Wikipedia:Artikel pilihan/Usulan/Serayo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
|||
(29 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{arsip AP atas |catatan=5 pengguna sudah memberikan komentar komprehensif. Terima kasih kepada {{u|Fandy Aprianto Rohman}} atas kerja kerasnya. [[Pengguna:Mimihitam|'''<small><span style="background:#999999;color:#fff"> Mimihitam </span></small>''']] 27 Mei 2019 05.52 (UTC)}}
=== [[Serayo]] ===
:<small>Pengusul: {{user-bkl|Fandy Aprianto Rohman}}{{·}}<!--
-->{{Status/Usul|done}}</small><!-- Jangan ubah ketiga baris di atas! -->
Artikel ini saya usahakan agar dapat menjelaskan garis besar sistem pengetahuan lokal di masyarakat suku Kerinci. Sebagai salah satu misi artikel Wiki Jelajah, menurut saya isinya sudah dilengkapi dengan rujukan-rujukan akademis. Saya meminta tambahan saran dari para pembaca sekalian.[[Pengguna:Fandy Aprianto Rohman|Fandy Aprianto Rohman]] ([[Pembicaraan Pengguna:Fandy Aprianto Rohman|bicara]]) 30 Maret 2019 01.31 (UTC)
==== Komentar dari Mimihitam ====
Baris 38 ⟶ 40:
===== Latar belakang =====
* "Kelompok masyarakat atau '''pemukiman''' suatu suku bangsa" --> permukiman, bukan pemukiman
** {{sudah}}
* "Sebagai salah satu suku yang '''memiliki tipikal''' dekat dengan alam" --> dikenal dekat dengan alam?
Baris 46 ⟶ 48:
* "Dataran Tinggi Kerinci atau Kerinci Highland" --> tidak perlu pakai "Kerinci Highland"
** {{sudah}}
*** ''Highland'' bukan "dataran tinggi" (plato) melainkan "daerah pegunungan" atau "daerah tanah tinggi" (kebalikan dari ''lowland''), plato maupun bukan plato (baca [https://dfat.gov.au/about-us/publications/people-to-people/geografi-australia/bab01/index.html ini] untuk contoh penggunaan istilah]). <font color="green">[[Pengguna:Japra Jayapati|''تابيق'' ~ Japra]]</font> [[Pembicaraan Pengguna:Japra Jayapati|<font color="blue"><sup>(''obrol'')</sup>]]</font> 20 April 2019 05.24 (UTC)
**** {{sudah}}
* "Lembah Kerinci telah dihuni oleh penduduk pribumi yang disebut sebagai Kecik Wok Gedang Wok '''di masa lalu'''." --> "di" adalah preposisi tempat, bukan waktu. Preposisi yang dipakai untuk waktu adalah "pada", jadi harusnya "pada masa lalu". \
Baris 84 ⟶ 86:
* "Keluarga yang pelit atau kikir biasanya tidak banyak yang mau membantu jika '''meminya''' bantuan" --> ada salah ketik di sini
** {{sudah}}
* "Seseorang baru mau menolong apabila bantuan yang '''diberikan diberikan''' '''upah''' berupa uang atau padi sebanyak yang telah disepakati." --> typo. Hapus juga kata "upah"
** Sebaiknya kata upahnya tidak dihapus. Karena uang dan padi pada kalimat itu adalah bentuk dari upah. [[
*** {{sudah}}
===== Hasil =====
* "'''Tidak mungkin rasanya''' mengolah sawah, mendirikan rumah, ataupun melaksanakan upacara keagamaan dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan dari orang lain" --> bahasanya agak editorial. Bisa diganti jadi "Kegiatan mengolah sawah, mendirikan rumah, ataupun melaksanakan upacara keagamaan sulit untuk dilakukan sendiri tanpa bantuan dari orang lain, mengingat beratnya beban yang harus dilaksanakan."
** {{sudah}}
* "Untuk memudahkan pekerjaan tersebut, '''maka''' diperlukan bantuan tenaga orang lain" --> hapus "maka"
** {{sudah}}
* "Hasil dari kegiatan serayo '''dalam''' segi non-material" --> dari segi non-material?
