Pura Pusering Jagat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sarieffendi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k Bot: Perubahan kosmetika
 
(6 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Historic building|image=|client=|style=Pura|structural_system=Silinder Berukir|cost=|date_demolished=|completion_date=|construction_start_date=|engineer=|caption=|location_country=|location_town=|longitude=|latitude=|map_size=|map_type=|name=Pura Pusering Jagat|size=}}{{Infobox World Heritage Site}}
== '''Lokasi''' ==
'''Pura Pusering Jagat''' adalah istilah untuk menyebut pura tertentu. Pusering Jagat sendiri berarti Pusat Dunia atau Pusat Semesta. Salah satu contohnya adalah sebuah [[Pura]] di Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar [[Bali]]. Pura ini terletak di tengah-tengah diantara 6 Pura Kayangan Jagat.
 
'''Pura Pusering Jagat''' adalah istilah untuk menyebut pura tertentu diantara 6 Pura Kayangan Jagat. Pusering Jagat sendiri berarti Pusat Dunia atau Pusat Semesta. Salah satu contohnya adalah sebuah [[Pura]] di Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar [[Bali]]. Pura ini terletak di tengah-tengah diantara 6 Pura Kayangan Jagat.
== '''Temuan''' ==
 
Temuan terpenting di tempat ini adalah sebuah bejana bernama "Bejana Pejeng" yang terbuat dari batu berbentuk silinder dan berguna sebagai penyimpanan air suci (tirtha).
== '''Temuan''' ==
Temuan terpenting di tempat ini adalah sebuah bejana bernama "Bejana Pejeng" yang terbuat dari batu berbentuk silinder dan berguna sebagai penyimpanan air suci (tirtha).
Seperti kebanyakan peninggalan [[Agama Hindu|Hindu]] lain, di bagian permukaan bejana tersebut terdapat relief yang menggambarkan cerita Samudramanthana, yang bercerita tentang para Dewa dan Asura yang melakukan pengadukan lautan susu (Ksirarnawa) untuk mencari air amnta (air penghidupan).
 
== '''Gambaran Relief''' ==
Relief semacam ini di Bali dikenal dengan nama naragiri (gunung milik manusia). Di Bejana tersebut terukir relief dengan latar hutan lebat yang dikelilingi laut. Terdapat 8 ekor naga yang membelit bejana dengan ekor dan kepala yang saling terhubung dan memakai mahkota dan prabha di kepalanya. Ular tersebut dijunjung oleh delapan Dewa dan empat Dewa lainnya digambarkan duduk di atas naga. Selanjutnya terdapat Kinnara/kinnari atau apsara yang terbang mengelilingi relief gunung dan pepohonan. Relief bagian bawahnya berupa gambar nelayan yang mencari ikan dan membawa hasil tangkapannya tersebut sedang satu nelayan lagi berdiri di kapal yang sedang ditarik ikan tangkapannya.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/886882212|title=Candi Indonesia|last=Sedyawati, Edi, 1938-|others=Latief, Feri,, Indonesia. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman,|isbn=978-602-17669-3-4|edition=Cetakan pertama|location=[Jakarta]|oclc=886882212}}</ref>
 
Baris 13 ⟶ 14:
== Referensi ==
<references />
 
[[Kategori:Pura di Bali]]