Perang Aceh (1896-1901): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k bot kosmetik perubahan
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
 
(21 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Perang Aceh ([[1896]]-[[1901]])''' adalah masa operasi militer ofensif di bawah pimpinan JW. Stemfoort, [[Jan Jacob Karel de Moulin]], [[Jacobus Augustinus Vetter]] dan [[Joannes Benedictus van Heutsz]].
== Latar belakang ==
[[Berkas:Groef officieren van het negende bataljon.jpg||thumbjmpl|rightka|250px|Kelompok perwira Batalyon IX.]]
[[Jenderal|Jend.]] [[J.A. Vetter]] dikirim ke [[Aceh]] bersama-sama dengan kolonel infanteri J.W. Stemfoort dan mayor staf jenderal Breijer. Mereka bertolak pada tanggal [[2 April]] bersama Batalyon IX dan tiba 5 hari kemudian di [[Ulee Lheue, Meuraksa, Banda Aceh|Ulee Lheue]], 2 hari kemudian tibalah Batalyon VI dan seorang pendaki gunung. Pemerintah melihat keadaan sekarang berbahaya dan tidak ragu bertindak. Alasan sesungguhnya di balik penolakan [[Teuku Umar]] masih gelap. Tuduhan terhadap kontrolir K.WKW. Gisolf dan jaksa agung Mohammad Arif atas penyebab dugaan tindakan penghinaan atas dirinya dan lain-lain yang diajukannya kepada gubernur tidak berdasar dan dicabut dalam surat kedua. Dalam surat terakhir tanggal [[12 April]], Umar mengetahui pandangannya berubah menjadi kekecewaan karena tiadanya penghargaan kerajaan yang dianugerahkan untuk jasanya. Saat masih diberikan 150.000 [[gulden Belanda|gulden]] per [[bulan]], ia masih berkomitmen menjaga suasana di Aceh. Tawaran yang sama diulanginya dalam [[surat]] yang diperuntukkan kepada komisaris pemerintah, yang pada tanggal [[25 April]] menyelesaikan klaim tersebut hingga "ekstradisi senjata yang dipasok sesegera mungkin, penghancuran pertahanan yang berada di VI Mukim, pembandunan parit dan lubang, serta penyerahan kepada pemerintahan yang diperbaharui."
 
== Kembali ke garis konsentrasi 1886 ==
[[Berkas:Vooruitgeschoven post.jpg||thumbjmpl|leftkiri|250px|Pos penjagaan]]
Namun, Teuku Umar menunggu dan melakukan pendekatan, memperkuat diri di VI Mukim dekat batas daerah terbuka di depan garis Belanda dan lebih ke belakang hingga [[Lampisang, Peukan Bada, Aceh Besar|Lampisang]], di mana ia memiliki 2.000 pejuang terlatih. Di seberang pertahanan itu, pasukan Belanda memiliki barisan yang kuat yang dibentuk selama penghapusan garis terdalam batalyon medan yang sepenuhnya kosong. Di saat yang sama, [[Jenderal|Jend.]] [[Christoffel Deykerhoff]] mengendalikan pemerintahan sipil dan militer di Aceh dan Jajahannya melalui [[telegraf]]; pemerintahan sipil diserahkan kepada [[residen]] KFH. van Langen. Komandan militer yang baru, Kol. Stemfoort, pada tanggal [[10 April]] pergi ke Lamkunyit dan Bilul bersama dengan 1 batalyon infanteri dan detasemen serta persenjataan lainnya.
