Daftar Raja Pagaruyung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rahman Priadi (bicara | kontrib)
Wikilink, article is on its way
+
Tag: Pengalihan baru [ * ]
 
(48 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
#ALIH [[Raja Pagaruyung]]
'''Raja-raja [[Kerajaan Pagaruyung|Pagaruyung]]''', dimulai dengan berdirinya kerajaan ini pada tahun 1347<ref>Navis, A.A., 1984, ''Alam Takambang Jadi Guru'': Jakarta :PT. Pustaka Grafitipers.</ref>, namun dari [[Prasasti Suruaso]] diketahui ada nama lain yang menjadi raja sebelumnya<ref name="Kozok06" />, dan kemudian dalam selang 300 tahun berikutnya, siapa yang menjadi raja di Pagaruyung seperti hilang ditelan angin, dan baru muncul kembali pada awal abad ke-17, dan kemudian berakhir dimasa [[Perang Padri]].
 
== Zaman Hindu-Budha ==
Berdasarkan manuskrip yang dipahatkan pada bagian belakang [[Arca Amoghapasa]] yang bertarikh 1347, '''Adityawarman''' memproklamirkan dirinya sebagai ''Maharajadiraja'' di [[Malayapura]] dengan gelar ''Srimat Sri Udayadityawarman Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa''<ref>Kern, J.H.C., (1907), ''De wij-inscriptie op het Amoghapāça-beeld van Padang Candi(Batang Hari-districten); 1269 Çaka'', Tijdschrift voor Indische Taal-, Land-, en Volkenkunde.</ref>. Adityawarman memerintah dari tahun 1347 <ref>Berg, C.C., 1985, ''Penulisan Sejarah Jawa'', (terj.), Jakarta: Bhratara.</ref>dan pernah mengirim utusan ke Cina sebelum meninggal dunia pada tahun 1375. Berikutnya sebagai penganti adalah anaknya yang bernama '''Ananggawarman''' yang diketahui dari [[Prasasti Batusangkar]]. Dari [[Prasasti Suruaso]] yang beraksara [[Melayu]] menyebutkan Adityawarman menyelesaikan pembangunan selokan untuk mengairi ''taman Nandana Sri Surawasa yang senantiasa kaya akan padi'' yang sebelumnya dibuat oleh pamannya yaitu '''Akarendrawarman''' yang menjadi raja sebelumnya, sehingga dapat dipastikan sesuai dengan adat Minangkabau, pewarisan dari mamak (paman) kepada kamananakan (keponakan) telah terjadi pada masa tersebut<ref name="Kozok06">Kozok, Uli, (2006), ''Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah: Naskah Melayu yang Tertua'', Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, ISBN 979-461-603-6.</ref>.
 
Serangan [[Kerajaan Majapahit]] di tahun 1409 dan 1411, melemahkan pengaruh Kerajaan Pagaruyung terhadap daerah jajahan atau (''Rantau'' dalam Bahasa Minang). Sejak serangan terakhir Majapahit tidak diketahui siapa yang menjadi penganti dari Ananggawarman, sehingga tidak diketahui siapa yang menjadi raja di Pagaruyung.
 
== Zaman Islam ==
Pada awal abad ke-16, ''Suma Oriental'' yang ditulis antara tahun 1513 and 1515 oleh [[Tomé Pires]], mencatat dari ke-tiga raja [[Minangkabau]], hanya satu yang telah menjadi [[muslim]] sejak 15 tahun sebelumnya<ref>Cortesão, Armando, (1944), ''The Suma Oriental of Tomé Pires'', London: Hakluyt Society, 2 vols.</ref>.
 
Pengaruh Islam di sampai ke istana Pagaruyung dapat dilihat dengan munculnya Raja Pagaruyung dengan gelar '''Sultan Alif''', pada awal abad ke-17. Seiring dengan itu struktur kekuasaan di Pagaruyung pun berubah, sehingga muncullah ''Rajo Tigo Selo'' (Tiga Raja dengan Tiga Pembagian Kekuasaan) yaitu ''Raja Alam'' di Pagaruyung, ''Raja Adat'' di Buo, ''Raja Ibadat'' di Sumpur Kudus.
 
