Pembicaraan:Tiongkok/Arsip: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wiendietry (bicara | kontrib) |
k Bennylin memindahkan halaman Pembicaraan:Republik Rakyat Tiongkok/Arsip ke Pembicaraan:Tiongkok/Arsip: di en.wiki sudah sejak 2011 artikel utamanya nama pendeknya. |
||
(30 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
Setelah diubah oleh Orde Baru menjadi
▲Setelah diubah oleh Orde Baru menjadi RRC apa memang sempat diubah kembali menjadi RRT? Selama ini disiaran media massa lebih sering saya dengar yang RRC. Apa ada pertimbangan tertentu sehingga judul artikel yang dipilih adalah RRT? Maaf, soalnya saya tadinya sempatr bingung :D, Republik Rakyat Tiongkok tu negara mana :D [[Pengguna:Wiendietry|Wiendietry]] <sup>[[User talk:Wiendietry|Japri]]</sup> 04:43, 10 Oktober 2006 (UTC)
:Saya kurang pasti juga, tapi <ref>http://www.indonesiamedia.com/2006/02/early/berta/jawa%20pos.htm link satu ini bisa jadi bahan referensi</ref>. [[User:Borgx|<font face="Copperplate Gothic Bold" color="#1F85FF">borgx</font>]]<sup>([[User_talk:Borgx|<font color="#003366">kirim pesan</font>]])</sup> 05:29, 10 Oktober 2006 (UTC)
Baris 11 ⟶ 9:
:: Saya pribadi tidak terlalu menekankan apakah harus menggunakan istilah Tiongkok atau Cina (China). Pendirian saya konsisten adalah untuk tidak mempolitisir lebih lanjut pertentangan antara kedua istilah ini. Di Indonesia, memang istilah Cina lebih populer dibandingkan dengan istilah Tiongkok di kalangan grass-root, namun penggunaan istilah Tiongkok lebih digandrungi kalangan Tionghoa dengan alasan istilah Cina mengandung unsur penghinaan, apalagi dipolitisir secara resmi penggunaannya oleh pemerintah Orde Baru pada tahun 1966 pasca G30S.
:: Sebenarnya, saya kira penggunaan istilah Tiongkok akan digunakan sejalan dengan istilah Cina, karena penggunaannya sekarang ini juga sama populernya dengan mengabaikan alasan2 politis yang menjadi latar belakangnya. Penggunaan istilah Tiongkok secara resmi dipopulerkan oleh bekas Presiden Megawati Sukarnoputri, juga pihak Kedutaan Besar
:: Kembali ke inti masalah, untuk nama negara, Tiongkok atau Cina yang akan digunakan oleh Wikipedia. Mengenai istilah2 Tiongkok di Wikipedia, saya selalu mengacu pada mainstream (misalnya dalam kasus Taoisme dan Daoisme), di sini, mainstreamnya apakah Cina atau Tiongkok, toh bukan dapat diputuskan oleh saya ataupun sekelompok orang. Bila dirasa perlu saya kira bolehlah diputuskan melalui pemungutan suara saja oleh anggota-anggota yang aktif. [[Pengguna:Rintojiang|Rinto Jiang]] 11:47, 11 Oktober 2006 (UTC)
Baris 17 ⟶ 15:
:Beberapa hari yang lalu, ditulis sebuah opini mengenai istilah-istilah "Cina", "Tionghoa", dan "Tiongkok". <ref>http://www.suarapembaruan.com/News/2007/03/05/Editor/edit03.htm Artikel ini</ref> bisa dilihat to ''Suara Pembaruan'' tgl 5 Maret 2007. Menurut artikel ini, pihak pemerintah (termasuk presiden) sudah ingin mengembalikan istilah "Cina" dan "China" kepada "Tionghoa" dan "Tiongkok". Saya harap artikel ini bisa membuka kembali diskusi ini supaya penggunaan istilah bisa diperjelaskan. [[Pengguna:Rhandjaja|Rhandjaja]] 08:29, 10 Maret 2007 (UTC)
::Kalau menurut saya kalau merujuk kepada negara Cina kita menggunakan kata Cina (Republik Rakyat
