Sumali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
←Membatalkan revisi 5056497 oleh Stephensuleeman (Bicara)
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
 
(5 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
 
== Raja Alengka ==
Dikisahkan pada suatu ketika Sumali dan kedua saudaranya, yaitu Mali dan Maliyawan bertapa memohon memohon anugerah agar mereka bertiga saling menyayangi sehingga rasa persaudaraan mereka tidak pernah putus. Serta mereka juga memohon agar memiliki kesaktian luar biasa sehingga tidak ada orang yang mampu menaklukkan mereka. Permohonan tersebut dikabulkan oleh [[Brahma]], sang dewa pencipta.
 
Akan tetapi kesaktian tersebut justru disalahgunakan untuk menyerbu [[kahyangan]]. Sumali dan kedua saudaranya menaklukkan para [[Dewa (Hindu)|dewa]] dan [[daitya]]. Dengan kekuasaannya, Sumali meminta [[Wiswakarma]] agar membuatkan sebuah kota indah dan megah. Wiswakarma terpaksa memenuhi permohonan tersebut dan membangun sebuah kota bernama [[Alengka]].
Baris 14:
 
== Versi pewayangan ==
Versi [[wayang|pewayangan]], terutama yang berkembang di [[Jawa]] mengisahkan cerita yang sedikit berbeda. Sumali versi ini disebut putra Puksara, keturunan [[Hiranyakasipu]], pendiri [[Kerajaan Alengka]]. Sumali memiliki permaisuri bernama Danuwati dari [[Kerajaan Mantili]], yang darinya lahir dua orang anak bernama [[Sukesi]] dan [[Prahasta]].
 
Meskipun Sumali berwujud [[raksasa]], namuntetapi Sukesi dan Prahasta berwujud manusia seperti ibu mereka. Sukesi yang gemar sastra tertarik untuk mempelajari ''Sastrajendra Hayuningrat'', sebuah sastra keramat yang sangat langka. Pada saat itu datang seorang resi yang tidak lain adalah kakak seperguruan Sumali sendiri, bernama [[Wisrawa]]. Kedatangan Wisrawa adalah untuk melamar Sukesi sebagai istri putranya yang bernama [[Kubera|Danapati]].
 
Sumali menyampaikan keinginan Sukesi yang hanya bersedia menikah jika ada orang yang bisa mengajarinya ''Sastrajendra Hayuningrat''. Wisrawa mengaku menguasai sastra tersebut namun ia tidak berani sembarangan mengajar karena sastra tersebut sangat keramat. Barangsiapa yang mendengarnya akan memperoleh pencerahan dan kebahagiaan sejati.
Baris 28:
 
[[Kategori:Tokoh Ramayana]]
 
[[en:Sumali]]
[[jv:Sumali]]
[[ru:Сумали]]