== Daftar Raja-raja Pagaruyung ==
Berikut ini daftar nama-nama raja Pagaruyung,
{| class="wikitable sortable" border="1" width="90%"
!width="70px"|Kurun (masehi)
!width="140px"|Nama raja
!width="140px"|Ibu kota /<br />pusat pemerintahan
!width="400px"|Prasasti, catatan dan peristiwa
|-
|1300
|[[Akarendrawarman]]
|[[Suruaso, Tanjung Emas, Tanah Datar|Suruaso]] atau [[Pagaruyung, Tanjung Emas, Tanah Datar|Pagaruyung]]
|[[Prasasti Suruaso]] (Kab. Tanah Datar sekarang).
|-
|1347
|[[Adityawarman|Sri Udayadityawarman Pratapaparakrama Rajendra Mauli Warmadewa]]
|[[Suruaso, Tanjung Emas, Tanah Datar|Suruaso]] atau [[Pagaruyung, Tanjung Emas, Tanah Datar|Pagaruyung]]
|Piagam pada bahagian belakang[[Arca Amoghapasa]] bertarikh [[1347]] di [[Sitiung]] (Kab. Dharmasraya sekarang).
|-
|1375
|[[Ananggawarman]]
|[[Suruaso, Tanjung Emas, Tanah Datar|Suruaso]] atau [[Pagaruyung, Tanjung Emas, Tanah Datar|Pagaruyung]]
|[[Prasasti Batusangkar]]
|-
|1411-1515
|
|
|Tidak ada berita
|-
|1668
|[[Ahmadsyah dari Pagaruyung|Sultan Ahmadsyah]]
|[[Pagaruyung, Tanjung Emas, Tanah Datar|Pagaruyung]]
|Surat dari regent VOC di Padang ''Jacob Pits'' kepada Penguasa Pagaruyung<ref>NA, VOC 1277, ''Mission to Pagaruyung'', fols. 1027r-v.</ref>
|-
|1691
|[[Indermasyah dari Suruaso|Sultan Indermasyah]]
|[[Pagaruyung, Tanjung Emas, Tanah Datar|Pagaruyung]]
|Korespondensi surat-menyurat dengan VOC
|-
|1694
|
|
|Surat dari raja Jambi (Sultan Ingalaga) kepada VOC pada tahun 1694 yang menyebutkan ''Sultan Abdul Jalil dari Pagaruyung, hadir menjadi saksi perdamaian dari perselisihan masyarakat di Batang Hari''<ref>NA, VOC 1557, ''Jambi'', 1 April 1694, fols.35-6.</ref>
|-
|1717
|
|
|Surat [[Abdul Jalil Rahmad Syah I dari Siak|Raja Kecil]] dari Pagaruyung kepada VOC untuk menuntut balas pada penguasa Johor<ref>NA, VOC 1895, ''Malacca'', 30 Januari 1718, fols.55-6.</ref>
|-
|1773
|
|
|Pengiriman [[Raja Melewar]] ke [[Negeri Sembilan]]
|-
|1780
|[[Muningsyah dari Pagaruyung|Sultan Arifin Muningsyah]]
|[[Pagaruyung, Tanjung Emas, Tanah Datar|Pagaruyung]]
|
|-
|1803
|
|
|Meletus [[Perang Padri]], [[Yang Dipertuan Pagaruyung]] menyingkir ke Lubukjambi
|-
|1821
|
|
|[[Bagagarsyah dari Pagaruyung|Sultan Tangkal Alam Bagagar]] setelah membuat perjanjian dengan Belanda diangkat menjadi Regent Tanah Datar<ref>{{cite book|first=Rusli|last=Amran|authorlink=Rusli Amran|year=1981|title=Sumatra Barat hingga Plakat Panjang|publisher=Penerbit Sinar Harapan}}</ref>
|-
|1825
|
|
|Sultan Arifin Muningsyah meninggal dunia, dan dimakamkan di Pagaruyung
|-
|1833
|
|
|[[Tuan Gadang]] di Batipuh mengantikan Sultan Tangkal Alam Bagagar menjadi Regent Tanah Datar
|}
 
== Catatan kaki ==
{{reflist}}
 
<!--
TEKS INI SEMENTARA DISEMBUNYIKAN
{{refimprove}}
'''Raja-raja [[Kerajaan Pagaruyung|Pagaruyung]]''', berdasarkan cerita adat Minangkabau dan beberapa prasasti yang ditemukan, adalah merupakan keturunan dari [[Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa|Srimat Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa]], raja [[Kerajaan Dharmasraya]]. Di antara keturunan Tribhuwanaraja adalah [[Adityawarman]], sang pendiri kerajaan Pagaruyung dan senapati [[Majapahit]], dan ibunya [[Dara Jingga]]. Kerajaan Pagaruyung pernah diperintah oleh beberapa dinasti, namun mengenai nama-nama rajanya banyak yang kebenarannya tidak dapat dibuktikan karena hanya berdasarkan legenda ([[bahasa Minang]]: ''tambo'') adat Minangkabau. Berikut ini adalah daftar raja-raja Pagaruyung.
{{periksaterjemahan|date=2010}}
 