:Masalahnya sudah banyak artikel yang menggunakan kata Tiongkok, bahkan lebih banyak dibanding kata China di Wikipedia, rasanya sudah terlanjur.--[[User:a_tumiwa|<b><font face="Arial" color = "#FF0000">a</font><font color = "#FB1A00">_</font><font color = "#F73501">t</font><font color = "#F44F01">u</font><font color = "#F06A02">m</font><font color = "#EC8402">i</font><font color = "#E89F03">w</font><font color = "#E5B903">a</font></b>]]([[User_talk:a_tumiwa|bicara]]) 04:19, 12 Maret 2007 (UTC)
Baris 39 ⟶ 37:
yang saya rubah:
* ''Cina'' sebagai nama negara (termasuk
* ''Cina'' sebagai nama sekumpulan orang
* ''Cina'' sebagai bahasa
Baris 56 ⟶ 54:
:Terima kasih atas tanggapannya. Mengenai hal terakhir ini mungkin lebih baik ditulis "Tiongkok" sebab bangsa Tionghoa juga banyak yang berada di luar RRT. Kemudian daftar anda mungkin bisa ditambah dengan sejarah. Naskah-naskah kuna dan tulisan lama saya lihat ada yang menulis Cina dan Tiongkok. Mungkin dibiarkan saja. [[User:Meursault2004|Meursault2004]]<sup>[[User_talk:Meursault2004|ngobrol]]</sup> 23:19, 9 Juli 2007 (UTC)
Inget kasus bukunya si Amir Syarifudin itu yang ngopi Wikipedia. Ini orang pemalas betul sampai artikel belum jelas juga dia salin+tempel, dengan satu perkecualian --> Tiongkoknya menjadi China (atau Cina). Ini menunjukan bahwa Bahasanya sendiri belum menerima Cina menjadi Tiongkok (walaupun orangnya mungkin sudah ngotot harus dirubah).
Mungkin orang Tionghoa harus lebih mempopulerkan RRT yah, karena khalayak umum taunya
:Eh akhirnya beli bukunya si Amir Syarifudin juga ya? Jangan lupa nanti dibawa ke Taiwan, '''Republik China''' ya :-D OK, kembali ke inti permasalahan; kalau menurut saya pribadi sendiri kata Tiongkok itu merujuk ke negara kerajaan Tiongkok yang kuna, sedangkan kalau China/Cina itu negara yang modern. Dalam bahasa Melayu Malaysia misalkan (paling tidak di ms:), mereka memilih menggunakan nama ''Greece'' untuk merujuk ke Yunani yang mereka anggap memiliki konotasi kuna atau lama. Kalau menurut saya nama Tionghoa cukup lazim dipakai. Yang agak janggal nama negaranya. Memang lebih sering dengar China sih daripada Tiongkok. [[User:Meursault2004|Meursault2004]]<sup>[[User_talk:Meursault2004|ngobrol]]</sup> 16:13, 10 Juli 2007 (UTC)
Baris 82 ⟶ 80:
Ini hanya sebagai bahan masukan tanpa bermaksud mendukung salah satu istilah ( karena saya juga bingung-hehehe)--[[Pengguna:Alcatrank|Alcatrank]] 09:38, 11 Juli 2007 (UTC)
:Nah Kedutaan Besar
:Kalau pihak kedutaan sendiri bilang
::Turut menanggapi diskusi ini. Sebenarnya saya setuju menggunakan China, karena itu adalah nama internasional negara mereka (bahasa Indonesia: Republik Rakyat China, bahasa Inggris: People's Republic of China). Sedangkan Tiongkok asal katanya itu berasal dari bahasa daerah China, yaitu bahasa Fujian atau Hokian. Lalu kenapa ada banyak masyarakat China-Indonesia yang menganggap bahwa kata China berkonotasi negatif dan lalu menginginkan menggunakan Tiongkok saya sendiri kurang mengerti. Ada yang bisa menjelaskan? [[Pengguna:roscoe_x|roscoe_x]] 15:26, 21 Juli 2007 (UTC)
:Saya lihat kembali situs Kedubes
Saya lihat penggantian Cina->China/Tionghoa terkadang agak membabi-buta. Malah di entri [[Kamus]] salah satu judul kamus anekabahasa dihapus karena ada kata ''Cina'' di dalamnya.
