Palangka Sriman Sriwacana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k →‎Sejarah: Minor edit.
RianHS (bicara | kontrib)
Added {{Unreferenced}} tag (TW)
 
(12 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Unreferenced|date=Februari 2021}}
[[Berkas:Palangka Sriman Sriwacana (foto dokumen bogorheritage.net).jpg|thumbjmpl|280px|left|''"Sang Susuktunggal inyana nu nyieuna palangka Sriman Sriwacana Sri Baduga Maharajadiraja Ratu Haji di Pakwan Pajajaran nu mikadatwan Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati, inyana Pakwan Sanghiyang Sri Ratu Dewata."'' <br />
<br />
Artinya:<br />
<br />
"Sang Susuktunggal ialah yang membuat tahta Sriman Sriwacana (untuk) Sri Baduga Maharaja ratu penguasa di Pakuan Pajajaran yang bersemayam di keraton Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati yaitu istana Sanghiyang Sri Ratu Dewata."]]
[[Berkas:Binokasih.JPG|thumbjmpl|280px|Mahkota Binokasih, Mahkota [[Kerajaan Pajajaran]] yang diserahkan kepada [[Prabu Geusan Ulun]] (kini disimpan di ''Museum Prabu Geusan Ulun)'' oleh para ''Kandaga Lante'' [[Kerajaan Pajajaran]] sebagai legitimasi untuk meneruskan trah Siliwangi]]
[[Berkas:Keris Panunggul Naga (foto dokumen Museum Prabu Geusan Ulun).jpg|thumbjmpl|280px|rightka|Keris Panunggul Naga adalah Keris milik Prabu Geusan Ulun yang merupakan raja Kerajaan Sumedang Larang yang terakhir]]
'''Palangka Sriman Sriwacana''' adalah batu berukuran 200 x 160 x 20&nbsp;cm tempat seorang calon raja dari trah kerajaan Sunda duduk untuk dinobatkan menjadi raja pada tradisi monarki di Tatar Pasundan. Palangka Sriman Sriwacana sendiri saat ini bisa ditemukan di depan bekas [[Surosowan|Keraton SurasowanSurosowan]] di Banten. Karena mengkilap, orang Banten menyebutnya watu gigilang. Kata gigilang berarti mengkilap atau berseri, sama artinya dengan kata sriman.
 
== Sejarah ==
Dalam [[Carita Parahiyangan]] diberitakan sebagai berikut:
 
"Sang Susuktunggal inyana nu nyieuna palangka Sriman Sriwacana Sri Baduga Maharajadiraja Ratu Haji di Pakwan Pajajaran nu mikadatwan Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati, inyana Pakwan Sanghiyang Sri Ratu Dewata."
 
Artinya:
 
"Sang Susuktunggal ialah yang membuat tahta Sriman Sriwacana (untuk) Sri Baduga Maharaja ratu penguasa di Pakuan Pajajaran yang bersemayam di keraton Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati yaitu istana Sanghiyang Sri Ratu Dewata."
 
Kata ''palangka'' secara umum berarti tempat duduk (bahasa Sunda, ''pangcalikan''), yang secara kontekstual bagi kerajaan berarti ''tahta''. Dalam hal ini adalah tahta penobatannya itu tempat duduk khusus yang hanya digunakan pada upacara penobatan. Di atas palangka itulah si (calon) raja diberkati (diwastu) oleh pendeta tertinggi. Tempatnya berada di kabuyutan kerajaan, tidak di dalam istana. Sesuai dengan tradisi, tahta itu terbuat dari batu dan digosok halus mengkilap.
 
Batu tahta seperti ini oleh penduduk biasanya disebut batu pangcalikan atau batu ranjang (bila kebetulan dilengkapi dengan kaki seperti balai-balai biasa). Batu pangcalikan bisa ditemukan, misalnya di makam kuno dekat Situ Sangiang di Desa Cibalanarik, Kecamatan Sukaraja, Tasikmalaya dan di Karang Kamulyan bekas pusat Kerajaan Galuh di Ciamis. Sementara batu ranjang dengan kaki berukir dapat ditemukan di Desa Batu Ranjang, Kecamatan Cimanuk, Pandeglang (pada petakan sawah yang terjepit pohon).
Baris 24 ⟶ 25:
 
== Lihat pula ==
<div class="references-small">
{{Col-begin}}
{{Col-2}}
Baris 53:
* [[Daftar provinsi Indonesia]]
{{Col-end}}
</div>
 
==Pranala==
 
==Catatan kaki==
{{reflist}}
 
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
[[Kategori:Kalimantan Tengah]]
[[Kategori:Kota Palangkaraya]]
[[Kategori:Situs arkeologi Sunda]]