== Dinasti Adityawarman ==
Raja-raja dinasti ini masih keturunan langsung dari Tribuanaraja Mauliwarmadewa, yaitu sebagai berikut:
 
#[[Adityawarman]]
#[[Ananggawarman]]
 
== Dinasti Puti Jamilan Sari Laut ==
Raja-raja dinasti ini disebutkan berdasarkan ''tambo'' adat Minangkabau, yaitu sebagai berikut:{{fact}}
 
# [[Puti Reno Jamilan Sari Laut]], ratu Minangkabau yang juga dikenal sebagai [[Bundo Kanduang]], putri dari dari Yang Dipatuan Rajo Nan Sati
# [[Dang Tuanku]] Sutan Rumandung, putra Puti Reno Jamilan Sari Laut
# [[Cindua Mato|Cindur Mato]] (Bujang Kacinduan) bergelar Rajo Mudo, putra dari adik perempuan Puti Reno Jamilan yaitu Puti Kambang Bandahari
# Sutan Lembak Tuah (Sutan Aminullah), putra Cindur Mato dengan Puti Reno Bulan, adik perempuan Puti Bungsu
 
Bundo Kandung bersama Dang Tuanku dan Puti Bungsu, menurut legenda pergi menyelamatkan diri ke Nagari Lunang, sebuah nagari yang terletak dalam wilayah [[Kerajaan Inderapura|Kesultanan Inderapura]]. Mereka hijrah ke barat daya Minangkabau itu adalah demi menghindari ancaman Kerajaan Sungai Ngiang di Minangkabau Timur. [[Mande Rubiah]] dipercaya merupakan salah satu keturunan mereka di sana.
 
== Dinasti Raja Bagewang ==
# [[Yang Dipertuan Bakilap Alam]]
# [[Yang Dipertuan Bagewang I]]
# [[Yang Dipertuan Sembahyang I]]
# [[Yang Dipertuan Bagewang II]] (Tuanku Basusu Ampek)
# [[Muning Alamsyah|Yang Dipertuan Bawang Sultan Alam Muningsyah II]] (Sultan Abdul Fatah, Sultan Abdul Jalil I)), memerintah pada 1780 – 1792 M.
# [[Yang Dipertuan Gadis]] Puti Reno Janji (Tuan Gadih XI)
# [[Yang Dipertuan Sultan Tangkal Alam Bagagarsyah]] (Yang Dipertuan Hitam)
# [[Yang Dipertuan Sembahyang III]]
# [[Yang Dipertuan Gadis XIII]] Puti Reno Sumpu (Tuan Gadih XIII)
# [[Yang Dipertuan Gadis XIV]] Puti Reno Saiyah (Tuan Gadih Mudo)
# [[Yang Dipertuan Gadis XV]] Puti Reno Aminah (Tuan Gadih Hitam)
# [[Yang Dipertuan Gadis XVI]] Puti Reno Dismah (Tuan Gadih XVI)
# [[Sutan Muhammad Taufik Thaib Tuanku Mudo Mangkuto Alam|Yang Dipertuan Tuanku Mudo Mangkuto Alam Sutan M. Taufik Thaib, SH]] sebagai pemangku jabatan raja Pagaruyung sampai sekarang
# [[Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Tuan Gadih XVII|Yang Dipertuan Gadis XVII]] Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib sebagai pemangku jabatan Tuan Gadis XVII dan [[Bundo Kanduang]] Minangkabau sampai sekarang.
 
==Lihat pula==
* [[Daftar Raja Inderapura]]
* [[Kerajaan Inderapura|Kesultanan Inderapura]]
* [[Kerajaan Kandis]]
* [[Kerajaan Siguntur]]
* [[Kerajaan Dharmasraya]]
* [[Kerajaan Champa]]
* [[Kerajaan Pasumayan Koto Batu]]
* [[Kerajaan Bukit Batu Patah]]
* [[Kerajaan Sungai Pagu]]
* [[Kerajaan Bungo Setangkai]]
* [[Kerajaan Dusun Tuo]]
* [[Puti Reno]]
* [[Puti]]
 
==Referensi==
* [[A. Samad Idris]], 1990, Payung Terkembang, Pustaka Budiman, Kuala Lumpur.
* [[A.A. Navis]], 1984 Alam Takambang Jadi Guru: Jakarta :PT. Pustaka Grafitipers.
-->
 
[[Kategori:Kerajaan Pagaruyung|Raja Pagaruyung]]
[[Kategori:Raja kerajaan di Nusantara|Pagaruyung]]
[[Kategori:Daftar raja|Pagaruyung]]