Baris 141 ⟶ 139:
:: Ngga ada yang beli tuh yang kedua... termasuk gue. Voting deh [[Pengguna:Serenity|Serenity]] 01:10, 20 September 2007 (UTC)
:Saya sudah baca diskusi diatas, dan saya cenderung setuju dengan Bhaskara. Penggunaan "Tiongkok" agak janggal, karena yang terbayang justru kebudayaan kuno (Dinasti-dinasti itu lho...). Mungkin Tionghoa bisa digunakan untuk merujuk keturunan Cina (yang enggak harus tinggal di
'''Ark''', gue jadi inget di negara-negara yang berbahasa Inggris ada perdebatan yang sama tentang orang tuli atau orang buta menjadi "hearing impairment" atau apa yah "troubled vision" gitu deh. Bacanya sampe ngakak karena orang-orang jadi bingung, sementara orang buta dan orang tulinya sendiri ngga berkeberatan disebut buta atau tuli. Dikita masih cantik deh ditulis tuna rungu atau tuna netra. Kalau orang keturunan cina di Indonesia mau dikatakan Tionghoa, ngga masalah - tapi orang Cina yang dari Cina nya sendiri kayaknya tetap harus jadi orang cina ... [[Pengguna:Serenity|Serenity]] 03:56, 20 September 2007 (UTC)
Baris 157 ⟶ 155:
::Taat asas dong. Tanpa mengurangi rasa hormat saya terhadap komunitas Tionghoa, terutama di Indonesia, sebuah ensiklopedia harus deskriptif. Tiongkok itu merujuk ke kebudayaan lama dan kuna. Tapi kalau kurang ''sreg'' dengan "Cina" pakai saja istilah/ejaan "China" sebagai kompromi meski ini melanggar EYD. Harap diingat bahwa nama Cina sebenarnya juga nama yang menghormat sebab konon berdasarkan nama seorang kaisar. Apalagi nama ini sudah sangat lama dikenal di Nusantara dan disebut dalam sebuah prasasti Jawa Kuna dari abad ke-9. Apakah sang penulis prasasti ini mau menghujat? Tentu saja kan tidak. [[User:Meursault2004|Meursault2004]]<sup>[[User_talk:Meursault2004|ngobrol]]</sup> 09:47, 20 September 2007 (UTC)
:Selain taat asas, pendapat bahwa kata "Cina" itu menghina, belum dibuktikan oleh sumber
Jadi saya cenderung berpendapat bahwa secara umum, seharusnya digunakan kata [[Cina]], sedangkan [[Tiongkok]] digunakan dalam konteks kerajaan atau kebudayaan kuno, dan [[Tionghoa]] digunakan untuk keturunan/etnis Cina yang tinggal di Indonesia. -- <span style="border:1px solid #808;padding:1px;">[[User talk:Arkwatem|<font style="color:#fff;background:#808;">''' Arkwatem '''</font><font style="color:#808;background:#fff;">''' Bicara '''</font>]] </span> 10:01, 20 September 2007 (UTC)
Baris 204 ⟶ 202:
<blockquote>
'''Adalah di luar segala kesangsian, bahwa pergantian istilah sekitar 1966 itu memang dilakukan dalam rangka "menyakiti hati"'''. ... . Dalam hal ini, saya pikir, kita terbentur pada satu persoalan etik bahasa (kalau istilah tradisionalnya, yang perlu kita ingatkan kembali disini mungkin budi bahasa). Yang saya maksud: tak soal apakah
</blockquote>
Baris 213 ⟶ 211:
Bung Benny, perlu diingat bahwa istilah "Cina" bukan ciptaan Soeharto atau pemerintah orde baru, melainkan sudah merupakan istilah yang digunakan Bangsa Indonesia sejak dulu untuk tujuan netral (bukan menghina), sebagaimana telah dijelaskan secara panjang lebar diatas. Jadi terlepas dari motif apapun yang mendasari perubahan nama tahun 1966, perubahan tersebut adalah sah dan memiliki dasar dari budaya Indonesia. Masa' gara-gara Soeharto menggunakan istilah tersebut, lantas bangsa Indonesia harus melupakan istilah tersebut, yang notabene sudah digunakan sejak dahulu kala? Bukankah itu sama artinya melarang umat [[Hindu]] menggunakan [[swastika]], hanya karena lambang tersebut digunakan oleh Hitler?
