Perjanjian Britania Raya-Belanda 1824: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Illchy (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Illchy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
Baris 1:
{{rapikan}}
{{Infobox treaty
| name = Perjanjian InggrisBritania Raya-Belanda 1824
| long_name = Anglo-Dutch Treaty of 1824
| image = Partition of the Johor Empire.png
| image_width =
| image_alt =
| caption =
| type = Perjanjian Bilateralbilateral
| context =
| date_drafted =
| date_signed = {{Start date|df=yes|1824|3|17}}
| location_signed = [[London]], [[Inggris]], [[KerajaanPerserikatan BersatuKerajaan Britania Raya dan Irlandia]]
| date_sealed =
| date_effective =
Baris 19 ⟶ 18:
| mediators =
| negotiators =
| original_signatories = {{flag|KerajaanPerserikatan BersatuKerajaan Britania Raya dan Irlandia}}<br />{{flag|KerajaanPerserikatan BersatuKerajaan Belanda}}
| signatories =
| parties =
Baris 32 ⟶ 31:
| footnotes =
}}
Pada tanggal [[17 Maret]] [[1824]], di [[London]], Antaraantara [[KerajaanPerserikatan BersatuKerajaan Britania Raya dan Irlandia]] dandengan [[KerajaanPerserikatan BersatuKerajaan Belanda]] menandatangani '''Perjanjian Britania Raya-Belanda 1824''' ({{lang-en|Anglo-Dutch Treaty of 1824}}), yang juga dikenal dengan '''Perjanjian London''' atau '''Traktat London''' ({{lang-nl|Verdrag van Londen}}). Perjanjian ini ditujukan untuk mengatasi konflik yang mulai muncul yang diakibatkan oleh [[Perjanjian Britania Raya-Belanda 1814]].<ref>{{Cite book|last=Reid|first=Anthony|date=2007|title=Asal Mula Konflik Aceh|location=Jakarta|publisher=Obor|isbn=978-979-461-534-8|url-status=live}}</ref>
 
== Penyebab ==
== Penyebabnya diadakannya Traktat London ==
Pada tahun [[1811]], [[Thomas Stamford Raffles|Sir Thomas Stamford Raffles]] yang telah dilantik menjadi gubernur di koloni [[Inggris]]Britania Raya di [[Bengkulu]] (''Bencoolen''), [[Sumatra]], masih meyakini bahwa InggrisBritania Raya perlu mencari cara untuk menjadi penguasa dominan di [[Asia Tenggara]]. Salah satunya dengan membangun sebuah pelabuhan baru di [[Selat Malaka]]. Pelabuhan InggrisBritania Raya yang sudah ada, seperti [[Pulau Pinang]] terlalu jauh dari Selat Malaka, sedangkan Bengkulu menghadap ke [[Samudra Hindia]] dan [[Selat Sunda]]. Raffles kemudian berhasil meyakinkan [[East India Company|East India Company (EIC)]] untuk mencari pelabuhan baru, dan salah satu yang dilirik adalah [[Temasek|Pulau Temasek]] (sekarang disebutmenjadi [[Singapura]]).
 
Raffles tiba di Temasek pada [[29 Januari]] [[1819]]. Dia menemukan sebuah perkampungan [[Melayu]] kecil di muara [[Sungai Singapura|Sungai Singapura]] yang diketuai oleh seorang [[Tumenggungtumenggung]] dari [[Kesultanan Johor]]. Pulau itu dikelola oleh Kesultanan Johor tetapi keadaan politiknya tidak stabil. Pewaris [[Sultan Johor]], [[Tunku Abdul Rahman|Tengku Abdul Rahman]] dikuasai oleh [[Belanda]] dan [[Bugis]]. Raffles kemudian mengetahui bahwa Tengku Abdul Rahman menjadi sultan hanya karena saudaranya, yaitu [[Tengku Hussein]] tidak berada di tempat sewaktu ayahnya meninggal dunia. Menurut adat Melayu, calon sultan perlu berada di sisi sultan sekiranya ingin dilantik menjadi sultan.
 
Sadar bahwa ia dapat memanipulasi keadaan ini, Raffles telah mendukung Tengku Hussein untuk menjadi Sultan sekiranya Tengku Hussein memberikan izin kepada InggrisBritania Raya untuk membuka pelabuhan di Temasek dan sebagai balasan InggrisBritania Raya akan membayar uang tahunan kepada Tengku Hussein. Perjanjian ini menjadi sah pada [[6 Februari]] [[1819]] dan nama Temasek diganti menjadi [[Singapura]]. Raffles kembali ke Bengkulu tidak lama setelah menandatangani perjanjian dengan Johor. [[William Farquhar]] kemudian mengepalai [[koloni]] baru InggrisBritania Raya ini dengan bantuan sepasukan tentara InggrisBritania Raya.
 
Di balik masalah-masalah yang dihadapinya, Singapura berkembang pesat karena statusnya sebagai sebuah pelabuhan bebas. Pedagang-pedagang [[Arab]], [[Tionghoa]], dan [[India]] menjadikannya tempat persinggahan mereka. Pendirian koloni Singapura oleh Raffles mendapat masalah ketika Belanda menuduh InggrisBritania Raya mencampuri daerah kekuasaannya dan meminta agar InggrisBritania Raya pergi dari Singapura. Pada mulanya, kerajaanBritania InggrisRaya dan East India Company (EIC) bersimpati dengan masalah ini, tetapi akhirnya mereka mengabaikannya demi kepentingan kemajuan di Singapura. Menjelang tahun [[1822]], sudah jelas niat InggrisBritania Raya bahwa mereka tidak akan menyerahkan Singapura kepada Belanda.
 
