Kondas, Mbeliling, Manggarai Barat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Kondas - Kempo.jpg|jmpl|Jalan desa di Kondas]]
== Latar Belakang ==
'''Kondas''' adalah nama sebuah kampung, yang membentuk sebuah dusun di [[Tiwu Riwung, Mbeliling, Manggarai Barat|Desa Tiwu Riwung]], [[Mbeliling, Manggarai Barat|Kecamatan Mbeliling]], [[Kabupaten Manggarai Barat]], [[Nusa Tenggara Timur]].
Kampung Kondas terbentuk pada tahun 1970, yang waktu itu merupakan kampung pindahan baru, setelah sebelumnya masih menempati kampung lama yang bernama '''Bulung'''.
Pada umumnya, sebuah dusun di Kabupaten Manggarai Barat, terbentuk dari satu atau dua kampung. Tergantung dari jumlah penduduk dan kedekatan antar kampung.
Karena biasanya sebuah kampung atau 'Beo' dalam Bahasa Manggarai, berdiri sendiri dan letaknya cukup berjauhan dengan kampung lain, kecuali untuk kampung pemekaran baru. Hal ini menyebabkan pembagian dusun dan RT disesuaikan dengan jumlah kepala keluarga dan kedekatan jaraknya.
Baris 7 ⟶ 13:
Seperti halnya dusun Kondas, karena kampung Kondas memiliki lebih dari dua puluh kepala keluarga pada awal berdirinya Desa Tiwu Riwung, maka otomatis dapat membentuk sebuah dusun.
== Sejarah dan Masyarakat ==
Kampung Kondas bukanlah kampung asli, masyarakatnya berasal dari 3 keturunan etnis Kempo yang membuka (''uma'') lahan garapan baru di bagian utara wilayah [['''Kedaluan (Hamente) Kempo''']].
Karena hasil kebun cukup melimpah ditambah lagi dengan jarak kampung asal yang cukup jauh, maka mereka sepakat untuk mendiami wilayah garapannya dan membentuk sebuah ''Beo'' (kampung) yang bernama Bulung.
Nama Bulung diambil dari nama sebuah sungai kecil yang mengalir sepanjang lahan garapan. Lahan sepanjang sungai itu sangat subur, namun banyak ditumbuhi pohon-pohon berduri sangat tajam. Masyarakat sangat bersusah payah membuka lahan garapan baru, mengatasi duri-duri tajam di areal tersebut.
Karena pekerjaan membuka lahan baru begitu berkesan maka sungai kecil itu diberi nama sungai ''Wae Bulung'' begitupun pohon berduri (karot) itu dinamakan ''Karot bulung''.
Lalu mereka sepakat membuat pemukiman dekat mata air sungai tersebut yang kini menjadi ''Bangka'' (bekas kampung).
Setelah sekian lama menempati kampung Bulung, terjadilah wabah penyakit malaria dan diare yang menelan banyak korban jiwa dari warga kampung.
Karena wabah sulit diatasi dan ketiadaan obat, masyarakat sepakat untuk memindahkan pemukiman ke bagian selatan kampung yaitu sebuah padang rumput (lengkong) yang kini menjadi kampung Kondas.
Warga kampung Kondas pada mulanya akrab dengan sebutan ''likang telu'' (tiga batu tungku) yang berarti berasal dari 3 keturunan [[etnis Kempo]] yaitu keturunan ''Senge'', keturunan ''Rekas'', dan keturunan ''Popo-Todo''.
Dan ada satu keluarga dari keturunan ''Nuri'' yang tergabung dalam keluarga Senge. Namun saat ini keturunan Nuri sudah semakin banyak, maka sebutan likang telu berubah menjadi ''likang pat''.
Mayoritas warganya bermatapencaharian sebagai [[petani]], dan sebagian kecilnya sebagai [[PNS]].
== Wilayah ==
Kampung Kondas juga merupakan pusat pemerintahan desa Tiwu Riwung.
Kantor Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) berkedudukan di Kondas.
|