Selain itu, dalam wikipedia, argumen yang tidak memiliki referensi sumber yang
<blockquote>''Dalam studinya tentang pemakaian kata Cina di Indonesia, Asim Gunarwan (1999) sebetulnya telah memperlihatkan bahwa kata Cina itu pada zaman sekarang tidak lagi berkonotasi negatif. Generasi muda yang besar dan tumbuh pada masa Orde Baru semuanya sudah terbiasa dengan kata Cina dan tidak merasakan penghinaan. Generasi tuanya yang masih merasakan adanya konotasi peyoratif. Penelitian itu juga menunjukkan bahwa bagi orang pribumi, kata Cina juga tidak peyoratif.''</blockquote> '''[[Pembicaraan Pengguna:Arkwatem|<font face="Tahoma" color="darkgreen">Arkwatem</font>]]''' 09:42, 25 September 2007 (UTC)
Baris 265 ⟶ 263:
*Awal abad ke 20: di Jakarta beberapa tokoh Tionghoa dipimpin Phoa Keng Hek mendirikan perkumpulan''' 'Tionghoa Hwe Koan' '''dan orang-orang saat itu menolak sebutan yang lain
*pra-1928: bahasa Melayu masih merupakan ''lingua franca'' di wilayah Indonesia. Beberapa tulisan menggunakan kata''' 'tjina' '''(ejaan lama) atau''' 'tsina' '''(dari ejaan Arab) yang diserap ke dalam bahasa tersebut (entah dari mana, kemungkinannya Jepang). (ref: komentar bung Gombang)
[[Berkas:
*tahun 1928: Pada 1928, tokoh pergerakan Indonesia yang merasa "berutang budi" kepada masyarakat Tionghoa karena koran-korannya banyak memuat tulisan pemimpin pergerakan tersebut, sepakat mengganti sebutan Tjina dengan Tionghoa
*setelah 1945: bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan Indonesia, istilah yang digunakan adalah''' 'tionghoa' '''(dari asal katanya Zhong Hua - 中華 atau 中华) dan''' 'tiongkok' '''(dari asal katanya Zhong Guo 中国/ negara tengah, keduanya dari dialek Amoy/Amoi/Xiamen/Hokkian) yang disepakati kedua negara. Indonesia saat itu dibawah pemerintahan Soekarno. (ref: Pembukaan UUD'45, dokumen-dokumen lain).
Baris 273 ⟶ 271:
**Terjadi pula kekerasan anti-Tionghoa di Jakarta pada 22 April 1967
**Harian Indonesia Raya pimpinan Mochtar Lubis yang tidak pernah menggunakan istilah 'Cina' akhirnya ditutup oleh Soeharto.
*Tahun 1990: Terjadi perundingan membuka kembali hubungan diplomatik antara Republik Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT), terjadi hambatan soal sebutan. Pemerintah RI ingin mempertahankan sebutan Republik Rakyat
**Pemerintahan Suharto mencoba tetap menggunakan sebutan "CINA" pada saat penyerahan Surat Kuasa Duta Besar Pertama RI untuk Tiongkok pada saat pencairan hubungan diplomatik tahun 1990, dan berakibat tertunda sesaat setelah <u>ditolak</u> oleh Pemerintah Tiongkok dan minta diganti dengan "CHINA" sesuai dengan perjanjian yang diterima kedua belah-pihak.
