Sultan Hadlirin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Sumber babad Tanah Jawa Mataram dan cerita rakyat asli yang di kaburkan babad Tanah Jawa dari Kerajaan pajang muslim
Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 56:
Pada tahun 1549 Arya Penangsang dengan dukungan gurunya, yaitu [[Sunan Kudus]], membalas kematian Raden Kikin dengan mengirim utusan bernama Soreng Rangkud untuk membunuh [[Sunan Prawoto]] dengan Keris Kyai Setan Kober. Rangkud sendiri tewas pula, saling bunuh dengan korbannya itu.
[[Ratu Kalinyamat]], adik [[Sunan Prawoto]], menemukan bukti kalau [[Sunan Kudus]] terlibat pembunuhan kakaknya. Ia datang ke [[Kudus]] meminta pertanggungjawaban. Namun jawaban [[Sunan Kudus]] bahwa [[Sunan Prawoto]] mati karena [[karma]] membuat [[Ratu Kalinyamat]] kecewa.
[[Ratu Kalinyamat]] bersama suaminya pulang ke [[Jepara]]. Di tengah jalan mereka diserbu anak buah Arya Penangsang. [[Ratu Kalinyamat]] berhasil lolos, sedangkan suaminya, yang bernama Sultan Hadlirin, terbunuh. Ini merupakan isi dari babad Tanah Jawa versi Kerajaan pajang kedua dimana Sunan Kudus selalu di sudutkan dimanapun tempatnya. Pada babad Tanah Jawa setelah era Kerajaan pajang selesai yakni era Mataram Islam naik, disinilah adanya literasi kebenaran dimana kesalahan dari ratu Kalinyamat menyalahkan Sunan Kudus adalah keliru. Dan kematian sultan hadlirin yang di sinyalir adalah ulah dari Arya Penangsang juga di sangah di era Mataram ini. Dengan catatan bagaimana mungkin Arya Penangsang tau akan hadirnya Ratu Kalinyamat dan Sultan Hadlirin sedangkan yang di beri tahu hanya demak (sultan Hadiwijaya) sedangkan jarak jipan panolan (Cepu) ke Kudus memakan waktu beberapa hari menggunakan kuda. Sedangkan Ratu Kalinyamat datang ke Kudus sebelumnya setelah singgah ke Demak untuk minta bantuan kepada Sultan Hadiwijaya (ipar) di Kesultanan Demak. Saat waktu pengejaran ini di dengar oleh Sunan Kudus melalui santrinya, dengan cepat Sunan yang di beri gelar wali al-ilmi ini mengejar untuk menolong. Di saat sampai di sebuah desa terdapat bekas darah seperti terseret atau merambat dan desa tersebut di beri nama desa Prambatan ( diambil dari kata merambat). Pencarian Pun untuk menolong masih dilakukan menuju arah barat (Jepara) dimana ada aliran sungai yang bercampur darah dan di telusuri sampai ujung terdapat sosok Sultan Hadlirin yang sudah wafat. Dengan kesedihan Sunan Kudus yang begitu besar karena sosok yang meninggal di hadapannya adalah salah satu murid santri kesayangan beliau sehingga di area di temukannya jenazah Sultan Hadlirin di beri nama kawasan Kaliwungu (sungai ungu) dimana airnya saat itu bercampur darah menjadi ungu. Pemakaman Sultan Hadlirin di laksanakan oleh Sunan Kudus sendiri di Jepara, karena saat jenazah ditemukan tidak di dapati Ratu Kalinyamat yang dalam cerita babad Tanah Jawa jatuh ke jurang.
[[Ratu Kalinyamat]] bersama suaminya pulang ke [[Jepara]]. Di tengah jalan mereka diserbu anak buah Arya Penangsang. [[Ratu Kalinyamat]] berhasil lolos, sedangkan suaminya, yang bernama Sultan Hadlirin, terbunuh.
 
== Referensi ==