Patrick Vieira: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Fix.bkl (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Fix.bkl (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
Baris 70:
 
Setelah pensiun sebagai pemain, Vieira memulai karier kepelatihan dengan akademi [[Manchester City F.C.|Manchester City]] pada 2013. Dua tahun kemudian, ia hengkang untuk menjadi manajer klub [[Liga Utama Sepak Bola Amerika Serikat|MLS]] [[New York City FC]]. Ia kemudian pernah melatih klub Ligue 1 [[OGC Nice|Nice]] pada 2018 hingga 2020 dan klub [[Liga Utama Inggris]] [[Crystal Palace F.C.|Crystal Palace]] pada 2021 hingga 2023.<ref>{{Cite news |url=https://www.cpfc.co.uk/news/announcement/club-statement-patrick-vieira/ |title= Statement: Patrick Vieira |language=en |work=Crystal Palace F.C. |date=17 Maret 2023 |access-date=18 Maret 2023}}</ref>
 
== Kehidupan pribadi ==
Vieira dilahirkan di [[Dakar]], [[Senegal]]. Ibu Patrick Vieira merupakan warga negara Tanjung Verde. Ketika Vieira berusia 8 tahun, orang tuanya pindah ke Prancis. Sehingga Vieira memiliki dua kewarganegaraan, yaitu Prancis dan Senegal.<ref>{{Cite book|last=Bhebhe, E., dkk.|date=September 2020|url=https://au.int/sites/default/files/documents/40334-doc-africa_factbook-version-digital.pdf|title=The Africa Factbook: Busting the Myths|publisher=Book of African Records & African Union Commission|isbn=978-1-77925-413-9|editor-last=Ankomah|editor-first=Baffour|pages=336|language=EN|url-status=live}}</ref>
 
Ayah Patrick Vieira tidak diketahui keberadaannya. Vieira sendiri mengaku tak pernah mengenal ayahnya. Dalam sebuah wawancara yang diadakan oleh ''[[The Guardian]]'', Vieira menyatakan keengganan untuk membahas tentang ayahnya.{{Butuh rujukan}}
 
Keluarga imigran ini lantas menempati rumah susun di Trappes, di pinggir kota Paris, dekat [[Versailles]]. Pada masa-masa itu, kondisi di sekitar kediaman Vieira masih cukup damai. Tak seperti saat ini di mana sering terjadi kekerasan, khususnya yang berbau Sara.
 
Di sinilah dia mulai mengembangkan bakatnya di sepak bola. Dua musim bersama [[Cannes]] ([[1993]]-1995), Vieira dilirik [[AC Milan]]. Sayang, ia tak berkembang bersama klub raksasa [[Italia]] itu dan hanya tampil dalam dua gim pada musim [[1995]]/96.
 
Namanya mulai melambung sejak direkrut Arsene Wenger pada awal musim [[1996]]/[[1997]]. Dunia pun pada akhirnya menjadi saksi terjadinya metamorfosis seorang imigran [[Afrika]].
 
Dari seorang bocah pendiam yang dibesarkan oleh orang tua tunggal, Vieira menjelma menjadi salah satu gelandang terbaik dunia serta bergelimang gelar bersama [[Arsenal]] dan timnas [[Prancis]]. Sejak tahun [[2000]], klub-klub kaya seperti [[Real Madrid]], [[Juventus]], [[Manchester United]] mencoba menggaetnya.
 
Meski kadar kebintangannya semakin tinggi, Vieira tak pernah melupakan akarnya. Bersama mantan pemain Prancis seperti penjaga gawang [[Bernard Lama]] dan [[Jimmy Adjovi Boco]] mereka berinisiatif mendirikan ''Diambars Institute'' (‘Diambars’ dalam dialek Wolof, Senegal, berarti ‘pejuang’), yakni semacam akademi sepak bola modern yang tak hanya melatih anak-anak Afrika menjadi atlet sepak bola, tetapi juga menyediakan kegiatan belajar-mengajar formal di dalam kelas.
 
Tanggal [[24 Mei]] [[2003]], Vieira kembali ke negeri leluhurnya untuk pertama kali setelah 18 tahun dalam acara peletakan batu pertama institut tersebut di [[Saly]], Senegal.
 
Ia berkata:
{{Cquote|Identitas Afrikaku terasa makin penting.}}
{{Cquote|Saat meninggalkan Senegal pertama kali agak sukar untuk membiasakan diri dengan Paris. Masih untung bahasanya sama.}}
 
“Anda terpaksa meninggalkan semua keluarga, teman, semua yang biasa Anda ketahui, budaya Afrika, dan seluruh jalan hidup Anda. Anda tak tahu hendak ke mana. Tapi, itu membuat kita belajar tentang diri sendiri. Anda belajar untuk menjadi kuat,” kenangnya.
 
“Penting bagiku untuk kembali berhubungan dengan Senegal, balik ke sana dan memulai sebuah proyek. Ini proyek yang kuimpikan sejak lama. Aku ingin mendarmabaktikan sesuatu buat negeri ini dan menggunakan sepak bola--semua orang suka sepak bola di sana--sebagai cara untuk memberi pendidikan kepada anak-anak. Mereka harus belajar bahwa hanya kerja keras yang dapat menuntun kepada kesuksesan.”, begitu katanya.
 
Menurut Vieira, pada awalnya ada siswa Diambars yang bahkan tak bisa baca-tulis. “Namun, sekarang sudah ada kemajuan. Mereka dapat membaca buku dan menulis berbagai kisah, sesudah itu berlatih sepak bola,” lanjutnya.
 
Ia berujar “Kami selalu bilang sangat sulit menjadi pemain sepak bola profesional. Mungkin hanya satu atau dua anak yang benar-benar akan sukses. Di sini pendidikan jadi penting. Kami membayari mereka untuk melanjutkan kuliah di universitas di Eropa. Sesudah itu mereka bisa balik ke Senegal, menjalankan bisnis dan menyongsong masa depan yang lebih cerah,” begitu cetusnya.
 
== Gaya bermain ==