*setelah 1998: menurut studi yang dilakukan Asim Gunarwan (1999) (ref?), kata ini masih mengandung konotasi negatif, namun banyak anak muda yang tidak merasa tersinggung dan jarang digunakan sebagai hinaan (saya rubah sedikit susunan kalimatnya, namun intinya masih sama). (ref: catatan kaki Kompas di bawah)
Baris 323 ⟶ 321:
|*Banyak orang Indonesia memilih menggunakan istilah ini<br>*Pernah digunakan sebelum munculnya istilah Tionghoa/Tiongkok dan sesudahnya masih tetap digunakan (historis)<br>*Lebih umum dipakai dalam percakapan sehari-hari<br>*||*Dianggap menghina oleh sebagian kalangan<br>*Didesak untuk diganti oleh sebagian besar etnis Tionghoa (antara lain Jaringan Muda Tionghoa dan INTI)<br>*
|}
Saya sebagai WNI keturunan Cina merasa istilah Tionghoa/Tiongkok tidak alami Indonesia. Alasannya Tiongkok dan Tionghoa adalah kata2 saduran dari bahasa Hokkian. Kalo ditranliterasi ke bahasa Mandarin, Tionghoa = Zhonghua (中华) dan Tiongkok = Zhongguo (中国). Zhonghua berarti orang Cina, sedangkan Tiongkok berarti Negeri Cina (arti harafiah '''Kerajaan Pusat/Middle Kingdom'''). Walaupun mengandung konotasi negatif, yang sebenarnya teramplifikasi dari istilah Shina oleh Jepang di Perang Dunia 2, saya lebih memandang political correctness untuk menyebut
==Lain-lain==
Baris 339 ⟶ 337:
:Kueh ''Mandarijn'' maksudnya buatan Orion ... Kalau menurut saya nama [[bahasa Mandarin]] tetap dipertahankan saja. Nama Mandarin ini asalnya bukan dari Mansuria tetapi, percaya tidak konon bahkan dari bahasa Melayu. Nama ini berdasarkan kata ''Menteri'' yang lalu pelafazan menjadi berubah dalam bahasa Eropa. Mengapa disebut bahasa ''Menteri''? Karena inilah bahasa para pejabat. Orang biasa menuturkan bahasa daerah seperti bahasa Hokkien, Hakka, Min, Kanton dsb. Kata ini malahan netral dan orang langsung mengerti apa yang dimaksud sebenarnya. [[User:Meursault2004|Meursault2004]]<sup>[[User_talk:Meursault2004|ngobrol]]</sup> 13:51, 23 September 2007 (UTC)
Mandarin itu berasal dari bahasa Portugis ''Mandarim'' yang artinya Menteri/pejabat pemerintahan. Mendiang PM
Jadi penamaan Mandarin bukan salah kaprah, tapi memang sampai sekarang WN
===Artikel [[Tiongkok]]===
Baris 348 ⟶ 346:
:Ah saya ada ide baru: dibuat saja menjadi halaman disambiguasi. Tapi info yang ada di halaman tersebut jangan dihapus. [[User:Meursault2004|Meursault2004]]<sup>[[User_talk:Meursault2004|ngobrol]]</sup> 04:49, 22 September 2007 (UTC)
apa maksud Anda halaman bernama "Tiongkok" adalah halaman disambiguasi? menurut saya itu tetap mengganggu, mengingat banyaknya artikel yang berpranala ke "Tiongkok" dan sebenarnya merujuk pada
Nah di artikel "Tiongkok (istilah)" artikel "[[Tiongkok]]" sekarang dipindahkan. bagaimana? '''[[Pembicaraan Pengguna:Arkwatem|<font face="Tahoma" color="darkgreen">Arkwatem</font>]]''' 05:33, 22 September 2007 (UTC)
Diperbaiki sajalah pranala baliknya. Jadi langsung ke
