Ekoyanche
Bergabung 17 Desember 2010
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi '{{Profil saya |nama_pengguna={{subst:REVISIONUSER}}|c={{#switch: {{#expr:{{subst:NUMBEROFEDITS:R}} mod 10}} |0=eeeeFF |1=FFeeee |2=eeFFee |3=eeFFFF |4=FFeeFF |5=FFFFee...' |
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Karir +Karier); perubahan kosmetika |
||
(4 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 7:
|asal= PADANG PANJANG INDONESIA
|info=
|gambar=
}}
<big>'''Menulis itu Candu!'''</big>
Menulis menjadi bagian dari hidupnya selama lebih seperempat abad. Latar belakang pendidikan teknik yang dia punyai, membuat Eko Yanche Edrie, pria kelahiran Padang Panjang 5 Juni 1963 ini banyak mencurahkan perhatiannya pada hal-hal teknik disamping humaniora juga dia sukai.
Suami dari Yus Eriza dan ayah dari Fadhel Mohammad Edrie, Fajar Mohammad Edrie dan Faridz Mohammad Edrie ini tercatat sebagai salah satu wartawan Sumatera Barat yang ‘rajin’ dihampiri penghargaan kepenulisan. Sejak 1990 tidak kurang dari 14 kali meraih juara nasional lomba karya tulis jurnalistik yang diadakan oleh berbagai lembaga.
Ia juga menulis sejumlah buku bersama rekan-rekannya, antara lain adalah bersama Hasril Chaniago
Keresahan jiwa anak polisi ini untuk senantiasa mencari hal-hal baru membuatnya ambil bagian juga dalam ‘kelompok 18’ yakni 18 wartawan senior Singgalang yang keluar dengan baik-baik, lalu mendirikan koran digital pertama di Sumatra yakni Ekuator Online. Ini adalah cikal bakal berdirinya koran Mimbar Minang yang dibidani bersama-sama tokoh ICMI Sumatera Barat. Mimbar Minang adalah koran pertama di Indonesia yang seratus persen sahamnya dimiliki oleh Koperasi.
Baris 23 ⟶ 25:
Setelah sempat mengurus Harian Haluan selama kurun waktu 2003 – 2008, ia memutuskan untuk menggeluti koran digital (media online) dan menjadi Pemimpin Redaksi padangmedia.com. Menurutnya, era media online yang mengonvergensikan grafis, teks, suara dan video, radio dan TV sekaligus adalah media masa depan. Setidaknya mengantisipasi saat munculnya media paperless.
Belakangan dia diajak kembali bergabung dengan Harian Haluan oleh Hasril Chaniago dan Zul Effendi. Tapi ia lebih memilih mengurusi Departemen Litbang, ketimbang operasional redaksi.
***
|