** {{sudah}}
===== Parafrase =====
*
** Suku Kerinci adalah suku asli yang mendiami wilayah Dataran Tinggi Kerinci yang berada di Jambi
*** {{sudah}}
Baris 107 ⟶ 109:
** Sejak zaman dahulu, masyarakat suku Kerinci mengerjakan sawah maupun terlibat dalam berbagai kegiatan yang bersifat umum dilakukan secara gotong royong tanpa memberikan upah kepada orang yang telah membantunya. Imbalan yang diterima hanya berupa makanan dan minuman yang disantap bersama dan disediakan oleh pihak yang meminta bantuan.
*** {{sudah}}
** Kegiatan serayo dalam bidang mata pencaharian hidup hanya dilakukan untuk mengolah lahan pertanian dan perkebunan, seperti menanam padi di sawah dan membersihkan ladang atau kebun.
*** {{sudah}}
** Adapun kegiatan serayo dalam bidang mata pencaharian hidup lain adalah membuka hutan untuk dijadikan sebagai kebun atau ladang. Upaya tersebut dapat memupuk sifat gotong royong karena dalam kegiatan ini biasanya para pelakunya akan saling membantu dan secara bergiliran mengerjakan bagian masing-masing --> juga perlu diparafrase karena masih terlalu mirip
Baris 115 ⟶ 117:
** Adapun upacara keagamaan tersebut antara lain upacara lingkaran hidup (kehamilan, kelahiran, pernikahan, dan kematian), upacara membuka tanah, dan upacara mendirikan rumah
*** {{sudah}}
** Ketentuan yang selama ini berlaku dalam sistem serayo bukanlah berdasarkan perjanjian perdata. Tidak ada ketentuan formal dalam serayo karena sistem ini telah menjadi suatu kebiasaan yang dilakukan pada masa lampau oleh nenek moyang suku Kerinci, seperti layaknya sistem gotong royong yang berada di daerah lain di Indonesia. Serayo dilaksanakan dari awal sampai selesai, biasanya dimulai sejak pagi hari sampai dengan sore hari. Apabila pada siang hari aktivitas serayo belum selesai, maka mereka akan kembali ke rumah untuk melaksanakan ibadah salat zuhur atau makan siang bersama di sekitar tempat gotong royong tersebut dilaksanakan --> masih terlalu mirip
*** {{sudah}}
** Makanan dan minuman yang disediakan dalam serayo dalam bahasa setempat dinamakan dengan minum kwo. Minum kwo sudah menjadi kelaziman untuk disediakan mengingat yang melakukan serayo tentu akan haus dan lapar. Apabila minum kwo ini tidak disediakan, orang yang meminta tolong dianggap sebagai orang yang pelit. Keluarga yang pelit biasanya tidak banyak yang mau membantu jika meminta bantuan, meskipun itu kaum kerabatnya sendiri. Bagi orang-orang atau keluarga yang jarang atau tidak pernah mau mengikuti serayo, konsekuensinya mereka tidak akan ditolong ketika meminta bantuan. Seseorang baru mau menolong apabila bantuannya diberikan upah berupa uang atau padi sebanyak yang telah disepakati
*** {{sudah}}
Panggil juga {{u|HaEr48}} [[Pengguna:Mimihitam|'''<small><span style="background:#999999;color:#fff"> Mimihitam </span></small>''']] 5 Mei 2019 10.43 (UTC)
* {{u|Mimihitam}} Sebenarnya artikel ini juga sudah saya parafrase dan saya otak-atik kalimatnya, namun seperti masalah dalam artikel satunya yang saya buat, yaitu kalimat di buku yang saya pakai (menurut saya) bahasanya memang terasa aneh bahkan susah dibaca, misalnya rujukan nomer 15, dalam buku tertulis "Tidak ada imbalan yang diterima dalam kegiatan ini, yang ada hanyalah minum kwo yang dimakan bersama-sama. Kesadaran yang timbul dalam serayo membuat pihak yang diberikan bantuan akan melakukan timbal-balik pada orang-orang yang membantunya". Menurut saya, kalimat tersebut terlalu banyak kata "yang". Hal ini yang membuat saya menuliskan kutipan di rujukan itu sama dengan yang ada di alinea. Saya meminta maaf karena belum mengerti jika hal ini menimbulkan masalah dan sebelumnya saya kira itu tidak masalah jika kutipan di rujukan saya tuliskan sama seperti keterangan yang ada di artikel. Kutipan di rujukan saat ini sudah saya samakan persis dengan yang ada di buku, termasuk tanda bacanya, bahkan beberapa ada yang saya tulis satu alinea.