 
Dalam perjalanan pergi dan kembali, barisan tersebut mendapatkan serangan. Karena tujuan utamanya untuk menghukum Teuku Umar dan berhubungan dengan pos-pos di dalam, komisaris pemerintah harus mengeluarkan [[surat keputusan]], pos-pos di garis terdalam tidak hanya dihancurkan namun juga dirusak, kecuali di Cot Goe, yang memang menguntungkan untuk tempat beradanya garis konsentrasi. DiPada hari ke-14, kerja besar yang banyak menemui kesulitan dan memerlukan kekuatan besar itu selesai; hanya untuk menghancurkan Aneuk Galong, Lambarih, Senelop dan Lam Sut yang dilakukan oleh Batalyon VI, IX, XII, dan XIV, 2 baris artileri gunung dan pasukan pembantu yang mengorbankan 5 perwira dan 50 orang lainnya sampai terbunuh dan sekitar 200 orang terluka. Pos sementara dihancurkan, dan kemudian pasukan kembali ke garis konsentrasi yang telah ditetapkan dipada tahun [[1886]].
 
== Operasi militer terhadap Teuku Umar ==<!--
Semua batalyon medan kini dipersiapkan untuk operasi militer yang sesungguhnya. Teuku Umar tinggal di kampung Lampisang, selatan pos Lamjamu, dan di sanalah ia menjawab tawaran komisaris pemerintahan yang ultimatumnya telah diterima. Ketika hal tersebut tak terpenuhi, Jend. Vetter mengadakan proses singkat terhadap Teuku Umar, dirinya diberhentikan sebagai panglima perang besar dan [[uleebalang]] [[Leupung, Aceh Besar|Leupung]]. Pada tanggal [[27 April]], angkatan darat dan laut melancarkan serangan tembak ke Lampisang dan sekitarnya. Umar telah memperkuat daerah pertahanannya dengan garis-garis mematikan yang terdiri atas kampung dan benteng, yang dihubungkan oleh parit satu sama lain, sehingga banyak usaha yang harus dilakukan pasukan untuk menembus benteng yang kukuh tersebut. Pada akhir bulan [[Mei]], dimulailah gerakan untuk mengusir Teuku Umar dari VI dan IV Mukim di Sagi XXV yang berada di [[Kabupaten Aceh Besar|Aceh Besar]]. Batalyon XII dan XIV ditempatkan di Lamith, dan di Blang ditempatkan Batalyon IX, semerntara itu, angkatan utama - terdiri atas Batalyon III, VI, VII, [[marechaussee]], 4 seksi artileri gunung dan pasukan penolong - sama-sama ditarik ke Ketapan Duwa. Batalyon VII, bersama [[kavaleri]] dan [[artileri]], dijadikan pasukan cadangan.
Alle veldbataljons waren nu beschikbaar voor het eigenlijke doel der militaire operaties. Teukoe Oemar woonde in de kampong Lampisang, ten zuiden van de post Lamdjamoe, en het was daar, dat hij in antwoord op zijn aanbod aan de regeringscommissaris diens ultimatum ontvangen had. Toen hieraan niet werd voldaan maakte generaal Vetter kort proces met de verrader; hij werd ontslagen als Panglima prang besar en als hoeloebalang van Lepong; de 27ste april openden zee -en landmacht haar geschutvuur op Lampisang en omstreken. Oemar had zijn gebied versterkt met verscheidene linies, gevormd door versterkte kampongs en bentings, die onderling door loopgraven waren verbonden; het zou dus veel inspanning van de troepen vergen om deze sterke vijandelijke stelling te nemen. Eind mei begonnen de verrichtingen ter verdrijving van Teukoe Oemar uit de VI en IV Moekims der sagi XXV in Groot Atjeh. Bij Lamith waren het 12de en 14de, bij Belang ws het 9de bataljon opgesteld, terwijl de hoofdmacht - het 3de, 6de en 7de bataljon, de [[Marechaussee (Nederlands-Indië)|marechaussees]], 4 secties bergartillerie en de hulptroepen, was samengetrokken bij Ketapan Doewa. Het 7de bataljon, met [[cavalerie]] en [[artillerie]], werd in reserve gehouden.