:Walaupun yang sekarang kita ubah semua, in future orang tetap cenderung menulis <nowiki>[[Cina]]</nowiki> saja, karena lebih sederhana dibanding harus menulis <nowiki>[[Republik Rakyat
::Coba lihat [[:en:China]]. Artikel di en: lebih cenderung mirip dengan artikel Tiongkok kita. Karena Cina/Tiongkok harus dilihat sebagai konsep budaya dan berbeda dengan
:Hmm, artikel en: itu nampaknya membahas kebudayaannya. Sedangkan punya kita membahas istilahnya. Kita tidak punya artikel mengenai kebudayaannya :( jadi gimana? '''[[Pembicaraan Pengguna:Arkwatem|<font face="Tahoma" color="darkgreen">Arkwatem</font>]]''' 06:17, 22 September 2007 (UTC)
Baris 364 ⟶ 362:
Bagi saya, istilah dan ejaan "Tionghoa" dan "Tiongkok" mungkin hanya digunakan di Indonesia dan merupakan sebutan loghat Minang (iaitu Hokkien dalam bahasa Malaysia). Wikipedia bahasa Melayu menggunakan "orang Cina" tetapi "China" dan "Republk Rakyat China" kerana istilah-istilah itulah yang diisytiharkan oleh kerajaan Malaysia yang merupakan penganjur bahasa Malaysia/Melayu.
Mengapakah Malaysia menggunakan ejaan "Republik Rakyat China" dan bukannya "Republik Rakyat
:Terima kasih banyak saudara PM Poon atas keterangannya mengenai situasi di Malaysia. Saya kira hal ini bisa menjadi bahan masukan pula bagi kami yang sedang membicarakan hal ini di Wikipedia bahasa Indonesia. [[User:Meursault2004|Meursault2004]]<sup>[[User_talk:Meursault2004|ngobrol]]</sup> 09:14, 22 September 2007 (UTC)
Baris 392 ⟶ 390:
==Pemungutan suara==
:''dipindahkan ke [[Pembicaraan:Republik Rakyat Tiongkok/Pemungutan suara
{{:Pembicaraan:Republik Rakyat Tiongkok/Pemungutan suara}}
[[Pengguna:REX|~<b>Rex</b>]]<sup>[[Pembicaraan pengguna:REX|••pesan••]]</sup> 10:05, 22 Oktober 2007 (UTC)
Baris 430 ⟶ 426:
Nama artikel ini yang diperdebatkan bukan isinya. Masak diberi tag kontroversial? Lebih baik bikin tag lain. Misalkan "judul/nama artikel ini dipertentangkan". Lalu bisa ditaruh juga di [[Breslau]]/[[Wroclaw]], [[Lwów]]/[[Lviv]] dsb. [[User:Meursault2004|Meursault2004]]<sup>[[User_talk:Meursault2004|ngobrol]]</sup> 00:00, 29 Maret 2008 (UTC)
==My two cents ==
My two cents re Iditiotic NON debate re Tionghoa vs Cina {{info|scheme=orange|logotype=construction|pesan=Bicara bahasa Indonesia dong}}
In the West, especially Dutch, German and English "China" is prevalent to the point of total non-contention between China and Tionghoa. Yet some Chinese (note only Indonesian) feel illogically offended at the Indonesianisation of the DUTCH-French Chinois or China. Tionghoa is completely Hokkien biased- elevating the language status of a very small minority language above the official Mandarin.
I think the influence of Dutch and French language upon Indonesian has been overlooked in this whole silly debate. Cina/China is already in the public domain- surely the Hokkien don't expect every major language to revise itself to fit immature and exaggerated sensitivities because of some totally random homonym?
