Sejarah hadis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bebasnama (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 6:
Pada masa sang nabi masih hidup, hadis belum ditulis dan berada dalam benak atau hafalan para sahabat. Para sahabat belum merasa ada urgensi untuk melakukan penulisan mengingat nabi masih mudah dihubungi untuk dimintai keterangan-keterangan tentang segala sesuatu.
 
Di antara sahabat tidak semua bergaulnya dengan nabi. Ada yang sering menyertai, ada yang beberapa kali saja bertemu nabi. Oleh sebab itu, hadis yang dimiliki sahabat itu tidak selalu sama banyaknya ataupun macamnya. Demikian pula ketelitiannya. Namun, di antara para sahabat itu sering bertukar berita (Hadishadis) sehingga perilaku Nabi Muhammad saw. banyak yang diteladani, ditaati dan diamalkan sahabat bahkan umat Islam pada umumnya pada waktu Nabi Muhammad saw. masih hidup.
 
Dengan demikian, pelaksanaan hadis dikalangan umat Islam saat itu selalu berada dalam kendali dan pengawasan Nabi Muhammad saw., baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karenanya, para sahabat tidak mudah berbuat kesalahan yang berlarut-larut. Hadis yang telah diamalkan atau ditaati oleh umat Islam pada masa Nabi Muhammad saw. hidup ini oleh ahli hadist disebut sebagai sunnah ''muttaba'ah ma'rufah''. Itulah setinggi-tinggi kekuatan kebenaran hadis.
Baris 17:
Setelah Nabi Muhammad saw. wafat (tahun 11 H / [[632]] M) pada awalnya tidak menimbulkan masalah mengenai hadis karena sahabat besar masih cukup jumlahnya dan seakan-akan menggantikan peran nabi sebagai tempat bertanya saat timbul masalah yang memerlukan pemecahan, baik mengenai hadis ataupun Alquran, dan di antara mereka masih sering bertemu untuk berbagai keperluan.
 
Sejak Kekhalifahan [[Umar bin Khattab]] (tahun 13 - 23 H atau [[634]] - [[644]] M) wilayah dakwah Islamiah dan daulahdaulat IslamiyahIslamiah mulai meluas hingga ke Jazirah Arab, maka mulailah timbul masalah-masalah baru khususnya pada daerah-daerah baru sehingga makin banyak jumlah dan macam masalah yang memerlukan pemecahannya. Meskipun para sahabat tempat tinggalnya mulai tersebar dan jumlahnya mulai berkurang, tetapi kebutuhan untuk memecahkan berbagai masalah baru tersebut terus mendorong para sahabat makin saling bertemu bertukar hadis.
 
Kemudian, para sahabat kecil mulai mengambil alih tugas penggalian hadis dari sumbernya ialah para sahabat besar. Kehadiran seorang sahabat besar selalu menjadi pusat perhatian para sahabat kecil terutama para tabiin. Meskipun memerlukan perjalanan jauh, tidak segan-segan para tabi'intabiin ini berusaha menemui seorang sahabat yang memiliki al hadisthadis yang sangat diperlukannya. Maka, para tabiin mulai banyak memiliki hadis yang diterima atau digalinya dari sumbernya yaitu para sahabat.
Meskipun begitu, sekaligus sebagai catatan pada masa itu adalah hadis belum ditulis apalagi dibukukan.
 
Baris 29:
[[Umar bin Abdul Aziz]] seorang khalifah dari Bani Umayah (tahun 99 - 101 H / [[717]] - [[720]] M) termasuk angkatan tabiin yang memiliki jasa yang besar dalam penghimpunan hadis. Para kepala daerah diperintahkannya untuk menghimpun hadis dari para tabiin yang terkenal memiliki banyak hadis. Seorang tabiin yang terkemuka saat itu yakni Muhammad bin Muslim bin 'Ubaidillah bin 'Abdullah bin Syihab Az Zuhri (tahun 51 - 124 H / [[671]] - [[742]] M) diperintahkan untuk melaksanakan tugas tersebut. Untuk itu dia [[Az Zuhri]] menggunakan semboyannya yang terkenal yaitu ''al isnaadu minad diin, lau lal isnadu la qaala man syaa-a maa syaa-a'' (artinya: sanad itu bagian dari agama, sekiranya tidak ada sanad maka berkatalah siapa saja tentang apa saja).
 
