Pengguna:Erulbener/PenuTuturan Gayo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Erulbener (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi 'Dalam adat Gayo masalah ''tutur'' berada dalam posisi terhormat, artinya apabila seorang yang tidak bertutur atau bertutur tidak dengan semestinya maka yang bersangkut...'
Tag: tanpa kategori [ * ] VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
k Albertus Aditya memindahkan halaman PenuTuturan Gayo ke Pengguna:Erulbener/PenuTuturan Gayo
 
(8 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1:
tutur Gayo Adalah penuturan sebuah bentuk sebutan dalam kekeluargaan dan kekerabatan dalam adat dan keturuanan suku gayo
Dalam adat Gayo masalah ''tutur'' berada dalam posisi terhormat, artinya apabila seorang yang tidak bertutur atau bertutur tidak dengan semestinya maka yang bersangkutan tergolong orang yang tidak ber''-ahlakulkharimah.'' Dengan demikian dari tutur kita dapat mengukur keperibadiaanya, kesombongan, keangkuhan yang tercermin pada diri seseorang tersebut.
{| class="wikitable"
|+
!<big>Nama tutur</big>
!<big>sebutan untuk</big>
!<big>sebutan dari</big>
!<big>keterangan</big>
|-
|<big>Ringkel</big>
|<big>Genari paling Tua</big>
| rowspan="3" |<big>keturunan terbawah</big>
|<big>leluhur</big>
|-
|<big>Entah</big>
|<big>Turunan dari ringkel</big>
|
|-
|<big>Muyang</big>
|<big>Turunan dari Entah</big>
|
|-
|<big>Datu</big>
|<big>orang tuanya kakek/Nenek</big>
|[[Cicit]](piut)
|Datu mempuyai dua sebutan yaitu Datu Rawan atau Buyut Laki-laki dan Datu Banan atau Buyut Prempuan
|-
|Awan pedih
|Kakek
 
(bapak Dari Ayah)
Dari penjelasan di atas tutur yang merupakan jalur penghubung untuk menguatkan ikatan kekerabatan dalam suatu keluarga, kampung, dan lain sebagainya. Menurut para tokoh-tokoh adat ; bahwa kunci adat Gayo adalah tutur bahasa Gayo, apabila tutur ini tidak di terapkan, baik dalam kehidupan keluarga maupun kehidupan masyarakat, maka adat gayo tidak dapat dikembalikan kepada zaman para leluhur kita
| rowspan="4" |[[cucu]] (kumpu)
 
|
Dalam memanggil bapak atau ibu harus dekembalikan kepada tutur bahasa Gayo yaitu “Ama“ dan “Ine “ ( bapak atau ibu ), juga seperti “paman” harus dikembalikan kepada “Pun” karena kedudukan “Pun“ menurut tutur adat Gayo sangat mulia dan dihormati.
|-
 
|Anan pedih
Ada 63 tutur dalam masyarakat Gayo, antara lain :
|Nenek
 
(ibu dari Ayah)
1. Rekel : Generasi paling tua
|
 
|-
2. Entah : Turunan dari Rekel
|Awan Alik
 
|Kakek
3. Muyang : Moyang, di bawah Entah
(Bapak Dari Ibu)
 
|
4. Datu : Para datu-datu adalah di bawah moyang (1-4, sudah termasuk leluhur)
|-
 
|Anan Alik
5. Datu Rawan : Oarng tua ( bapak dari kakek)
|Nenek
 
6. Datu Banan : Orang tua (Ibu dari kakekIbu)
|
 
|-
7. Awan Pedih : Kakek (bapak dari ayah)
|Ama
 
|Ayah
8. Anan Pedih : Nenek (ibu dari ayah)
| rowspan="2" |Anak
 
|
9. Awan Alik : Kakek (bapak dari ibu)
|-
 
|Ine
10. Anan Alik : Nenek (ibu dari ibu)
|Ibu
 
|
11. Uwe : Kakak tertua dari ibu kandung
|-
 
|Anak
12. Ama Kul : Bapak Wo (saudara laki-laki sulung dari bapak)
|Anak
 
| rowspan="3" |orang tua/dewasa
13. Ine Kul : Mak Wo (istri dari Pak Wo/ istri abang tertua dari bapak)
|
 