Baris 440 ⟶ 438:
Oh- I just thought of more- Africans calling their nations "Niger" and "Nigeria"- both of which may be misread? Are Dutch lesbians being militant about the Dutch water barriers also called dykes? Are Gays up in arms about the traditional British food "faggots" (like meatballs) or bassoon in Romance languages (fagotte etc)? Are freckly people mad as hell and on the war march about the British food "Spotted Dick"? Are the Irish jumping up and down just because Asians call their rice terraces "Paddies"?
Hokkien community oversensitivites (note- itself a linguistic and cultural minority within the Mandarin Han/Wu dominated mainland to the point of comparatively NEGLIGIBLE population numbers) is thus not only arbitrary, totally one-sided and trite- it borders on the comical because of its total irrationality and non-logic.For example, if I as a white were to follow this absurd Hokkein illogic, as a bule I should get offended at Indonesians calling me an "orang" just as it matches half the English word "orang-utang"- as I stupidly think they're all saying I'm an ape? Grow up please children- it's like giggling over Winnie the Pooh or Mr Wang's surname. {{tanpattd|125.161.133.239}}
:Wah rame lagi :), dapet info baru lagi ternyata masalah ini ga cuma di Indonesia :D "Yet some Chinese (note only Indonesian) feel illogically offended at the Indonesianisation of the DUTCH-French Chinois or China" [[Pengguna:Wiendietry|Wiendietry]] <sup>[[User talk:Wiendietry|Japri]]</sup> 14:47, 28 Juli 2008 (UTC)
:: Eh ternyata udah bukan RRT lagi ya :D, tadinya kirain bakal dapet lihat debat lagi di halaman ini :D, punten maaf [[Pengguna:Wiendietry|Wiendietry]] <sup>[[User talk:Wiendietry|Japri]]</sup>
Bicara bahasa Indonesia, bung. Dua sen Anda tidak begitu berharga kalau bukan pakai Rupiah :D
#Saya rasa ini istilah internal untuk digunakan di dalam <u>bahasa Indonesia</u> oleh <u>orang Indonesia</u> di <u>negara Indonesia</u>. Tidak ada yang memaksa seluruh dunia untuk mengikutinya. Itu absurd.
#Penulisan/pengucapan China tidak masalah, semua juga tahu, yang bermasalah adalah penulisan/pengucapan "Ci-na". Baca dulu diskusinya!
#Kalau pergi ke negara lain gunakan bahasa mereka dong. Pakai Zhonghua/Zhongguo, bukan Tionghoa/Tiongkok lagi. Anak kecil saja tahu!
#Tionghoa, walaupun asalnya mungkin dari bahasa daerah, tapi penggunaannya oleh orang [[Tionghoa-Indonesia]] tidak memandang suku atau bahasa daerah.
#Thai: jelas tidak, kan mereka tidak bisa bahasa Jawa (kata yang Anda maksudkan sebaga homonim dari feces itu)! ''Piye tho iki''? Pengejaannya saja beda. <small>Catatan: Taiwan lebih cocok untuk contoh Anda</small>
#Jaap: tidak pernah dengar ejekan ini dalam bahasa Indonesia. Anda yang buat sendiri?
#Niger: Nigger itu bukannya dikorupsi dari nama negara Niger? Lha masak mereka harus ganti nama negara gara-gara kata tersebut dikorupsi?
#coons, dykes, faggots, paddies, etc... APA HUBUNGANNYA DENGAN BAHASA INDONESIA??? bawa saja rasisme Anda ke tempat lain, diskusi ini bukan tentang etnisisme/sukuisme/rasisme.
''Don't understand a word I'm saying? Maybe you're not belong in this discussion.'' <small> – (-_-)V [[Pengguna:Bennylin|benny'''lin''']] ([[Pembicaraan Pengguna:Bennylin|404]] • [[Istimewa:Kontribusi/Bennylin|sumbangan]])</small> 00:24, 29 Juli 2008 (UTC)
==Halaman hasil pemilihannya==
Halaman hasil pemilihannya mana yah? Kok linknya jadi merah diatas? (seren males login)
----
{{reflist}}
|