Utara (Mahabharata): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
M. Adiputra (bicara | kontrib) k Suntingan 180.248.123.134 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh M. Adiputra Tag: Pengembalian |
||
(15 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{untuk|nama putri Raja Wirata dalam ''Mahabharata''|Utari}}{{DISPLAYTITLE:Utara (''Mahabharata'')}}
{{TMH Infobox
| Nama = Utara
| Kitab = ''[[Mahabharata]]'' (''[[Wirataparwa]]'')
| Tokoh = ''Mahabharata''
| Devanagari = उत्तर
| Ejaan_Sanskerta = Uttara
| Image = Uttara and Arjuna discovering the arms.jpg
| Caption = Arjuna (kiri) menunjukkan senjata yang disembunyikan Pandawa kepada Utara. Ilustrasi dari naskah ''Wirataparwa'', dari ''Mahabharata'' suntingan Romesh Chunder Dutt.
| Tempat = [[Kerajaan Wirata|Wiratanagari]]
| Kasta = kesatria
| Nama_lain = Buminjaya
| Gelar = pangeran
| Asal = [[Kerajaan Matsya]]
| Ayah = [[Wirata]]
| Ibu = [[Sudesna]]
}}
Dalam [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]'', '''Utara''' {{Sansekerta|उत्तर|Uttara|disebut '''Prabu Utoro''' di Jawa}} adalah nama salah seorang putra [[Wirata]], Raja [[Kerajaan Matsya|Matsya]]. Ia memiliki seorang kakak bernama [[Sweta (Mahabharata)|Sweta]] (Seta) dan dua orang adik bernama [[Wratsangka]] dan [[Utari]]. Dalam versi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], Utara merupakan putra [[Wirata|Matsyapati]]. Istrinya bernama Sindusari.
== Pertempuran melawan Korawa ==
Akan tetapi ketika sampai di hadapan musuh, Utara turun dari kereta dan lari ketakutan. Wrehanala terpaksa membuka samarannya bahwa ia sesungguhnya adalah [[Arjuna]] dari keluarga [[Pandawa]] yang sedang menjalani hukuman akibat kalah bermain dadu melawan para Korawa. Utara pun dikejarnya dan kemudian didudukkan di bangku kusir. Maka, Arjuna pun mengambil alih peran Utara menghadapi musuh yang saat itu sudah mulai merampas peternakan milik Kerajaan Matsya.▼
=== Latar belakang ===
Dalam kitab kedua ''[[Mahabharata]]'', yaitu ''[[Sabhaparwa]]'', dikisahkan bahwa para pangeran [[Hastinapura]]—seratus [[Korawa]] dan lima [[Pandawa]]—bermain [[dadu]] dengan taruhan bahwa yang kalah harus menjalani hukuman pengasingan selama 12 tahun, dan pada tahun ke-13 mereka diwajibkan untuk hidup dalam penyamaran selama setahun. Setelah itu, yang kalah berhak pulang kembali ke [[Hastinapura]]. Apabila identitas mereka terbongkar oleh pihak yang menang, maka yang kalah harus mengulangi hukuman yang sama. Permainan tersebut dimenangkan oleh para [[Korawa]] yang dipimpin [[Duryodana]]. Para Pandawa pun menerima kekalahan mereka. Kisah pengasingan para Pandawa diceritakan dalam naskah ''[[Wanaparwa]].
Kitab ''[[Wirataparwa]]'' memuat kisah penyamaran para Pandawa setelah menjalani masa pengasingan. Dalam kitab tersebut diceritakan bahwa para Pandawa memilih [[kerajaan Matsya]] sebagai tempat tinggal mereka dalam menjalani masa penyamaran. Kerajaan tersebut dipimpin oleh [[Wirata]], yang memiliki permaisuri bernama [[Sudesna]], dengan anak-anaknya yang bernama [[Sweta (Mahabharata)|Sweta]], Utara, [[Wratsangka]], dan [[Utari]]. Menjelang berakhirnya masa penyamaran, sekutu sekaligus saudara ipar Duryodana yang bernama [[Susarma]] dari [[kerajaan Trigarta|Trigarta]], memperkirakan bahwa para Pandawa tinggal di kerajaan Matsya. Pendapatnya diterima Duryodana. Ia pun mengerahkan pasukannya ke kerajaan tersebut sebagai pancingan agar para Pandawa mau menampakkan diri mereka.
Peristiwa kemenangan Arjuna atas serangan Hastinapura tersebut telah membuat Utara berubah menjadi seorang yang pemberani. Ia ikut terjun dalam [[perang di Kurukshetra|perang besar di Kurukshetra]] membantu pihak Pandawa. Dalam perang hari pertama, Utara gugur di tangan [[Salya]] raja [[Kerajaan Madra]].▼
=== Utara dan Wrehanala ===
Pasukan [[Kerajaan Trigarta|Trigarta]] yang dipimpin Susarma mengepung kerajaan Matsya dari selatan. Pada saat itu, seluruh pasukan Matsya yang dipimpin Raja [[Wirata]] memusatkan pertahanan diri di sana. Di arah lain, pasukan Hastinapura juga telah mencapai perbatasan Matsya. Ketika berita pengepungan pasukan Hastinapura sampai ke keraton Raja Wirata, pangeran Utara membusungkan dada untuk menghadang mereka sendirian. Atas nasihat dan petunjuk dari ibunya, ia pun berangkat dengan penuh percaya diri untuk menghadang mereka, dengan hanya ditemani oleh seorang [[waria]] bernama [[Arjuna|Wrehanala]], sebagai kusir kereta perangnya. Tanpa diketahui olehnya, Wrehanala adalah [[Arjuna]]—salah satu [[Pandawa]]—yang sedang menyamar sebagai pelatih tari di [[:wikt:keputren|keputren]] Raja Wirata.
▲
== Perang Kurukshetra ==
Dalam perang [[Baratayuda]] Utara dikisahkan tewas di tangan Salya. Namun beberapa dalang mengisahkan pembunuh Utara adalah Bisma.▼
▲Peristiwa kemenangan Arjuna atas serangan Hastinapura tersebut telah membuat Utara berubah menjadi seorang yang pemberani. Ia ikut terjun dalam [[perang
▲Dalam
== Lihat pula ==
Baris 17 ⟶ 41:
* [[Utari]]
== Referensi ==
{{reflist}}
{{tokoh Mahabharata}}
[[Kategori:Tokoh Mahabharata]]
|