Peristiwa Singapura ini menimbulkan perselisihan antara InggrisBritania Raya dan Belanda dan akibatnya diadakanlah persetujuan dan penandatanganan Treaty OfPerjanjian London pada tahun [[1824]]. Perjanjian InggrisBritania Raya-Belanda Padapada tanggal 17 Maret 1824 di London (Treaty ofPerjanjian London).
 
== Isi ==
== Isi Dari Traktat London 1824 (''Treaty Of London'') ==
Di Kotakota [[London]] pada tanggal [[17 Maret]] [[1824]], [[Britania Raya|United Kingdom of Great Britain]] (Britania Raya) dan Koninkrijk der Nederlanden (Kerajaan Belanda) menandatangani [[Perjanjian Britania Raya-Belanda 1814|Perjanjian Britania Raya-Belanda 1824]], yang juga dikenal dengan [[Perjanjian London (1915)|Perjanjian London]]. Perjanjian ini ditujukan untuk mengatasi konflik yang bermunculan akibat pemberlakuan [[Perjanjian Britania Raya-Belanda 1814]]. [[Belanda]] diwakili oleh [[Hendrik Fagel]] dan [[Anton Reinhard Falck]], sedangkan [[Britania]] Raya diwakili oleh [[George Canning]] dan [[Charles Watkins Williams Wynn]].
 
Perjanjian ini menjelaskan, bahwa kedua negara diijinkan untuk tukar menukar wilayah pada British India Britania Raya, [[SailanCeylon]] ([[Sri Lanka|Sri Lanka]]) dan Indonesia, berdasarkan kepada negara yang paling diinginkan, dengan pertimbangan masing-masing negara harus mematuhi peraturan yang ditetapkan secara lokal. Antara lain:
# Pembatasan jumlah bayaran yang boleh dikenakan pada barang dan kapal dari negara lain.
# Tidak membuat perjanjian dengan negara bagian Timur yang tidak mengikutsertakan/membatasi perjanjian dagang dengan negara lain.
# Tidak menggunakan kekuatan militer dan sipil untuk menghambat perjanjian dagang.
# Melawan pembajakan dan tidak menyediakan tempat sembunyi atau perlindungan bagi pembajak atau mengizinkan penjualan dari barang-barang bajakan.
# Pejabat lokal masing-masing tidak dapat membuka kantor perwakilan baru di pulau-pulau [[Hindia Timur]] tanpa seizin dari pemerintah masing-masing di [[Eropa]].
Pertimbangan-pertimbangan dalam perjanjian ini, juga turut mengikutsertakan :
* Belanda menyerahkan semua dari perusahaan/bangunan yang telah didirikan pada wilayah India dan hak yang berkaitan dengan mereka.
* Belanda menyerahkan kota dan benteng dari [[Melaka]] dan setuju untuk tidak membuka kantor perwakilan di semenanjung Melayu atau membuat perjanjian dengan penguasanya.
* Belanda menarik mundur oposisinya dari kependudukan pulau Singapura oleh Britania.
* Britania Raya meminta untuk diberikan akses perdagangan dengan [[kepulauan Maluku]], terutama dengan [[Ambon]], [[Banda]] dan [[Ternate]].
* Britania Raya menyerahkan pabriknya di Bengkulu ([[Fort Marlborough]]) dan seluruh kepemilikannya pada pulau Sumatra kepada Belanda dan tidak akan mendirikan kantor perwakilan di pulau Sumatra atau membuat perjanjian dengan penguasanya.
* Britania Raya menarik mundur oposisinya dari pendudukan pulau [[Biliton]] oleh Belanda.
* Britania Raya setuju untuk tidak mendirikan kantor perwakilan pada [[kepulauan Karimun]] atau pada pulau-pulau [[Batam]], [[Bintan]], [[Lingga]], atau pulau-pulau lain yang terletak sebelah selatan dari [[Selat Singapura]] atau membuat perjanjian dengan penguasa-penguasa daerah. Semua serah terima dari kepemilikan dan bangunan yang didirikan terjadi pada tanggal [[1 Maret]] [[1825]]. Hal ini di luar dari jumlah yang harus dibayarkan oleh Belanda sebesar 100.000 [[Poundpound sterling|poundsterling]] sebelum akhir tahun 1825. Perjanjian ini disahkan pada tanggal [[30 April]] [[1824]] oleh Britania Raya dan tanggal [[2 Juni]] 1824 oleh pihak Belanda. Dengan ditandatanganinya Perjanjian InggrisBritania Raya-Belanda 1814 ini maka [[Kepulauankepulauan Hindia]] terbagi atas pengaruh dua kekuasaan tersebut, maka status Singapura, Malaka dan kawasan utara, termasuk Pulau Pinang, menjadi hak milik InggrisBritania Raya telah dikukuhkan. Sedangkan kawasan di sebelah selatan berada di bawah pengaruh Belanda. Pada tahun [[1826]], Singapura bersama-sama dengan Pulau Pinang dan Melaka digabungkan di bawah satu pemerintahan yaitu [[Pemerintahan Negeri-Negeri Selat]].
 
Termasuk penyerahan Jawa kembali kepada Belanda, seperti yang dijelaskan pada [[ConventionKonvensi on Java]]Jawa tanggal [[24 Juni]] [[1817]].
 
== Referensi ==
Baris 73 ⟶ 72:
[[Kategori:Sejarah Belanda]]
[[Kategori:Sejarah Britania Raya]]
[[Kategori:Peristiwa tahun 1824]]
[[Kategori:Perjanjian damai]]