Terima kasih atas penjelasannya. Penjelasan diterima. Semoga bisa jadi pembelajaran untuk lain kali {{smile}} [[Pengguna:Mimihitam|'''<small><span style="background:#999999;color:#fff"> Mimihitam </span></small>''']] 14 Mei 2019 17.56 (UTC)
===== Sumber =====
Di bagian-bagian inti, sumber-sumbernya menggunakan sumber akademik, tetapi sumber-sumber dari situs berita dan panduan wisata kalau bisa diganti dengan sumber-sumber akademik juga supaya artikelnya semakin mantap.
: @{{u|Fandy Aprianto Rohman}} saya lihat situs pesona.travelnya masih ada tuh. [[Pengguna:Mimihitam|'''<small><span style="background:#999999;color:#fff"> Mimihitam </span></small>''']] 1 April 2019 01.25 (UTC)
:: {{sudah}}
===== Gambar =====
Semua gambar sudah pantas dan memiliki status hak cipta yang sesuai.
:{{sudah}}
==== Komentar dari Rex Aurorum ====
===== Paragraf pembuka =====
* "Adapun permintaan tersebut dilakukan oleh salah satu pihak kepada '''kaum kerabatnya''', para tetangga yang berada di dekat rumahnya, maupun warga sekampung (kelurahan ataupun dusun)" --> mungkin bisa diganti atau diperjelas
** {{sudah}}
* "'''Orang-orang''' yang dimintai pertolongan akan memberikan bantuan sesuai dengan permintaan yang diinginkan atau diminta oleh pihak yang memerlukan bantuan" --> cukup ditulis orang
Baris 142 ⟶ 147:
* "Suku Kerinci atau '''Kincai''' adalah suku asli yang mendiami wilayah Dataran Tinggi Kerinci atau Kerinci Highland yang berada di Provinsi Jambi" --> dikursifkan
** {{sudah}} Untuk bagian ini saya hapus
* "Masyarakat suku Kerinci merupakan salah satu bagian dari '''Proto-Melayu''' di Nusantara yang memiliki beragam peninggalan kebudayaan masa lampau hingga peninggalan sejarah masa kini. Suku Melayu yang mendiami daerah Kerinci termasuk dalam '''suku Melayu tua'''." --> hal yang dirujuk sama tetapi menggunakan istilah berbeda
** {{sudah}}
* "Dengan demikian, daerahnya disebut dengan Kerinci ('''Kurinchai''', '''Kunchai''', atau '''Kinchai''' dalam logat asli)..." --> dikursifkan
** @{{u|Rex Aurorum}} Untuk bagian ini saya belum bisa karena sumber yang saya pakai juga hanya menyebutkan seperti itu, di internet juga hanya seperti itu.
* "...sedangkan penduduknya disebut dengan '''orang Kerinci''' atau '''suku Kerinci'''" --> hapus salah satu pranala atau hapus dua-duanya
** {{sudah}}
* " Lembah Kerinci telah dihuni oleh penduduk pribumi yang disebut sebagai '''Kecik Wok Gedang Wok''' di masa lalu" --> tidak perlu dipranalakan
** {{sudah}}
===== Asal-usul =====
* "Faktor yang membuat munculnya sistem serayo atau baselang (terutama dalam bidang pertanian) adalah adanya '''pemilikan''' tanah pertanian, baik milik sendiri maupun milik kerabat (tanah pusaka) atau milik adat (tanah adat)." --> ganti kepemilikan
** {{sudah}}
* "Mereka yang memiliki '''tanah''' pertanian luas akan membutuhkan bantuan dari orang lain untuk mengolah dan merawat '''tanah'''nya, sedangkan mereka yang tidak memiliki '''tanah''' pertanian biasanya akan menumpang tanam atau mengerjakan '''tanah''' pertanian dari pemilik lahan dengan sistem bagi hasil" --> ganti lahan
** {{sudah}}
* "Selain itu, kegiatan serayo atau gotong-royong dalam bidang kemasyarakatan juga tumbuh karena adanya kesadaran dalam kelompok masyarakat kecil, '''seperti halnya''' daerah pedesaan." --> pola kalimat sebaiknya diubah
** {{sudah}}
* "Sejak zaman dahulu, masyarakat suku Kerinci mengerjakan sawah '''maupun''' terjun bersama dalam hal-hal maupun kegiatan yang bersifat umum secara gotong-royong tanpa memberikan upah kepada orang yang telah membantunya" --> pola kalimat sebaiknya diubah
** {{sudah}}
* "Imbalan yang diterima hanya berupa makanan dan minuman yang disantap bersama '''dan''' disediakan oleh pihak yang meminta bantuan" --> ganti yang