[[ImageBerkas:Jacobs, JR. Luitenant kolonel. Ridder MWO. Directeur van Nederl. fabriek van oorlogsmaterialen; uitvinder reddingskanon voor schipbreukelingen.jpg||thumbjmpl|leftkiri|250px|[[Mayor|May.]] J.R. Jacobs]]
Sebelum fajar, pada tanggal [[23 Mei]] 1896, pasukan Belanda sudah bertempur dengan musuh, dan seberapapun kuat pasukan dan keberanian yang ditunjukkan oleh Umar untuk memimpin pasukan, ia harus mundur; untuk itulah [[J.B. van Heutsz]] dan [[Henri Mari Vis]] diberi penghargaan. Gampong Lam Hasan menunjukkan perlawanan sengit; selama berjam-jam baterai artileri yang kuat dekat Lamjamu ditembakkan tanpa henti; sia-sia saja Batalyon Infanteri IX mencoba menembus pertahanan yang kukuh itu dan saat fajar menyingsing mayor infanteri JR. Jacobs, dengan pasukan cadangannya yang terdiri atas 3 [[kompi]] di Batalyon VII, ditugaskan membantu Batalyon IX dan merebut [[Lam Hasan, Peukan Bada, Aceh Besar|Lam Hasan]]. Dengan Kompi I di barisan, separuh Kompi II pada sayap kiri dan sisanya ditanam di Ajuen Tebal untuk menghadapi gerak maju musuh. Dalam 20 [[menit]], tempat itu sudah diduduki Belanda dan seluruh pemberontak dibasmi habis. Dari separuh kompi yang turut serta dalam pertempuran yang sesungguhnya, 2 perwira terbunuh dan 30 orang lainnya namun mereka tetap menang. [[Mayor|May.]] JR. Jacobs, yang tertembak bersama [[kuda]]nya hingga harus jalan kaki bersama Kompi I untuk berperang, untuk kesempatan ini dihargai dan selama pertempuran berikutnya hingga akhir bulan [[Oktober]] dianugerahi [[Militaire Willems-Orde]] Kelas IV.
De 23ste mei 1896, reeds voor het aanbreken van de dag, waren de Nederlandse troepen al met de vijand in gevecht gewikkeld, en hoe groot ook de kracht en de moed waren, waarmee Oemar zich verdedigde, voor de wijze waarmee de aanvoerders te troepen leidden, moest hij wijken; vooral [[Joannes Benedictus van Heutsz]] en [[Henri M. Vis]] onderscheidden zich hier. Kampong Lam Hassan bood de hardnekkigste tegenstand; uren achtereen nam de sterke batterij bij Lamdjamoe haar onder vuur; te vergeefs probeerde het 9de bataljon infanterie de sterke stellingen te nemen en tegen het aanbreken van de dag werd aan majoor der infanterie J.R. Jacobs opgedragen, met zijn reserve, bestaande uit 3 compagnieën van het 7de bataljon, het 9de te helpen en Lam Hassan te nemen. Met de 1ste compagnie in front, de helft van de 2de compagnie op de linkerflank en de rest in reserve werd uit Adjoen Tebal tegen de vijandelijke stellingen opgerukt; binnen 20 minuten waren zij in Nederlandse handen en was de kampong geheel van vijanden gezuiverd. Van de anderhalve compagnie, die aan het eigenlijke gevecht deelnam, sneuvelden 2 officieren en 30 manschappen maar de overwinning was volkomen. Majoor J.R. Jacobs, wiens paard al dadelijk werd neergeschoten, waarop hij te voet de aanval met de 1ste compagnie meemaakte, werd voor de wijze waarop hij zich onderscheidde bij deze gelegenheid en tijdens de verdere gevechten tot eind oktober 1896, met de [[Militaire Willems-Orde]] vierde klasse beloond.
