Meurah Johan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
k Penambahan Kategori
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 2:
 
== Sejarah ==
Sekitar tahun 450-460 H (1059-1069 M), tentera Cina yang telah menduduki [[Kerajaan Indra Jaya]] (daerah Leupung sekarang) menyerang [[Kerajaan Indra Purba]] yang beribukotaberibu kota di Lamuri, yang pada masa itu sedang diperintah oleh Maharaja Indra Sakti.
 
Dalam keadaan sedang berkecamuknya peperangan antara dua pasukan itu, tibalah ke Lamuri pasukan yang dikirim oleh [[Kesultanan Peureulak]] sebanyak 300 orang di bawah pimpinan seorang ulama [[Syekh Abdullah Kan'an]] yang bergelar Syiah Hudan (turunan Arab dari Kan'an). Mereka datang dari pusat kegiatan ilmu dan militer, yaitu dari [[Dayah Cot Kala]] di Bayeuen. Di antara mereka termasuk Meurah Johan, putera dari [[Adi Genali]] atau Teungku Kawe Teupat, yang dirajakan di negeri Lingga.
Baris 10:
Menurut catatan M. Yunus Jamil, bahwa tentera Cina yang menyerang Lamuri dipimpin oleh panglima perempuan yang bernama Nian Nio Lian Khi yang setelah dikalahkan oleh Meurah Johan, dia masuk Islam. Puteri Nian Nio Lian Khi menyukai Meurah Johan, dan akhirnya dengan persetujuan isterinya Puteri Indra Keüsuma dan Syekh Abdullah Kan'an, Meurah Johan mengawini Nian Nio yang kemudian namanya terkenal dengan sebutan Putroe Neng. Masuknya Putroe Neng kedalam Islam menyebabkan pasukan Cina yang bersamanya juga masuk Islam.
 
Dua puluh lima tahun kemudian, Maharaja Indra Sakti meninggal dunia, dan diangkatlah menantunya Meurah Johan menjadi raja Indra Purba dengan gelar Sulthan Alaiddin Johan Syah, dimana Kerajaan Indra Purba dijadikan kerajaan Islam dengan nama Kerajaan Darussalam dan ibukotaibu kota negara dibuat yang baru ditepi sungai Kuala Naga (Krueng Aceh sekarang) dan dinamai Bandar Darussalam. Proklamasi ini berlangsung pada hari Jumat bulan Ramadhan 601 H (1205 M). Di samping membangun ibukotaibu kota negara yang baru Banda Darussalam, juga Sulthan Alaiddin Johan Syah mendirikan sebuah tempat peristirahatan (kota istirahat) di daerah pegunungan, pada suatu dataran tinggi yang bernama Gle Weueng, dibagian atas kampung Mamprai.<ref>{{Cite book|url=http://archive.org/details/KebudayaanAcehDalamSejarah|title=Kebudayaan Aceh dalam Sejarah|last=Hasjmy|first=Ali|publisher=Penerbit Beuna|year=1983|isbn=|location=Jakarta|pages=55-56}}</ref>
 
== Sumber ==
Baris 16:
 
[[Kategori:Sultan Aceh]]
[[Kategori:Tokoh Aceh]]
[[Kategori:Kesultanan Aceh]]