** @{{u|Rex Aurorum}} Untuk bagian ini tidak saya ubah karena nantinya malah jadi terlalu banyak kata "yang".
* "...maka pihak yang telah menerima bantuan memiliki kewajiban untuk membalas jasa pihak yang telah '''menolong''' dan '''membantu'''nya." --> hapus salah satu
** {{sudah}}
* "Upaya tersebut dapat memupuk sifat gotong-royong karena dalam kegiatan ini biasanya para '''peserta'''nya akan saling membantu dan secara bergiliran mengerjakan bagian masing-masing." --> ganti pelaku
** {{sudah}}
* "Sistem serayo pada akhirnya melahirkan '''perilaku''' sebagai hasil dari pergaulan sosial mereka terhadap warga masyarakat di lingkungan sekitarnya yang mempunyai implikasi positif terhadap kesatuan dan persatuan." --> diperjelas
** {{sudah}}
===== Bentuk =====
* "Sistem serayo tidak mengenal adanya pembagian tingkatan kerja berdasarkan '''keterampilan''' atau '''keahlian'''. '''Keterampilan''' atau '''keahlian''' baru dipilah-pilah ketika dilaksanakan gotong-royong dalam mendirikan rumah dan upacara keagamaan." --> hapus salah satu
** {{sudah}}
* "Keterampilan atau keahlian '''baru''' dipilah-pilah ketika dilaksanakan gotong-royong dalam mendirikan rumah dan upacara keagamaan." --> ganti akan
** {{sudah}}
* "...sambil membawa '''sirih pinang''' untuk dicicipi kaum kerabat atau tetangga dekat yang didatangi. Apabila dirasa sudah cukup banyak orang yang didatangi, maka si pembawa '''sirih pinang''' akan kembali ke rumahnya karena dia hanya menginginkan bantuan tenaga dari orang yang dikunjungi saja." --> tidak perlu dikursifkan
** @{{u|Rex Aurorum}} Untuk bagian ini kalau tidak dikursifkan nantinya pembaca malah kehilangan makna pembacaan apa itu sirih pinang.
* "...serayo ini dilakukan erat kaitannya dengan pengolahan tanah pusaka '''dari nenek moyangnya'''" --> hapus, tanah pusaka sudah mengandung makna itu
** {{sudah}}
* "Apabila minum kwo ini tidak disediakan, maka orang yang meminta tolong dianggap sebagai orang yang '''pelit''' atau '''kikir'''. Keluarga yang '''pelit''' atau '''kikir''' biasanya tidak banyak yang mau membantu jika meminya bantuan..." --> hapus salah satu
** {{sudah}}
===== Pranala =====
* Terlalu banyak mempranalakan frasa gotong royong.
** {{sudah}}
Baris 194 ⟶ 199:
** Sekadar menambah pendapat, menurutku mengenai penulisan "Kabupaten Kerinci" dan "Provinsi Jambi" tidak masalah untuk penyebutan pertama. Mengingat belum tentu semua orang tahu apakah "Kerinci" itu nama kabupaten, kota, atau daerah geografis biasa. Selain itu juga berguna sedikit menghilangkan ambiguitas karena Jambi juga nama kota ([[Kota Jambi]]), dan Kerinci juga nama gunung/dataran tinggi sekitarnya. [[Pengguna:HaEr48|HaEr48]] ([[Pembicaraan Pengguna:HaEr48|bicara]]) 2 April 2019 03.16 (UTC)
*** {{sudah}}
****
***** {{sudah}}
Baris 224 ⟶ 229:
* "Kelompok kecil dari sko tigo takah ini antara lain: ..." Tidak perlu titik dua.
** {{sudah}}
* Apa yang terjadi bila seandainya kerabat ataupun masyarakat sekitar menolak permintaan ''serayo''?
** Ada di bagian ketentuan {{sudah}}
Baris 236 ⟶ 241:
***** {{sudah}}
* Apakah buku-buku yang digunakan memang tak memiliki ISBN?