 
Serangan ke Lampisang diawali secara mendadak di malam hari oleh sebagian garis pertama sayap kanan dan kiri; barisan Van Heutsz harus mendaki [[bukit]] dan menduduki Glee Putih. Dibantu gelap, mereka mencapai perbukitan tanpa menghadapi perlawanan dan dapat melanjutkan serangan ke atas. Setibanya di atas, mereka dapat memantau Lampisang. Dari situlah tembakan diawali, yang di situ baterai gunung diperlukan. Umar dan pengikutnya melancarkan serangan mendadak yang singkat ke Bukit Sebun Beradin yang terletak di selatan. Van Heutsz mengirim laporan bahwa gerak maju harus secepatnya dilakukan oleh Batalyon VII dan IX. [[Lamteungoh, Peukan Bada, Aceh Besar|Lamteungoh]], [[Lam Manyang, Peukan Bada, Aceh Besar|Lam Manyang]] dan [[Lam Isek, Peukan Bada, Aceh Besar|Lam Isek]] ditaklukkan oleh Batalyon XII dan XV, yang untuk itu Pasukan Cadangan Kolonial yang dipimpin oleh [[Sipko Adriaan Drijber]] diberi penghargaan khusus. [[Sipko Drijber]] terluka 2 kali. Pada tanggal [[23 Mei]], pasukan Belanda menderita kekalahan besar, ada 160 orang yang tak diikutsertakan lagi dalam serangan.
De aanval op Lampisang werd ingeleid door de verrassing bij nacht van een deel van de eerste linie van de rechter -en linker vleugel; de colonne Van Heutsz zou de heuvel beklimmen en de Gleh-Poetih bezetten. Door de duisternis begunstigd, bereikte zij, zonder tegenstand te ondervinden, de heuvelrij en kon zij doorgaan met de tocht naar boven. Bovenop de heuvel gekomen, vanwaar Lampisang beheerst werd, kon men in de diepte Lampisang zien liggen; hierop werd het vuur geopend, waartoe de bergbatterij gerekwireerd was. Oemar en zijn volgelingen namen de vlucht naar de zuidwaarts gelegen stelling Boekit Seboen-Beradin. Nu zond Van Heutsz bericht dat de voorwaartse beweging verder zo snel mogelijk moest worden voortgezet door het 7de en 9de bataljon. Lamtengah, Lam-manjang en Lam-Isi werden veroverd door het 12de en 15de bataljon, waarbij de Koloniale Reserve, onder haar aanvoerder [[Sipko Drijber]] zich bijzonder onderscheidde; Drijber raakte 2 keer gewond. De 23ste mei leden de troepen gevoelige verliezen; er waren 160 man buiten gevecht gesteld.
 
Di pagi berikutnya, pasukan bergerak ke Lampisang dan tempat tinggal Teuku Umar dibakar, diikuti dengan sebuah kubu yang kuat, yang terdiri atas Kampung Beradin dan Benteng Sebun. Secara keseluruhan, operasi di daerah Teuku Umar menelan 200 korban tewas dan terluka dari pihak Belanda. Setelah dihukum, pasukan kembali ke Kutaraja. JJK. de Moulin diangkat sebagai Gubernur Aceh namun hanya bertugas dalam waktu singkat. Pada tanggal [[7 Juli]] 1896, ia meninggal akibat [[hipertermia]].
 
== Operasi ke Aneuk Galong ==
Setelah tanggal [[9 Juni|9]] dan [[10 Juni]], wilayah Lam Krak di VII Moekim yang terletak di Sagi XXII Moekim dihukum, diikuti dengan V Mukim pada tanggal [[17 Juni|17]] dan [[19 Juni|19]]. Pada tanggal [[27 Juni]], Vetter kembali ke [[Batavia]]. Di sana, sebuah barisan yang mobil dibentuk di bagian utama daerah musuh. Dalam hal ini, operasi militer dilaksanakan di [[Leupung, Aceh Besar|Leupung]] dan [[Lhoong, Aceh Besar|Lhoong]] yang berada di Aceh Besar bagian selatan dan [[Seulimeum, Aceh Besar|Seulimeum]] di XXII Moekim; hal tersebut diulangi lagi di bagian selatan pada tahun [[1897]]. Pada bulan [[Agustus]], dilancarkan ekspedisi ke [[Kabupaten Pidie|Pedir]], memulai pembasmian kelompok musuh [[Mukim]] [[Peukan Baro, Pidie|Peukan Baro]] dan [[Peukan Sot, Simpang Tiga, Pidie|Peukan Sot]]. Pada tanggal 9 Juni 1896, korps marechaussee berbaris ke garis depan barisan menuju Aneuk Galong; garis depan yang dipimpin oleh [[G.J.W.C.H. Graafland]] tersebut langsung menyerang tanpa menunggu pasukan lainnya. Pada pukul 4.30, gerakan menjepit selesai; diikuti dengan serangan tembak ke arah musuh, di mana Graafland terluka dan komando harus dialihkan ke [[Henri M. Vis]]; saat angkatan utama tiba dengan [[ambulans]], pertempuran itu sudah selesai, tetapi terdapat 6 orang tewas dan 28 terluka. Seorang perwira yang berjasa dalam aksi ini adalah [[G.J.A. Webb]].
