Wisarga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dinamik-bot (bicara | kontrib)
k bot Menambah: ja, ru, th, zh
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
 
(16 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{AksaraBali infobox
| Image(Bali) = P. Bisah, aksara BaliMusical_symbol_Dang_gede.png
| Nama = BisahWisarga
| Image(Jawa) = Wignyan.png
| Alias = '''Wignyan''' ([[bahasa Jawa|Jawa]]); '''Bisah''' ([[bahasa Bali|Bali]])
| Letak = di belakang aksara yang dilekatinya
}}
Baris 10 ⟶ 12:
== Bisah (wisarga) dalam aksara Bali ==
 
Bisah memberi efek agar suatu [[Aksara Bali#aksara Wianjana|aksara wianjana]] mendapat desahan dari pengucapan huruf "H". Contohnya, kata "mara" bila dilekati oleh bisah maka menjadi "marah"; kata "basa" bila dilekati oleh bisah maka menjadi "basah"; kata "pisa" bila dilekati oleh bisah maka menjadi "pisah"; dll. Aturan ini dianjurkan agar tidak perlu memberi adeg-adeg pada aksara Ha.
 
=== Penggunaan ===
Baris 24 ⟶ 26:
! Keterangan
|-
| [[Berkas:Desah Bali Correct.png|centerpus|70px|desah]]
| align=center| <big>'''de - sa - h'''</big>
| Penulisan kata "desah" yang benar dalam aksara Bali. Suku kata terakhir mendapat tanda bisah agar dibaca dengan desahan /h/.
|-
| [[Berkas:Desah Bali Wrong.png|centerpus|100px|desah]]
| align=center| <big>'''de - sa - h'''</big>
| Penulisan kata "desah" yang salah dalam aksara Bali. Huruf [[Ha (aksara Bali)|Ha]] tidak perlu dibubuhi dengan tanda [[adeg-adeg]] agar kata tersebut dibaca dengan desahan /h/. Dianjurkan menggunakan tanda bisah.
|}
 
Bisah tidak boleh digunakan apabila hembusan /h/ terletak di tengah kata dan tidak diikuti oleh huruf konsonan. Sebagai gantinya digunakan huruf [[Ha (aksara Bali)|Ha]] untuk menggantikan bisah. Contohnya (dalam bahasa Bali) kata: <i>''"cihna", "jihwa", "Brahma"</i>'', dan sebagainya. Namun ada pengecualian untuk kata duhka (bahasa Bali), yang berasal dari kata ''dur'' dan ''kha''.
 
==== Suku kata yang sama ====
 
Bisah patut digunakan apabila ada suatu kata yang terdiri dari suku kata yang sama, dan suku kata tersebut mengandung bunyi /h/ yang tidak diikuti vokal /a/. Apabila kata tersebut diluluhkan menjadi [[kata kerja]] (bahasa Bali: ''kapolahang''), tetap memakai bisah, meski suku katanya berubah karena peluluhan tersebut. Contoh (dalam bahasa Bali) kata: <i>''"ca<u>h</u>ca<u>h</u >"</i>'' (jika diluluhkan menjadi <i>''"nya<u>h</u>ca<u>h</u>"</i>''), <i>''"ko<u>h</u>ko<u >h</u>"</i>'' (jika diluluhkan menjadi<i>'' "ngo<u>h</u>ko<u>h</u>"</i>''), dan sebagainya. Huruf H (yang digarisbawahi) pada kata tersebut wajib diganti dengan bisah apabila disalin ke dalam aksara Bali.
 
== Lihat pula ==
Baris 47 ⟶ 49:
 
== Referensi ==
 
* Tinggen, I Nengah. 1993. ''Pedoman Perubahan Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin dan Huruf Bali.'' Singaraja: UD. Rikha.
* Surada, I Made. 2007. ''Kamus Sanskerta-Indonesia.'' Surabaya: Penerbit Paramitha.
{{Aksara Jawa}}
 
 
{{aksara bali}}
 
[[Kategori:Aksara Bali]]
 
[[en:Visarga]]
[[ja:ヴィサルガ]]
[[ru:Висарга]]
[[th:วิสรรชนีย์]]
[[zh:止韻]]