** {{u|Hanamanteo}} Sumber buku pada artikel ini yang memiliki ISBN hanya karya Novendra, selebihnya tidak ada ISBN-nya. Saya pernah mengkonsultasikan hal ini pada panitia WikiJelajah dan dijawab tidak masalah asalkan benar-benar buku dengan penerbit yang jelas. Saya juga mencari kerapian dalam artikel saya, jika hanya satu buku saja yang memiliki ISBN, saya memilih untuk tidak mencantumkan ISBN-nya.
* Yolla & Astrid (2018) mestinya diganti dengan format sfn, lalu penulisan format lengkapnya dipindahkan ke bagian #Daftar pustaka.
** {{sudah}}
*
** {{sudah}}
*
** {{sudah}}
*
** {{sudah}}
*
** {{sudah}}
*
** {{sudah}}
*
** {{sudah}}
Baris 258 ⟶ 263:
* Sekedar umum dulu, gaya bahasa Wikipedia lebih cenderung menyatakan fakta dengan "dingin", dan kurang menyukai menghias-hias dengan bahasa yang berlebihan atau terlihat kurang netral, walaupun gaya ini sering dipakai di koran atau bacaan sehari-hari. Inilah alasan misalnya sub judul "Sekilas mengenai masyarakat Kerinci" diminta menjadi "Latar belakang" saja yang lebih dingin, dan banyak lagi permintaan oleh peninjau sebelumnya. Ini tolong diperhatikan, dan beberapa tanggapanku di bawah pun terkait hal ini.
** {{sudah}}
===== Bagian pembuka =====
Baris 268 ⟶ 274:
* Bagian "Latar belakang" aku rasa lebih runut kalau dimulai begini. "Suku Kerinci adalah suku asli yang mendiami wilayah Dataran Tinggi Kerinci yang berada di Jambi. Sebagai salah satu suku yang dikenal dekat dengan alam, … (dan seterusnya seperti isi sekarang)" Bagian "Kelompok masyarakat atau permukiman ..." sepertinya terlalu hampa/menyebutkan hal yang sudah jelas, jadi saranku dihapus saja.
** {{sudah}}
*** {{Re|Fandy Aprianto Rohman}}
**** {{sudah}}
* "Kelompok ini diduga kuat merupakan manusia pertama yang mendiami Pulau Sumatra." Menurutku klaim sebesar ini agak lemah kalau cuma direferensikan ke skripsi mahasiswa S1. Tolong dicari sumber yang lebih kuat, misal jurnal, buku yang diterbitkan penulis akademis, atau kalau tidak ketemu, dihapus atau diubah kalimatnya menjadi yang ada sumbernya.
Baris 280 ⟶ 286:
* Di bagian sebelunnya disebutkan serayo hanya menyangkut mata pencaharian seperti pertanian, tapi di paragraf 1 bentuk disebutkan mendirikan rumah dan upacara keagamaan. Yang betul yang mana?
** {{u|HaEr48}} Jadi, serayo itu tidak hanya dalam pertanian saja karena serayo juga dilaksanakan dalam upacara keagamaan dan peternakan (lihat bagian "asal-usul"). Menurut bukunya Novendra, asal-usul serayo yang jelas memang dalam bidang pertanian, meskipun serayo juga dilakukan dalam bidang lain.
*** {{Re|Fandy Aprianto Rohman}}
**** {{sudah}}
* Paragraf 1 bagian "Bentuk" menyebutkan "upacara keagamaan". Apakah "keagamaan" di sini mengacu kepada agama seperti Islam dsb, ataukah agama kepercayaan setempat? Ataukah maksudnya "adat" (bukan agama) karena disebutkan dipimpin oleh sko depati (pemimpin adat tertinggi) alih-alih pemuka agama? Apakah bisa disebutkan contoh upacara yang dilakukan dengan serayo? Tolong dijelaskan di artikel.
** {{sudah}}
*** {{Re|Fandy Aprianto Rohman}}
**** {{sudah}} Memang seharusnya yang benar adalah adat, tetapi sumber acuan yang saya pakai menyebutkan keagamaan/agama. Di artikel pun sudah saya ganti dengan adat.
***
**** {{sudah}}
* Mungkin "pinang" bisa dipranalakan jadi [[pinang]] ketika pertama kali disebutkan, kalau memang tumbuhan itu yang dimaksud
** {{sudah}}
Baris 304 ⟶ 313:
* Adakah masalah yang timbul dari sistem ini? Misalnya ada yang merasa terpaksa, merasa tidak diperlakukan adil, dst.