 
De volgende morgen werd opgerukt naar Lampisang en werd de woning van Teukoe Oemar verbrand; vervolgens werd een sterke stelling, bestaand uit de kampong Beradin en de beide bentings Seboen genomen. In totaal kostten de operaties in het gebied van Teukoe Oemar de Nederlandse troepen 200 doden en gewonden. Na de tuchtiging keerden de troepen terug naar Kota Radja. Tot gouverneur van Atjeh werd nu J.J.K. de Moulin benoemd maar hij vervulde die taak slechts kort; op 7 juli 1896 overleed hij aan de gevolgen van een [[zonnesteek]].
-->
==Operasi selanjutnya==<!--
Nadat de 9de en de 10de juni de Lamkrak-streek der VII Moekims van de sagi XXII Moekims, de 19de en 17de juni de V Moelims gestraft waren, keerde generaal Vetter de 27ste terug naar Batavia. Er waren nu mobiele colonnes gevormd in de voornaamste delen van het vijandelijke gebied. In verband hiermee hadden nog militaire operaties plaats te Lepong en Lohong in de zuidelijke nederzettingen van Groot-Atjeh en te Selimoen in de XXII Moekims; in de zuidelijke nederzettingen moesten die in 1897 worden herhaald. In augustus volgde een expeditie naar de Pedir-streek, ondernomen om de Moekims Pekan Baroe en Pekan Sot van vijandige benden te zuiveren. Op de 9de juni 1896 marcheerde het korps marechaussee in de voorhoede van een colonne naar Anak-Galoeng; de voorhoede, onder leiding van [[G.J.W.C.H. Graafland]], ging direct tot de aanval over zonder op de overige troepen te wachten. Om half 5 in de morgen was de omtrekkende beweging voltooid; er volgde nu een vuurgevecht met de vijand, waarbij Graafland gewond raakte en het commando over moest geven aan Henri M. Vis; toen de hoofdmacht met de ambulance arriveerde was het gevecht al beslist in het voordeel van de Nederlandse troepen; men had 6 doden en 28 gewonden verkregen. Een officier die zich tijdens de gevechten zeer onderscheidde was [[G.J.A. Webb]].
-->
== Ekspedisi Pedir ==
{{utama|Ekspedisi Pedir}}<!--
Keadaan mulai kondusif di Aceh Besar sehingga jalur KA antara Kutaraja-[[Indrapuri, Aceh Besar|Indrapuri]] bisa dibuka untuk transportasi. Namun para pimpinan perlawanan mengungsi ke daerah Pedir, basis para ulama, sehingga wilayah itu harus ditaklukkan. Kini pemerintah menetapkan keputusan itu setelah menerima laporan bahwa Teuku Umar sudah tiba di [[Kota Jantho, Aceh Besar|Jantho]] dekat Seulimeum beserta pengikutnya untuk bersatu bersama dengan [[putera mahkota]] dan [[Panglima Polim]] yang mundur ke wilayah ini. Pedir, yang secara bertahap menjadi pusat perlawanan menjadi target Belanda selanjutnya.
