Anastilosis: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Contoh |
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
||
(7 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{No footnotes}}
[[Berkas:Celsus-Bibliothek2.jpg|250px|
== Metodologi ==
Tujuan dari anastilosis adalah untuk membangun kembali reruntuhan bangunan atau monumen bersejarah, dengan menggunakan sebanyak mungkin material asli bangunan yang berserakan dan mungkin telah ratusan dan banhkan ribuan tahun rusak dimakan waktu. Caranya dengan mengumpulkan dan menempatkan material asli kembali pada posisinya semula. Ketika pecahan bangunan kembali disatukan dan ditegakkan, ada risiko bahwa bangunan ini akan kembali runtuh, ambruk karena tak ada kekuatan penyangganya, Maka metode ini biasanya mencakup persiapan, menggambar ulang dan pengukuran, perombakan bagian demi bagian, dan penyatuan kembali dengan cermat. Ditambahkan pula material lain untuk kekokohan struktur bangunan; biasanya melibatkan pembuatan ulang fondasi yang lebih kokoh. Ketika ada bagian atau elemen bangunan yang hilang, maka material modern ditambahkan untuk menggantikannya, misalnya batu pengganti (dari bahan yang sama dengan material bangunan asli), [[plaster]], [[semen]], atau [[resin]] sintetis.
Piagam Venisia pada 1964 menetapkan panduan
# Kondisi asli struktur bangunan harus dipastikan secara ilmiah terlebih dahulu.
# Penempatan yang pantas dan tepat dari elemen yang diselamatkan harus dipastikan.
# Komponen pelengkap hanya digunakan sebatas keperluan untuk stabilitas dan memantapkan struktur bangunan, misalnya unsur tambahan pengganti tidak boleh diletakkan di atas atau menutup struktur asli, dan harus dikenali sebagai materi pengganti. Tidak diperbolehkan membuat konstruksi baru untuk melengkapi bagian yang hilang.
== Kritisi ==
Analistosis menghadapi tentangan dalam komunitas ilmiah. Pada kenyataannya, metode ini memiliki beberapa masalah:
* Meskipun studi persiapan dilakukan seteliti dan semaksimal mungkin, kesalahan penafsiran yang mengakibatkan kesalahan, sering kali tidak disadari dan tidak dapat dikoreksi dalam upaya pemugaran.
Baris 15 ⟶ 16:
* Sebuah elemen bangunan mungkin pernah digunakan kembali, atau berasal dari bangunan atau monumen lain yang berasal dari periode yang berbeda. Penggunaannya dalam pemugaran dapat mengakibatkan elemen itu tidak dapat digunakan di tempat lain.
== Contoh ==
Upaya anastilosis secara primitif dan sederhana dilakukan pada 1836 di [[Akropolis, Athena|Akropolis]] di [[Athena (kota)|Athena]], di mana [[Kuil Athena Nike]] didirikan kembali dari bahan yang tersisa. Kini metode ini diterapkan di [[Parthenon]].
Mulai 1902, arsitek Yunani [[Nikolas Balanos]] menggunakan anastilosis untuk memugar bagian Parthenon yang telah runtuh, membangun kembali [[Erekhtheion]], dan membangun kembali Kuil Nike untuk kedua kalinya. Jepit besi dan sumbatan yang digunakan pada pemugaran sebelumnya mulai berkarat dan merusak struktur asli. Jepit dan penyangga logam ini kemudian digantikan dengan jepit dari bahan logam mulia yang anti karat. Ketika bangunan dipugar fragmen asli yang baru dikenali ditambahkan dalam struktur bangunan.
[[Berkas:Borobodur1.jpg|250px|
[[Berkas:Teatro romano cartagena.jpg|250px|
Pada awal abad ke-20 arkeolog Belanda melakukan anastilosis pada pemugaran [[stupa]] [[Buddha]], Candi [[Borobudur]] di Jawa, [[Indonesia]]. Pemugaran ini dilakukan pada kurun 1907-1911. Pemugaran selanjutnya dilakukan oleh tim pemugaran Indonesia pada tahun 1980-an.
Arkeolog
Contoh lainnya:
Baris 31 ⟶ 32:
* Kuil [[Trajan]] [[Pergamon]] (Turki)
* Kuil Hercules [[Agrigento]] ([[Italia]])
* [[Al Khazneh]] (Ruang Khazanah) di [[Petra]] ([[Jordania]])
* [[My Son]] ([[Vietnam]])
* Pemugaran kompleks makam raja di [[Djoser]], ([[Saqqarah]], [[Mesir]]); oleh [[Jean-Philippe Lauer]] pada kurun 1926-2001
* Kapel merah di [[Karnak]]
* Istana Kreta di [[Knossos]] oleh arkeolog [[Arthur John Evans]]
* Istana selatan di [http://www.vatphu-champasak-laos.com/en/projects/84-vat-phu-mission-francaise-de-restauration-du-porche-nord-du-quadrangle-sud Wat Phu]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, Laos Selatan, distrik Champasak.
Kini sejak 2006 telah diajukan proposal untuk menggunakan metode ini untuk memugar kembali [[Patung Buddha Bamiyan]] di [[Afghanistan]], yang dihancurkan oleh [[Taliban]] pada 2001. Arkeolog telah menaksir sekitar 50% materi patung bisa dipugar kembali.
Teater Romawi di Cartagena, Spanyol, juga sebagian dipugar, menggunakan metode yang dapat dikembalikan kembali dengan anastilosis terbatas berdasarkan jumlah fragmen yang ditemukan (2008).
== Referensi ==
{{reflist}}
* (German) Adolf Borbein, Tonio Hölscher, Paul Zanker (Hrsg.): ''Klassische Archäologie. Eine Einführung.'' Reimer, Berlin 2000, ISBN 3-496-02645-6 (darin: Hans-Joachim Schalles: ''Archäologie und Denkmpalpflege''. S. 52 ff. Gottfried Gruben: ''Klassische Bauforschung''. S. 251 ff.)
* (German) Gruben, Gottfried: ''Anastilosis in Griechenland-'' In: Anita Rieche u.a. (Hrsg.): ''Grabung – Forschung – Präsentation. Festschrift Gundolf Precht.'' Zabern, Mainz 2002. S. 327–338. (Xantener Berichte, Band 12) ISBN 3-8053-2960-1
* (German) Klaus Nohlen: ''Anastilosis und Entwurf.'' In: ''Istanbuler Mitteilungen'', Bd. 54 (2004), S. 35–54. ISBN 3-8030-1645-2.
* (German) Hartwig Schmidt: ''Wiederaufbau.'' Denkmalpflege an archäologischen Stätten, Bd. 2, hrsg. vom Architekturreferat des Deutschen Archäologischen Instituts. Theiss, Stuttgart 1993. ISBN 3-8062-0588-4
* (German) Michael Petzet, Gert Mader: ''Praktische Denkmalpflege.'' Kohlhammer, Stuttgart 1993. ISBN 3-17-009007-0; v. a. S. 86 ff. und 98 ff.
[[Kategori:Metode dan prinsip dalam arkeologi]]
|