** {{u|HaEr48}} Saya berikan tambahan di bagian "bentuk".
*** {{re|Fandy Aprianto Rohman}}
**** {{sudah}} Masalah dalam kegiatan serayo muncul ketika masyarakat yang tidak pernah aktif dalam kegiatan ini tidak akan ditolong apabila mempunyai maksud mengerjakan sesuatu.
* Seberapa banyak sistem ini digunakan, dibanding sistem lain misalnya membayar upah seperti layaknya di kota-kota. Jika ada tipe pekerjaan yang umumnya tidak pakai serayo, bisa disebutkan juga. Hanya dengan membaca artikel ini saat ini cukup susah membayangkan seberapa umum praktek ini dilakukan.
** {{u|HaEr48}} Saya berikan tambahan di bagian "bentuk".
*** {{re|Fandy Aprianto Rohman}}
**** {{u|HaEr48}} Mungkin untuk hal ini saya belum bisa menjelaskan lebih detail. Masalahnya, kegiatan dalam serayo itu ya umum (mulai dari membangun rumah, pengolahan sawah, upacara kematian, dsb) sama halnya dengan gotong royong biasa yang dilakukan orang-orang di daerah lain, tapi gotong royong itu untuk kepentingan salah satu individu/keluarga. Oleh karena itu, saya baru dapat memberikan tambahan penjelasan "Lawan dari kegiatan serayo adalah gawe karepat, yaitu gotong royong untuk menyelesaikan kepentingan umum (membuat jalan desa, memperbaiki jembatan, membersihkan saluran irigasi, dan sebagainya)" (bagian etimologi).
**** Serayo: ada yang meminta, gotong royong untuk individu/keluarga (di Jawa: sambatan).
**** Gawe karepat: tidak ada yang meminta (hanya diumumkan lewat rapat desa, misalnya), gotong royong untuk kepentingan umum.
* Apakah ada gambar yang lebih spesifik, misalnya kegiatan serayo yang sedang berlangsung? Kalau tidak ada juga tidak apa-apa
** {{u|HaEr48}} Belum ada mas, mungkin nanti ada yang bisa membantu dengan mengunggah di commons.
Baris 316 ⟶ 329:
* Sumber Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan Barat perlu dilengkapi dengan tanggal
** {{sudah}}
*** {{Re|Fandy Aprianto Rohman}}
**** {{sudah}}
* Sumber Tumenggung, Budhi VJ. Rio perlu dilengkapi dengan penerbit dan tanggal
** {{u|HaEr48}} Ini sumber internet, bukan buku.
*** {{Re|Fandy Aprianto Rohman}}
**** {{sudah}}
* Sumber Hadiyanto dan Sovia Wulandari yang berbentuk jurnal, mungkin bisa dimasukkan daftar pustaka
** {{sudah}}
* Jika buku-buku yang dipakai ada tanda pengenal seperti ISBN atau URL, akan lebih baik.
** Sama seperti jawaban saya kepada {{u|Hanamanteo}}, sumber buku pada artikel ini yang memiliki ISBN hanya karya Novendra, selebihnya tidak ada ISBN-nya. Saya pernah mengkonsultasikan hal ini pada panitia WikiJelajah dan dijawab tidak masalah asalkan benar-benar buku dengan penerbit yang jelas. Saya juga mencari kerapian dalam artikel saya, jika hanya satu buku saja yang memiliki ISBN, saya memilih untuk tidak mencantumkan ISBN-nya.
Sekian dulu masukanku, semoga berguna. [[Pengguna:HaEr48|HaEr48]] ([[Pembicaraan Pengguna:HaEr48|bicara]]) 3 April 2019 06.02 (UTC)
::@{{u|Fandy Aprianto Rohman}} masih ada beberapa poin dari @{{u|HaEr48}} yang belum beres tuh (ditandai dengan warna biru di atas), tanggung tinggal itu saja soalnya. Mungkin {{u|HaEr48}} juga bisa membantu sedikit? [[Pengguna:Mimihitam|'''<small><span style="background:#999999;color:#fff"> Mimihitam </span></small>''']] 23 Mei 2019 21.51 (UTC)
====Komentar dari Masjawad99====▼
▲==== Komentar dari Masjawad99 ====
Saya ikut membahas ya, temanya cukup menarik. Bahasannya lumayan lengkap, tapi menurut saya strukturnya bisa diperbaiki lagi.