In Groot-Atjeh was de situatie bevredigend; in 1897 kon de trambaan Kota Radja - Indrapoeri voor het openbaar verkeer opengesteld worden. Maar de hoofden van de opstand waren uitgeweken naar de Pedir-streek, het bolwerk van de geestelijke partij en dus moest er worden overgegaan tot onderwerping van die streek. De regering besloot nu voet bij stuk te houden; nadat men bericht had ontvangen dat Oemar met een beduidende macht te Djantoi bij Selimoen was aangekomen, om zich te verenigen met de pretendent-sultan en Panglima Polim, die zich weer teruggetrokken had. Pedir, gaandeweg het centrum van de oorlogspartij geworden, moest ten onder gebracht worden.
[[ImageBerkas:Vermeestering van de woning van Toekoe Oemar te Lampisang.jpg||thumbjmpl|rightka|250px|Pendudukan kediaman Teuku Umar di [[Lampisang, Peukan Bada, Aceh Besar|Lampisang]].]]
Rencana penyerbuan dirancang oleh [[staf jenderal]] dan [[kolonel|Kol.]] JB. van Heutsz ditunjuk sebagai pimpinan ekspedisi ke Pedir dan Gigieng, yang sehubungan dengan tugas itu diangkat pula sebagai gubernur sipil dan militer. Tujuan ekspedisi ini adalah maju ke sagi yang dimiliki oleh XXII Mukim, VII Mukim Pedir, kemudian mematahkan perlawanan musuh. Selain itu juga agar memaksa kepala sagi XXII Mukim tunduk, menundukkan kelompok musuh di VII Mukim Pedir dan membawa federasi XII dan VI Mukim di Pedir di bawah Belanda. 4 batalyon infantri, 1 baterai artileri gunung dan 1 skuadron kavaleri dikerahkan ke [[Kota Sigli, Pidie|Sigli]] untuk membasmi musuh di wilayah itu. Operasi itu didukung oleh barisan kedua yang bergerak dari Seulimeum untuk menghalau musuh keluar dari Pedir - juga VII Mukim Pedir - ke [[lembah]] yang berada di Aceh Besar. Selain itu juga untuk mendatangi dan menghancurkan kekuatan [[Panglima Polim]] dan Teuku Umar untuk kemudian bergabung dengan angkatan utama. Pada tanggal [[30 Mei]] [[1898]], panglima tertinggi datang ke Sigli, di mana pasukan yang bertolak dari Batavia dan Kutaraja bergabung dengan Batalyon XIV, yang kemudian bergerak maju.
Door de generale staf was een plan voor de veldtocht ontworpen en voor het opperbevel van de expeditie naar Pedir en Gigien werd kolonel J.B. van Heutsz aangewezen, die in verband met deze opdracht benoemd was tot civiel -en militair gouverneur. Het doel van de Pedir-expeditie was zich te begeven naar de, tot de sagi der XXII Moekims behorende, VII Moekims Pedir, en op de weg daarheen het verzet van de vijand te breken; verder het hoofd van de sagi der XXII Moekims tot onderwerping te brengen, de vijandelijke benden in de VII Moekims Pedir te verslaan en de federaties XII en VI der Pedir-streek onder Nederlands gezag te brengen. Vier bataljons infanterie, een batterij berggeschut en een eskadron cavalerie werden naar Segli gedirigeerd, om genoemde streken van vijanden te zuiveren; deze operaties zouden gesteund worden door een tweede colonne, van Selimoen opererend, om een eventueel uitwijken van de vijand uit Pedir, ook uit de VII Moekims Pedir, naar de vallei van Groot-Atjeh, tegen te gaan; verder om de benden van Panglima Polim en Oemar op te zoeken en te vernietigen, ten einde daarna zich met de hoofdmacht te verenigen. De 30ste mei 1898 was de opperbevelhebber aan gekomen te Segli, waar de troepen, uit Batavia en Kota Radja vertrokken, zich verenigden met het 14de bataljon, dat vooruit gezonden was.
