhoyono]] untuk menyatakan keadaan darurat. Yudhoyono menolak dan Gus Dur memberhentikannya dari jabatannya beserta empat menteri lainnya dalam ''reshuffle'' kabinet pada tanggal 1 Juli 2001.<ref>{{Citation|title=Gus Dur Copot Lima Anggota Kabinetnya|newspaper=Gatra|year=2001|date=1 Juni 2001|url=http://www.gatra.com/2001-06-01/artikel.php?id=6792|accessdate=5 Oktober 2009|archive-date=2010-01-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20100123191346/http://www.gatra.com/2001-06-01/artikel.php?id=6792|dead-url=no}}</ref> Akhirnya pada 20 Juli, Amien Rais menyatakan bahwa Sidang Istimewa MPR akan dimajukan pada 23 Juli. TNI menurunkan 40.000 tentara di Jakarta dan juga menurunkan tank yang menunjuk ke arah Istana Negara sebagai bentuk penunjukan kekuatan.{{sfn|Barton|2002a|p= 363}} Gus Dur kemudian mengumumkan pemberlakuan [[Maklumat Presiden Republik Indonesia 23 Juli 2001|maklumat]] yang berisi (1) pembubaran MPR/DPR, (2) mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat dengan mempercepat pemilu dalam waktu satu tahun, dan (3) membekukan [[Partai Golkar]]<ref>{{Citation|title=MPR/DPR dan Golkar Dibekukan dan Pemilu Dipercepat|newspaper=Tempo Interaktif|year=2001|date=23 Juli 2001|url=http://www.tempointeractive.com/hg/nasional/2001/07/23/brk,20010723-56,id.html|accessdate=5 Oktober 2009|archive-date=2010-04-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20100402035932/http://www.tempointeractive.com/hg/nasional/2001/07/23/brk,20010723-56,id.html|dead-url=yes}}</ref> sebagai bentuk perlawanan terhadap Sidang Istimewa MPR. Namun maklumat tersebut tidak memperoleh dukungan dan pada 23 Juli, MPR secara resmi memakzulkan Gus Dur dan menggantikannya dengan [[Megawati Soekarnoputri]].<ref>{{Citation|title=Megawati Resmi Menjadi Presiden Indonesia|newspaper=Tempo Interaktif|year=2001|date=23 Juli 2001|url=http://www.tempointeractive.com/hg/nasional/2001/07/23/brk,20010723-69,id.html|accessdate=5 Oktober 2009|archive-date=2010-01-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20100121133356/http://www.tempointeractive.com/hg/nasional/2001/07/23/brk,20010723-69,id.html|dead-url=yes}}</ref> Abdurrahman Wahid terus bersikeras bahwa ia adalah presiden dan tetap tinggal di Istana Negara selama beberapa hari, tetapi akhirnya pada tanggal 25 Juli ia pergi ke Amerika Serikat karena masalah kesehatan.<ref>{{Citation|title=Kepergian Abdurrahman Diiringi Massa Pendukung|newspaper=Liputan 6|year=2001|date=27 Juli 2001|url=http://berita.liputan6.com/politik/200107/17182/class=%27vidico%27|accessdate=5 Oktober 2009|archive-date=2010-01-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20100102075405/http://berita.liputan6.com/politik/200107/17182/class%3D%27vidico%27|dead-url=no}}</ref>
==
=== Perpecahan pada tubuh PKB ===
Sebelum Sidang Khusus MPR, anggota PKB setuju untuk tidak hadir sebagai lambang solidaritas. Namun, [[Matori Abdul Djalil]], ketua PKB, bersikeras hadir karena ia adalah Wakil Ketua MPR. Dengan posisinya sebagai Ketua Dewan Syuro, Gus Dur menjatuhkan posisi Matori sebagai Ketua PKB pada tanggal 15 Agustus 2001 dan melarangnya ikut serta dalam aktivitas partai sebelum akhirnya mencabut keanggotaan Matori pada bulan November.<ref>{{Cite web |url=http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2001/11/15/brk,20011115-05,id.html |title=Tempo Interaktif: Matori dipecat dari PKB |access-date=2009-10-02 |archive-date=2007-09-30 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070930023713/http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2001/11/15/brk,20011115-05,id.html |dead-url=yes }}</ref> Pada tanggal 14 Januari 2002, Matori mengadakan Munas Khusus yang dihadiri oleh pendukungnya di PKB. Munas tersebut memilihnya kembali sebagai ketua PKB. Gus Dur membalasnya dengan mengadakan Munasnya sendiri pada tanggal 17 Januari, sehari setelah Munas Matori selesai<ref>{{Cite web |url=http://www.indomedia.com/bernas/012002/01/UTAMA/01uta4.htm |title=UTAMA<!-- Bot generated title --> |access-date=2009-10-02 |archive-date=2004-10-20 |archive-url=https://web.archive.org/web/20041020230400/http://www.indomedia.com/bernas/012002/01/UTAMA/01uta4.htm |dead-url=yes }}</ref> Musyawarah Nasional memilih kembali Gus Dur sebagai Ketua Dewan Penasihat dan [[Alwi Shihab]] sebagai Ketua PKB. PKB Gus Dur lebih dikenal sebagai PKB Kuningan sementara PKB Matori dikenal sebagai PKB Batutulis.
|