Portal:Pertanian/Berita terkini/Maret: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
 
(114 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1:
<noinclude>;4{{kotak Maret 2014</noinclude>arsip|
*[[/2016]]
*[[/2015]]
*[[/2014]]
|box-width=10em|}}</noinclude>
 
<noinclude>;230 Maret 20142017</noinclude>
{{berita
|tgl = 430 Maret 20142017
|ber = "Apa yang kita makan memberikan dampak di tempat lain. Sebuah studi yang dilakukan [[University College London]] dan [[NASA]] [[Goddard Institute for Space Studies]] menemukan bahwa setidaknya sebelas persen dari [[air tanah]] tak terbarukan dikonsumsi oleh tanaman komoditas yang diperdagangkan antar negara. 29 persen dari jumlah tersebut merupakan air tanah di wilayah Pakistan, 27 persen Amerika Serikat, dan 12 persen India. Mereka menggunakan model [[hidrologi]] global dibantu pemantauan satelit untuk melacak keberadaan air tanah dan komoditas yang memanfaatkannya. Dan jumlah komoditas perdagangan antar negara yang memanfaatkan air tanah tak terbarukan jumlahnya terus meningkat setiap tahunnya."
|ber = "Pola makan warga dunia semakin seragam dan dapat memberikan ancaman terhadap [[ketahanan pangan]]. Masyarakat [[Kepulauan Pasifik]] yang memanfaatkan [[kelapa]] sebagai sumber [[lemak]] semakin berkurang, dan semakin banyak masyarakat [[Asia]] yang beralih dari [[beras]]. Terjadi tren peningkatan konsumsi pada makanan pokok utama dunia seperti [[gandum]], [[kentang]], dan [[jagung]], dan hasil panen tradisional seperti [[singkong]] dan [[sorghum]] semakin terpinggirkan. Ketika terjadi gagal panen pada satu komoditas pangan utama tersebut, maka akan terjadi wabah kelaparan mengingat pola makan sudah terlanjur seragam."
|gbr = Sorghum nigrum.JPG
|cap = [[Sorghum]]
|wid = 100px
|u1 = https://phys.org/news/2017-03-percent-groundwater-internationally-food.html
|u1 = http://in.reuters.com/article/2014/03/03/environment-diets-idINL6N0LX1PD20140303
|n1 = ReutersPhys.org
|u2 = http://www.upi.com/Science_News/2017/03/29/Internationally-traded-crops-are-shrinking-globes-underground-aquifers/7391490811254/
|u2 = http://www.bbc.com/news/science-environment-26382067
|n2 = BBCUPI
|u3 = http://www.voanews.com/content/global-diets-growing-similar/1863397.html
|n3 = VOA
}}{{clear}}<br>
<noinclude>;13 Maret 2017</noinclude>
{{berita
|tgl = 413 Maret 20142017
|ber = "Infeksi jamur ''[[Aspergillus]]'' pada [[jagung]] telah menyebabkan kerugian besar di seluruh dunia, karena selain menyebabkan kerusakan hasil, jamur ini mengeluarkan toksin [[karsinogen]] [[aflatoksin]]. Sebuah jagung transgenik terbaru dikembangkan oleh [[University of Arizona]] mampu menon-aktifkan gen dari ''Aspergillus'' penghasil toksin tersebut sehingga infeksi ''Aspergillus'' tidak memunculkan risiko kanker bagi manusia yang memakannya."
|ber = "Kerugian [[lahan usaha tani|usaha pertanian]] akibat letusan [[gunung Sinabung]] dan [[gunung Kelud]] mencapai 1.87 triliun rupiah, dengan rincian 1.5 triliun akibat letusan gunung Sinabung dan 377 miliar rupiah akibat letusan gunung Kelud."
|gbr = SinabungA_visual_treat_of_Maize.jpgJPG
|cap = [[SinabungJagung]], 1987
|wid = 100px
|u1 = https://www.newscientist.com/article/2124191-maize-engineered-to-silence-deadly-toxins-in-poisonous-mould/
|u1 = http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/03/04/n1wm89-kerugian-erupsi-sinabung-dan-kelud-rp-187-triliun
|n1 = RepublikaNew Scientist
|u2 = http://www.reuters.com/article/global-food-science-idUSL5N1GK5G9
|u2 = http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2014/03/04/215555/erupsi-sinabung-rugikan-pertanian-rp1-5-triliun#.UxXCe85SSYE
|n2 = MetroTv NewsReuters
|u3 = http://www.antaranews.com/berita/422159/kerugian-pertanian-akibat-erupsi-kelud-capai-rp377-miliar
|n3 = Antara
}}{{clear}}<br>
<noinclude>;31 Maret 2014</noinclude>2017
{{berita
|tgl = 31 Maret 20142017
|ber = "Peneliti dari [[University of Burgos]], Spanyol, mengembangkan polimer baru yang akan [[fluoresensi|berpendar]] ketika terkena paparan [[merkuri]] dalam wujud senyawa organik ([[metilmerkuri]]) maupun inorganik. Mereka menerapkan polimer tersebut untuk mendeteksi keberadaan dan kadar [[merkuri pada ikan]]. Polimer ini dapat dijadikan alat ukur yang bisa dipakai di lokasi layaknya [[kertas lakmus]], sehingga sampel tidak perlu dibawa ke laboratorium."
|ber = "Kelompok tani di [[Kabupaten Solok]], [[Sumatera Barat]], [[pemuliaan tanaman|mengembangkan varietas]] [[padi]] yang tahan terhadap [[iklim]] dingin di [[dataran tinggi]] yang disebut dengan varietas Saganggam Panuah."
|gbr = Lambang_Kabupaten_SolokHalibut_and_salmon_fillets.gifjpg
|cap = [[KabupatenDaging Solokikan]]
|wid = 100px
|u1 = https://www.sciencedaily.com/releases/2017/02/170220085135.htm
|u1 = http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/14/03/02/n1t9d3-gubernur-sumbar-tanam-perdana-varietas-unggul-saganggam-panuah
|n1 = RepublikaScience Daily
|u2 = http://newatlas.com/fish-mercury-probe/48033/
|u2 = http://www.antaranews.com/berita/421851/solok-kembangkan-varietas-padi-dataran-tinggi
|n2 = AntaraNew Atlas
|u3 = http://skalanews.com/berita/detail/169393/Kelompok-Tani-di-Solok-Kembangkan-Varietas-Padi-Dataran-Tinggi
|n3 = Skalanews
}}{{clear}}<br>
 
<noinclude>;2 Maret 2014</noinclude>
{{berita
|tgl = 2 Maret 2014
|ber = "Hasil pertanian dari [[Kabupaten Batang]], [[Jawa Tengah]] telah berhasil menembus pasar ekspor, sebagian besar ke [[Singapura]]. Hasil pertanian tersebut diantaranya [[buncis]], [[kentang]], [[bit]], [[terong]], [[lobak]], dan [[waluh]]."
|gbr = Pommes de terre dans le jardin.JPG
|cap = [[Kentang]]
|wid = 100px
|u1 = http://www.antaranews.com/berita/421770/tujuh-komoditas-sayuran-kabupaten-batang-diekspor
|n1 = Antara
}}{{clear}}<br><noinclude>
Arsip:<!--
* [[Portal:Pertanian/Berita terkini/Maret|Berita bulan Maret]]-->
Baris 63 ⟶ 55:
* [[Portal:Pertanian/Berita terkini/Januari|Berita bulan Januari]]
* [[Portal:Pertanian/Berita terkini/Februari|Berita bulan Februari]]
 
[[Kategori:Portal pertanian]]
</noinclude>