 
Musuh berkumpul di Garut tanpa bahaya apapun, dan memperkuat pertahanan sepanjang [[Krueng Pidie]]. Pasukan Belanda dari Seulimeum bertemu dengan barisan Van Heutsz di [[Metareum, Delima, Pidie|Metareum]]. 2 [[benteng]] di daerah kekuasaan Teuku Bintara Kemanga direbut, lalu kedua barisan itu berbalik ke [[Keumala, Pidie|Keumala]], daerah kediaman calon sultan, melalui jalan-jalan yang berbeda. Di sini musuh tak bertahan lama; tak juga di Sangget Menu, yang takluk pada tanggal [[29 Juni]]. Perlawanan agak menuruun, tetapi Umar selalu berhasil melarikan diri; tetapi lepas dari itu, ekspedisi sudah dapat memenuhi tujuannya dan Van Heutsz kembali ke Kutaraja. Atas andil dalam ekspedisi tersebut, sensor militer [[Johannes Vallentin Dominicus Werbata]] diangkat sebagai kesatria dalam Militaire Willems-Orde Kelas IV.
 
== Tewasnya Teuku Umar ==
Pada bulan [[Juli]], Belanda harus perang lagi, kali ini ke Idi, ketika seorang [[ulama]] bernama Teuku Tapa menyerang prasarana sipil setelah menyerukan perang suci. Dengan 2 batalyon, musuh berhasil dihalau ke pertahanannya pada tanggal [[11 Juli|11]]. Umar melarikan diri ke pantai barat, dan dikejar oleh [[KNIL]]. Penduduk ternyata sudah jenuh terhadapnya, pengaruhnya agak berkurang dan dalam pertempuran di Mugo ia terbunuh.
 
Terkadang, pasukan Belanda masih diserang dan orang Aceh masih tetap berperang secara [[gerilya]]. Di saat yang sama, Van Heutsz diangkat sebagai [[mayor jenderal]] dan diangkat sebagai komandan di Militaire Willems-Orde. Semua tetua di Aceh menyerah pada pemerintah Belanda dan keadaan di Pedir dilaporkan menguntungkan. Pada awal tahun 1901, dilancarkan ekspedisi ke [[Samalanga, Bireuen|Samalanga]]. Tanah Merah tidak melawan; dari Samalanga, Belanda melangkah lebih jauh ke [[Batee Iliek, Samalanga, Bireuen|Batee Iliek]] yang sedang bergolak, di mana pasukan Belanda pernah [[Aceh di bawah Abraham Pruijs van der Hoeven|menyerang]] pada tahun [[1882]]. Pada tanggal [[1 Februari|1]] dan [[2 Februari]], pertahanan musuh di Batee Iliek dan [[Asan Kumbang, Bandar Dua, Pidie Jaya|Asan Kumbang]] diserang oleh [[angkatan laut]]; setelah dimulainya serangan, 4 pertahanan pejuang Aceh ditaklukkan, yang setelah itu kedudukan musuh yang dipertahankan secara sengit diserbu oleh [[infanteri]], marechaussee, dan divisi pendaratan. Dalam memperkuat diri selama pertempuran sengit, pejuang Aceh melemparkan 1 [[tong]] [[mesiu]], di mana [[Letnan|Let.]] Verschuir dan 9 orang lainnya terkena luka bakar serius. Dengan serbuan ke Batee Iliek itu, beberapa pucuk senjata dirampas. Belanda kehilangan beberapa personel: 5 orang terluka dan 29 terluka. Asan Kumbang akhirnya tidak melawan lagi.
 
De vijand had zich versterkt te Garoet, dat zonder verlies genomen werd, waarna langs de Pedir-rivier werd voortgemaakt; te Mehtareum werd de colonne uit Selimoen aangetroffen. In het gebied van Toekoe Bintara Kemanga werden twee bentings veroverd; de beide colonnes wenden nu, langs verschillende wegen, zich naar Kamala, de residentie van de pretendent-sultan. Hier werd door de vijand niet stand gehouden; evenmin te Sangget Menoe, dat 29 juni genomen werd. De tegenstand was zeer meegevallen, aan Oemar was het steeds gelukt te ontkomen; maar overigens had de expedtie volkomen aan het doel beantwoord en keerde Van Heutsz terug naar Kota Radja. Voor zijn aandeel in genoemde tocht werd de militair opnemer [[J.D.V. Werbata]] benoemd tot ridder in de [[Militaire Willems-Orde]] vierde klasse.