|-
14. Ama : Bapak
|wen
 
|Anak Laki-laki
15. Ine : Ibu
|
 
|-
16. Ama Engah : Bapak Engah (tengah), adik dari ayah
|ipak
 
|Anak Prempuan
17. Ine Engah : Ibu Engah (tengah), adik dari ibu
|
 
|-
18. Ama Ecek/Ucak : Pakcik (saudara laki-laki bungsu dari bapak)
|Abang
 
|saudara Laki-laki yang tertua
19. Ine Ecek/Ucak : Makcik
| rowspan="5" |sesama sudara
 
|
20. Encu : Ucu (terbungsu) laki-laki
|-
 
|Aka
21. Encu : Ucu (terbungsu) perempuan
|saudara prempuan yang tertua
 
|
22. Ibi : Bibi (adik atau kakak kandung ayah)
|-
 
|Enggi
23. Kil : Suami dari bibi, apabila bibi ikut suami. (juelen)
|saudara yang termuda termuda (Adik)
 
|
24. Ngah/Encu : Perobahan Kil menjadi Engah atau encu apabila ikut istri (angkap)
|-
 
|serinen
25. Abang : Abang
|saudara dengan sesama jenis kelamin
 
|
26. Aka : Kakak
|-
 
|Dengan
27. Engi : Adik
|saudara dengan beda jenis kelamin
 
|
28. Anak : Anak
|-
 
|pemen
29. Ume : Bisan
|menantu Prempuan
 
| rowspan="2" |mertua
30. Empurah : Mertua (orang tua dari istri)
|
 
|-
31. Tuen : Mertua (bapak dari istri)
|kile
 
|menantu Laki-Laki
32. Inen Tue : Mertua (ibu dari istri)
|
 
|-
33. Lakun : Sebutan sesama ipar
|tuen
 
|mertua Laki-laki
34. Inen Duwe : Istri abang dengan istri adiknya abang
| rowspan="3" |menantu
 
|
35. Kawe : Istri abang dengan saudara perempuan dari suaminya
|-
 
|inen tuen
36. Era : Adik laki-laki dari abang dengan istri abang yang bersangkutan
|mertua prempuan
 
|
37. Temude : Abang dari istri
|-
 
|empurah
38. Impel : Anak bibi yang kawin juelen dengan anak dari saudara laki-lakinya (anak saudara perempuan dari ibu)
|mertua (orang tua Dari istri)
 
|
39. Kumpu : Cucu
|-
 
|Bai
40. Piut : Cicit
|suami
 
|istri
41. Ungel : Anak semata wayang (tunggal)
|
 
|-
42. Aman Nuwin : Putra pertamanya laki-laki (untuk bapak)
|Aman Mayak
 
|Seorang laki-laki yang baru menikah Namun belum mempunyai Keturunan
43. Inen Nuwin : Putra pertamanya laki-laki (untuk ibu)
| rowspan="6" |umu
 
|
44. Aman Nipak : Putra pertamanya perempuan (untuk bapak)
|-
 
|inen Mayak
45. Inen Nipak : Putra pertamanya perempuan (untuk ibu)
|Seorang Prempuan yang baru menikah Namun belum mempunyai Keturunan
 
|
46. Aman Mayak : Remaja (laki-laki yang telah menikah dan belum berketurunan)
|-
 
|Aman Nuwen
47. Inen Mayak : Remaja (putri yang menikah dan belum berketurunan)
|Seorang laki-laki yang sudah menikah dan mempuyai anak laki-laki yang paling sulung
 
|
48. Empun : Perubahan panggilan dari posisi kakek (awan) menjadi Empun dengan memanfaatkan salah satu nama cucu.
|-
 
|inen nuwen
49. Win : Panggilan untuk anak laki-laki
|Seorang prempuan yang sudah menikah dan memilik anak sulung Laki-laki
 
|
50. Ipak : Panggilan untuk anak perempuan
|-
 
|Aman Nipak
51. Periben : Karena nama bersamaan atau sesama suami dari istri yang bersaudara kandung
|seorang Laki-laki yang telah menikah dan mempuyai anak sulung Prempuan
 