===== Bagian pembuka =====
* "Sistem ini juga sering disebut {{xt|''baselang''}} atau {{xt|''berselang''}}." --> tebalkan "baselang" dan "berselang".
** {{sudah}}
* Bagian "{{xt|Istilah ''serayo'' atau ''nyanyo'' lebih dekat pada...}}" hingga "{{xt|...mata pencaharian hidup}}" sebaiknya dipindahkan ke isi, jangan di paragraf pembuka. Mungkin tambahkan #Etimologi atau #Pengertian? Bisa dipanjangkan sedikit kalau dipindah ke sana (jangan lupa tambahkan referensi bagi definisi yang dikutip).
** {{sudah}} Saya hanya dapat menambahkan seperti itu karena kedua buku utama yang saya jadikan acuan juga tidak banyak menyebutkan mengenai etimologi dari serayo.
===== Latar belakang =====
Secara keseluruhan bagian ini terasa kurang kohesif. Bisa dipangkas atau diparafrase lagi biar lebih efisien.
* Tukar posisi paragraf pertama dan kedua, atau hapus paragraf pertama. Kalimat "Suku Kerinci adalah..." sebaiknya ada di awal.
Baris 345 ⟶ 361:
** {{sudah}}
===== Asal-usul =====
* Kalimat "Menurut Marbakri, sistem ''serayo'' pada akhirnya melahirkan suatu kesadaran sebagai hasil dari pergaulan sosial mereka terhadap warga masyarakat di lingkungan sekitarnya yang mempunyai implikasi positif terhadap kesatuan dan persatuan" tidak efektif. Sebaiknya dipecah atau diparafrase.
** {{sudah}}
* Bagian "{{xt|Menurut Marbakri, sistem ''serayo''...}}" hingga "{{xt|... mewujudkan keteraturan sosial dalam masyarakat}}" apa tidak sebaiknya dipindah ke #Hasil? Mungkin bisa jadi paragraf penutup.
** {{sudah}}
=====Bentuk=====▼
*** Kedua tinjauan tersebut telah saya pindahkan ke bagian hasil, apabila struktur kalimatnya masih belum benar, mohon diberikan masukan kembali.
*** Sudah bagus {{smile}} [[Pengguna:Masjawad99|'''<small><span style="background:#0000FF;color:#fff"> Masjawad99 </span></small>''']] ([[Pembicaraan_Pengguna:Masjawad99|bicara]]) 15 Mei 2019 17.49 (UTC)
▲===== Bentuk =====
* "''Serayo'' merupakan {{xt|suatu ajakan atau permintaan dari seseorang untuk melaksanakan gotong royong}} menyelesaikan pekerjaan..." --> bagaimana jika diganti menjadi "''Serayo'' merupakan {{xt|ajakan dari seseorang untuk bergotong royong}} menyelesaikan pekerjaan..."?
** {{sudah}}
* "... tidak semua masyarakat suku Kerinci benar-benar paham dengan {{xt|adat}}." Mungkin pranalakan "adat" ke [[hukum adat]]?
** {{sudah}}
* Tambahkan referensi setelah kalimat "Adapun upacara keagamaan tersebut antara lain upacara lingkaran hidup (kehamilan, kelahiran, pernikahan, dan kematian), upacara membuka tanah, dan upacara mendirikan rumah."
** {{sudah}}
===== Ketentuan =====
* Keluarga yang pelit biasanya {{xt|tidak banyak yang mau membantu jika meminta bantuan}}, meskipun itu kaum kerabatnya sendiri. Bagi orang-orang atau keluarga yang jarang atau tidak pernah mau mengikuti ''serayo,'' konsekuensinya mereka {{xt|tidak akan ditolong ketika meminta bantuan}}." --> redundan. Coba diparafrase.
** {{sudah}}
* "Seseorang baru mau {{xt|menolong apabila bantuannya diberikan upah}} berupa uang atau padi..." --> bagaimana jika diganti menjadi "Seseorang baru mau {{xt|membantu jika diberi imbalan}} berupa uang atau padi...."?
** {{sudah}}
Mungkin itu dulu untuk saat ini, semoga bermanfaat {{smile}} [[Pengguna:Masjawad99|'''<small><span style="background:#0000FF;color:#fff"> Masjawad99 </span></small>''']] ([[Pembicaraan_Pengguna:Masjawad99|bicara]]) 26 April 2019 23.31 (UTC)
{{arsip AP bawah}}
|