-->
==Operasi militer selanjutnya==<!--
In juli moesten de wapens weer worden opgepakt; ditmaal tegen Edi, waar een priester, Toekoe Tapa, de heilige oorlog predikte, en een aanval op het civiele etablissement gedaan was. Met twee bataljons werd de 11de de vijand uit zijn stellingen verdreven. Oemar was naar de westkust uitgeweken, door een colonne gevolgd. De bevolking bleek weinig gezind kwade zaak met hem te maken; zijn invloed was verminderd en in een schermutseling vond hij de dood. Nu en dan werden de Nederlandse troepen nog beschoten en probeerden Atjehnezen de [[guerrilla]]oorlog nog te onderhouden; Van Heutsz werd intussen benoemd tot [[generaal-majoor]] en verheven tot commandeur in de Militaire Willems-Orde; alle landshoofden onderwierpen zich aan het Nederlandse gezag en de algehele toestand in Pedir mocht thans gunstig heten. In het begin van 1901 vond er nog een expeditie naar Samalanga plaats. Tanah Merah werd door de vijand niet verdedigd; vanuit Samalanga werd verder opgerukt naar het beruchte Batoe Ilik, waar de Nederlandse troepen in 1882 het hoofd gestoten hadden (zie de [[Atjeh-oorlog: de periode van het civiele bestuur]]). De 1ste en 2de februari werd de vijandelijke stelling op [[Batoe Iliq]] en Asan Koembang door de marine en het geschut van het Nederlandse bivak te Nangroë onder vuur genomen; nadat de aanval hierdoor was ingeleid, werden door de troepen vier versterkingen veroverd, waarna de verdere vijandelijke positie, die hardnekkig verdedigd werd, door infanterie, marechaussee en landingsdivisie werd bestormd. Binnen de versterking ontstond een verwoed gevecht, man tegen man; de vijand liet een vat buskruit springen, waardoor luitenant Verschuir en negen minderen ernstige brandwonden verkregen. Met het stormenderhand genomen Batoe Ilik vielen enige vuurmonden de troepen in handen, die verder een verlies leden van vijf doden en 29 gewonden. Asan Koembang werd zonder verdere tegenstand genomen (zie verder de [[Atjeh-oorlog: tocht van G.C.E. van Daalen (1904)]]).
-->
== Rujukan ==
* Terwogt WA. [[1900]]. ''Het land van Jan Pieterszoon Coen. Geschiedenis van de Nederlanders in oost-Indië''. [[Hoorn]]: P. Geerts.
* Kepper G. 1900. ''Wapenfeiten van het Nederlands Indische Leger''. [[Den Haag]]: M.M Cuvee.
* [[Willem Christiaan Nieuwenhuijzen|Nieuwenhuijzen WC]]. [[1897]]. ''De politiek van de oorlog in Atjeh''. Indisch Militair Tijdschrift. Halaman 1, 85, 157, 237, 337, 413, 493, 579, 663, 733, 819 dan 917 (12 edisi)
* Kruisheer A. [[1913]]. ''Atjeh 1896''. [[Batavia]]: NV Boekhandel Visser en Co.
 
{{Perang Aceh}}
[[Kategori:Sejarah Aceh]]
[[Kategori:Perang melibatkan Belanda|Aceh (1896-1901)]]
 
[[Kategori:Perang Aceh]]
[[nl:Atjeh-oorlog (1896-1901)]]
[[Kategori:Sejarah Aceh]]
[[Kategori:Perang yang melibatkan Belanda|Aceh (1896-1901)]]