|
52. Utih, Mok, Item, Ecek, Ucak, Onot : Panggilan kesayangan sementara nama yang bersangkutan bukan itu. Panggilan tersebut boleh jadi karena warna kulit, raut wajah, bentuk badan.
|-
 
|Inen Nipak
53. Serinen : Satu saudara kandung baik laki-laki maupun perempuan
|seorang Prempuan yang telah menikah dan mempuayai Anak sulung prempuan
 
|
54. Biak : Kenalan yang sudah dipandang sebagai saudara
|-
 
|Ume
55. Dengan : Saudara laki-laki dengan saudara perempuannya (kandung)
|besan
 
|sesama orang tua (bisan)
56. Pun : Saudara laki-laki dari ibu
|
 
|-
57. Ine Pun : Istri dari saudara laki-laki dari ibu
|Lakun
 
|sebutan sesama ipar
58. Pun Kul : Abang kandung yang sulung dari ibu
|sesama ipar
 
|
59. Pun Lah : Abang kandung ibu antara sulung dengan yang bungsu
|-
 
|kawe
60. Pun Ucak : Abang kandung ibu yang bungsu
|sesama ipar (Istri abang dengan saudara perempuan dari suaminya)
 
|
61. Kile : Menantu laki-laki
|
 
|-
62. Pemen : Menantu Perempuan
|era
 
|ipar (Adik laki-laki dari abang dengan istri abang yang bersangkutan)
63. Until : Anak saudara kandung perempuan
|
 
|
Dengan memahami 63 tutur bahasa Gayo di atas kiranya telah mewakili dari semua tutur yang ada yang tidak tertera dalam tulisan ini. Betapa tidak, antara tutur diatas saling terkait sehingga kita dengan jelas mengetahui siapa kita dalam kekeluargaan. Dengan demikian maka ''ahlakulkharimah'' akan terbawa dengan sendirinya karena kita tau hubungan kekeluargaan, persaudaraan dan sebagainya yang pada gilirannya secara tidak langsung tercipta keharmonisan di dalam kekeluargaan.
|-
 
|temude
Lebih jauh keharmonisan dalam keluarga, kelompok, suku (belah), kampung, akhirnya bermuara pada Bhinneka Tunggal Ika (bersatu kita teguh bercerai kita runtuh).
|ipar (Abang dari istri)
 
|
Kalaulah penempatan tutur di hayati dan dilaksanakan dengan baik maka tidak akan terjadi perselisihan di antara kita karena anjuran atau nasehat dari orang tua di hormati oleh orang muda atau sebaliknya orang, orang muda merasa disayangi oleh orang tua.
|
 
|-
“Sara urang (belah ) sara kemalun, Sara kampung sara kekemelen.
|Ama kul
|Om
(saudara laki-laki tertua dari Ayah)
| rowspan="16" |keponakan
|
|-
|ine kul
|tante
(istri dari Ama kul)
|
|-
|Ama lah
|Om
(saudara Laki-laki Ayah, setelah ama kul)
|
|-
|ine lah
|tante
(isteri amalah)
|
|-
|Ama ucak
|om
(Saudara Laki-laki ayah yang terkecil)
|
|-
|ine ucak
|tante
(istri ama Ucak)
|
|-
|ibi
|Bibik
(saudara prempuan Ayah)
|
|-
|kil
|Om (Suaminya ibi)
|
|-
|pun
|paman (saudara Laki-laki dari Ibu)
|
|-
|ine Pun
|bibik (istri dari pun)
|
|-
|uwe
|bibik (saudara prempuan tertua dari Ibu)
|
|-
|pakwe
|om (suami dari Uwe)
|
|-
|ngah
|bibik (saudara prempuan dari ibu setelah uwe)
|
|-
|pak ngah
|om (suami ngah)
|
|-
|encu
|bibik
(saudara terkecil dari ibu)
|
|-
|pakcu
|Om (suami Encu)
|
|-
|biak
|seseorang yang dianggap saudara
|orang yang diangap saudara
|
|-
|ontel
|keponakan
|paman/bibik
atau om/tante
<br />
|
|-
|kumpu
|cucu
|Kakek Nenek
|
|-
|piut
|cicit
|leluhur
|
|-
|
|
|
|
|}