Az -Zuhri melaksanakan perintah itu dengan kecermatan yang setinggi-tingginya, ditentukannya mana yang ''maqbul''makbul dan mana yang ''mardud''. Para ahli al haditshadis menyatakan bahwa Az-Zuhri telah menyelamatkan 90 hadis yang tidak sempat diriwayatkan oleh rawi-rawi yang lain.
 
Di tempat lain pada masa ini muncul juga penghimpun hadis yang antara lain:
* [[Makkah]] - Ibnu Juraid (tahun 80 - 150 H / 699 - 767 M)
* [[Madinah]] - Ibnu Ishaq (wafat tahun 150 H / 767 M)
* Madinah - Sa'id bin 'Arubah (wafat tahun 156 H / 773 M)
Baris 45:
* Jarir bin 'Abdullah Hamid (tahun 110 - 188 H / 728 - 804 M)
 
Yang perlu menjadi catatan atas keberhasilan masa penghimpunan hadis dalam kitab-kitab pada masa Abad II Hijriah ini, adalah bahwa hadis tersebut belum dipisahkan mana yang marfuk''Marfu,''', mana yang ''Mauquf''maukuf dan mana yang ''Maqthu''maktuk.
 
== Masa pendiwanan dan penyusunan ==
Usaha pendiwanan (yaitu pembukuan, pelakunya ialah pembuku hadis disebut pendiwan) dan penyusunan hadis dilaksanakan pada masa abad ke 3 H. Langkah utama dalam masa ini diawali dengan pengelompokan hadis. Pengelompokan dilakukan dengan memisahkan mana hadis yang ''marfu'<nowiki/>''marfuk, ''mauquf''maukuf dan ''maqtu''maktuk. Hadis ''marfu'<nowiki/>''marfuk ialah hadis yang berisi perilaku [[Nabi Muhammad]], hadis ''mauquf''maukuf ialah hadis yang berisi perilaku [[Sahabat Nabi|sahabat]] dan hadis ''maqthu'''maktuk ialah hadis yang berisi perilaku [[tabiin]]. Pengelompokan tersebut di antaranya dilakukan oleh:
* Ahmad bin Hambal
* 'Abdullan bin Musa Al 'Abasi Al Kufi
Baris 70:
* Kitab Musnad - (Abu Ya'la, Al Hmaidi, Ali Madaini, Al Bazar, Baqi bin Mukhlad, Ibnu Rahawaih) - berisi berbagai macam hadis tanpa penelitian dan penyaringan. Oleh sebab itu, hanya berguna bagi para ahli hadis untuk bahan perbandingan.
 
Apa yang telah dilakukan oleh para ahli hadis pada abad ke-3 Hijriahhijriah tidak banyak yang mengeluarkan atau menggali hadis dari sumbernya seperti halnya ahli hadis pada abad ke-2 Hijriah. Ahli hadis pada abad ke-3 umumnya melakukan ''tashhih''tashih (koreksi atau verifikasi) saja atas hadis yang telah ada di samping juga menghafalkannya, sedangkan pada masa abad ke-4 hijriah dapat dikatakan masa penyelesaian pembinaan hadis, sedangkan pada abad ke-5 hijriah dan seterusnya adalah masa memperbaiki susunan kitab hadis, menghimpun yang terserakan dan memudahkan mempelajarinya.
 
== Lihat pula ==
* [[Hadis]]
 
[[Kategori:Hadis]]