Cincin Api Pasifik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dwianto08 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Dwianto08 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 69:
[[File:Great Sumatran Fault.png|thumb|240px|[[Sesar Semangko]] dan [[Zona subduksi Selat Sunda|Sunda Megathurst]] di Sumatra]]
[[File:Merapi mountain.jpg|thumb|240px|[[Gunung Merapi]] gunung berapi paling aktif di Indonesia]]
[[File:Mount Agung, November 2017 eruption - 27 Nov 2017 03.jpg|thumb|240px|[[Letusan Gunung Agung 2017–2019|Letusan gunung Agung]] November 2017]]
Indonesia terletak di tempat pertemuan Cincin Api Pasifik disertai [[Sabuk alpida]] (membentang dari [[Asia Tenggara]] hingga [[Eropa Barat]]).
 
[[Gunung berapi]] di Indonesia adalah bagian dari Cincin Api Pasifik dan [[Sabuk alpida]]. Gunung berapi paling aktif di Indonesia [[Gunung Merapi]] di perbatasan [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] dan [[Jawa Tengah]]. Sejak tahun 1000 Masehi, [[Gunung Kelud]] telah meletus lebih dari 30 kali, dimana letusan terbesar berada pada skala 5 Volcanic Explosivity Index ([[VEI]]).<ref name="kelut">{{cite web|url=http://www.volcano.si.edu/world/volcano.cfm?vnum=0603-28=&volpage=erupt|title=Kelut Eruptive History|work=Global Volcanism Program|publisher=[[Smithsonian Institution]]|access-date=19 December 2006}}</ref> Sedangkan Gunung Merapi telah meletus lebih dari 80 kali.<ref name="merapi">{{cite web|url=http://www.volcano.si.edu/world/volcano.cfm?vnum=0603-25=&volpage=erupt|title=Merapi Eruptive History|work=Global Volcanism Program|publisher=[[Smithsonian Institution]]|access-date=19 December 2006}}</ref>
Pulau-pulau bagian timur Indonesia ([[Sulawesi]], [[Maluku]], dan [[Papua]]) dianggap sebagai bagian dari Cincin Api Pasifik, karena bertemunya dua lempeng tektonik utama, yaitu [[Lempeng Pasifik]] dan [[Lempeng Indo-Australia]].
 
Asosiasi Internasional Vulkanologi dan Kimia Interior Bumi menobatkan Gunung Merapi sebagai Gunung Berapi Dekade sejak tahun 1995 karena aktivitas vulkaniknya yang sangat tinggi.<ref name="winchester2003">{{cite book|last=Winchester|first=Simon|author-link=Simon Winchester|title=Krakatoa: The Day the World Exploded: August 27, 1883|publisher=HarperCollins|year=2003|isbn=978-0-06-621285-2|title-link=Krakatoa: The Day the World Exploded: August 27, 1883}}</ref>
Sedangkan Pulau-pulau bagian barat Indonesia yang terletak [[Busur Sunda]] seperti [[Sumatra|Pulau Sumatra]], [[Krakatau|Gunung Krakatau]], [[Jawa|Pulau Jawa]], [[Bali]], [[Pulau Lombok|Lombok]] dan [[Pulau Sumbawa|Sumbawa]]) yang terletak di [[Zona subduksi Selat Sunda|zona subduksi]] di [[Samudra Hindia]] dimasukkan kedalam zona [[Sabuk alpida]] karena bertemunya [[Lempeng Sunda]] dan [[Lempeng Indo-Australia]].
 
Hingga saat ini, Indonesia memiliki 127 gunung berapi aktif dan sekitar 5 juta orang tinggal di zona bahaya. Ada dugaan bahwa peristiwa [[gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004]] dapat memicu letusan [[Gunung Sinabung]] (tidak aktif sejak 1600an) yang meletus pada tahun 2010 sebagai salah satu contohnya.
Meskipun media berita, publikasi sains populer di internet dan beberapa ahli geologi memasukkan pulau-pulau di bagian barat Indonesia dan gunung berapi terkenal di dalamnya seperti ([[Krakatau]], [[Merapi]], [[Tambora]] dan [[Toba]]) ke dalam Cincin Api Pasifik, mayoritas para ahli geologi sering kali mengecualikan pulau-pulau di bagian barat Indonesia dari Cincin Api tersebut di karenakan letaknya di [[Samudera Hindia]]. sebaliknya pulau-pulau bagian barat Indonesia sering kali di anggap bagian dari [[Sabuk alpida]] di bandingkan Cincin Api.
 
Letusan gunung berapi paling dahsyat sepanjang sejarah adalah [[Letusan Tambora 1815]] dan [[Letusan Krakatau 1883]].<ref name="Oppenheimer2002">{{cite journal|title=Limited global change due to the largest known Quaternary eruption, Toba ≈74 kyr BP?|last=Oppenheimer|first=C.|year=2002|journal=Quaternary Science Reviews|pages=1593&ndash;1609|volume=21|issue=14&ndash;15|doi=10.1016/S0277-3791(01)00154-8|bibcode = 2002QSRv...21.1593O }}</ref>
 
[[File:JogjaEarthquake27Mei2006-8.jpg|thumb|240px|Kerusakan di [[Bantul]] akibat [[Gempa bumi Yogyakarta 2006]]]]
 
Indonesia adalah negara yang sangat aktif secara seismik. [[Survei Geologi Amerika Serikat]] (USGS) mencatat Indonesia sebagai negara dengan gempa bumi terbanyak di dunia setiap tahunnya.
Gempa bumi dalam jumlah besar dengan magnitudo lebih kecil sangat sering terjadi akibat pertemuan lempeng tektonik besar di wilayah tersebut. Indonesia telah mengalami lebih dari 150 gempa bumi dengan magnitudo > 7 dalam kurun waktu 1901–2019.
 
Peristiwa gempa bumi paling mematikan baru baru ini adalah [[Gempa bumi dan tsunami Sulawesi 2018]] membunuh sekitar 4.000 jiwa, dan menyebabkan [[Pencarian tanah]] secara besar. Peristiwa mematikan lain terjadi pada 27 Mei 2006, [[Gempa bumi Yogyakarta 2006|Gempa bumi berkekuatan 6.3]] melanda Yogyakarta, dan menyebabkan kerusakan berat, hingga memakan lebih dari 6.000 jiwa.
 
Meski Indonesia rawan bencana di sisi lain menjadikan negara ini sangat subur. Dampak positif dari [[gunung berapi]] dan [[gempa bumi]] antara lain: Tanah yang subur, pariwisata, energi panas bumi, penciptaan lahan baru dan bahan bangunan. Tanah vulkanik sangat subur, dan kaya akan mineral. Dan dapat membuat ekstraksi minyak dan gas menjadi lebih efisien.