Portal:Surakarta/Biografi pilihan/1: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi '{{Portal:Surakarta/Biografi pilihan/Layout |image=Jokowi.jpg |size= |caption=Joko Widodo |text= '''Ir. Joko Widodo''' ({{subst:lahirmati|Surakarta|21|6|1961}}...'
 
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(5 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Portal:Surakarta/Biografi pilihan/Layout
|link=Joko Widodo
|image=Jokowi.jpg
|size=
|caption=Joko Widodo
-->}}) |text='''Ir. Joko Widodo''', lebih dikenal dengan nama julukan '''Jokowi''', adalah [[walikota]] [[Kota Surakarta]] (Solo) untuk dua kali masa bhakti [[2005]]-[[2015]]. Wakil walikotanya adalah [[F.X. Hadi Rudyatmo]]. Ia dicalonkan oleh [[PDI-P]].
|text=
'''Ir. Joko Widodo''' (lahir {{#if:|&nbsp;}}<!--
-->{{#if:[[Surakarta]]|di [[Surakarta]],|}} [[21 {{NAMABULAN|6}}]] [[1961]]<!--
-->{{#if:|&nbsp;&ndash;&nbsp;meninggal <!--
-->{{#if:|di {{{5}}},|}} [[{{{6}}} {{NAMABULAN|{{{7}}}}}]] [[{{{8}}}]] pada umur {{umur|1961|6|21|{{{8}}}|{{{7}}}|{{{6}}}}} tahun|&#059; umur {{umur|1961|6|21}} tahun}}<!--
-->{{#switch:{{NAMESPACE}}|Pengguna=|Pembicaraan Pengguna=<!-- (supaya ruang nama pengguna dan pembicaraan pengguna tidak terkategori)
-->|#default=<!--
-->{{#if:||{{#if:||[[Kategori:Orang hidup]]}}}}<!--
-->{{#if:||{{#if:1961|[[Kategori:Kelahiran 1961]]}}}}<!--
-->{{#if:||{{#if:|[[Kategori:Kematian {{{8}}}]]}}}}<!--
-->{{#if:||{{#if:||{{#ifexpr:{{umur|1961|6|21}}>=100|[[Kategori:Tokoh berumur 100 tahun atau lebih]]|}}}}}}<!--
-->}}), lebih dikenal dengan nama julukan '''Jokowi''', adalah [[walikota]] [[Kota Surakarta]] (Solo) untuk dua kali masa bhakti [[2005]]-[[2015]]. Wakil walikotanya adalah [[F.X. Hadi Rudyatmo]]. Ia dicalonkan oleh [[PDI-P]].
 
Jokowi meraih gelar [[insinyur]] dari Fakultas Kehutanan [[UGM]] pada tahun [[1985]]. Ketika mencalonkan diri sebagai walikota, banyak yang meragukan kemampuan pria yang berprofesi sebagai pedagang mebel rumah dan taman ini; bahkan hingga saat ia terpilih. Namun setahun setelah ia memimpin, banyak gebrakan progresif dilakukan olehnya. Ia banyak mengambil contoh pengembangan kota-kota di Eropa yang sering ia kunjungi dalam rangka perjalanan bisnisnya.
 
Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan yang pesat. ''Branding'' untuk kota Solo dilakukan dengan menyetujui moto "Solo: The Spirit of Java". Langkah yang dilakukannya cukup progresif untuk ukuran kota-kota di Jawa: ia mampu merelokasi pedagang barang bekas di Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka, memberi syarat pada investor untuk mau memikirkan kepentingan publik, melakukan komunikasi langsung rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal) dengan masyarakat. Taman Balekambang, yang terlantar semenjak ditinggalkan oleh pengelolanya, dijadikannya taman. Jokowi juga tak segan menampik investor yang tidak setuju dengan prinsip kepemimpinannya. Sebagai tindak lanjut ''branding'' ia mengajukan Surakarta untuk menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006. Langkahnya berlanjut dengan keberhasilan Surakarta menjadi tuan rumah Konferensi organisasi tersebut pada bulan Oktober 2008 ini. Pada tahun 2007 Surakarta juga telah menjadi tuan rumah Festival Musik Dunia (FMD) yang diadakan di kompleks [[Benteng Vastenburg]] yang terancam digusur untuk dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan. FMD pada tahun 2008 diselenggarakan di komplek Istana [[Mangkunegaran]]. Oleh [[Majalah Tempo]], Joko Widodo terpilih menjadi salah satu dari "10 Tokoh 2008"
|link=Joko Widodo
}}