Baihajar Tualeka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes, added orphan, underlinked tags
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 0 sources and tagging 2 as dead.) #IABot (v2.0.8
 
(4 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
{{Orphan|date=Agustus 2017}}
 
'''Baihajar Tualeka''' ({{lahirmati|Desa Pelauw, Kecamatan Pulau Haruku, Kabuaten Maluku Tengah|4|2|1974}}) adalah pendiri Lembaga Pemberdayaan Perempuan dan Anak (disingkat LAPPAN) yang bertujuan untuk memfasilitasi pendidikan dan diskusi antara umat Islam dan Kristiani di Ambon. Baihajar menamatkan pendidikan di Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura, Ambon.<ref name="Sapainstitute">[http://sapainstitut.or.id/baihajar-tualeka-menghidupkan-ekonomi-para-pengungsi/]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Baihajar merupakan anak kelima dari sembilan bersaudara. Baihajar menghabiskan masa kecilnya di Papua <ref name="Komnas">[http://www.komnasperempuan.go.id/wp-content/uploads/2014/01/AkuMemilihDamai.pdf Buku elektronik terbitan Komnas Perempuan: Aku Memilih Damai. Oleh Meri Djami, Baihajar Tualeka, Andy Yentriyani, Feri, Th.J. Erlijna. Tahun 2009. Hal 46.]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
== Aktivisme Sosial ==
 
Pada masa konflik antara Muslim dan Kristen di Maluku pada akhir tahun 1990-an, Baihajar berperan dalam menyiapkan bom molotov dan ketapel bagi kelompok Muslim. Pada saat itu umat Muslim dan umat Kristen seringkalisering kali bertengkar di jalan, melakukan arak-arakan dan saling melempar batu. Baihajar seperti orang Ambon lainnya, memandang bahwa konflik yang terjadi merupakan jalan suci membela agama. Rela mati sahid, percaya bahwa mati membela agama akan membuat seseorang langsung masuk surga. Akan tetapi pandangan Baihajar berubah saat ia melihat seorang lelaki dipukul sampai mati oleh umat dari agama lain. Pengalaman itu membuat Baihajar memikirkan ulang motivasinya untuk ambil bagian dalam konflik Ambon. Baihajar mempertanyakan apakah kekerasan sungguh menyelesaikan agama dan kenapa baik perempuan dan laki-laki harus membunuh satu sama lain atas nama agama <ref name="JakartaPost">[http://www.thejakartapost.com/news/2012/11/14/baihajar-tualeka-ex-bomb-maker-who-campaigns-peace.html]</ref>
 
Berdasarkan perenungan yang mendalam, Baihajar merubahmengubah cara pandangnya terhadap konflik Ambon. Ia kemudian mendirikan Lembaga Pemberdayaan Perempuan dan Anak (disingkat LAPPAN) di Ambon pada tahun 2002. Baihajar ingin mengubah sikap dan perilaku masyarakat Ambon yang memunculkan kekerasan. Baihajar berkeinginan untuk mengakhiri konflik Ambon , kemudian secara aktif menginisiasi berbagai usaha pasca konflik di Maluku.<ref name="JakartaPost" /> Ia memfasilitasi pendidikan dan diskusi antara komunitas Islan dan Kristen hingga pelosok wilayah Ambon untuk mempromosikan perdamaian <ref name="Tempo">[https://m.tempo.co/read/news/2013/04/19/079474529/kartini-perdamaian-maluku-baihajar-tualeka]</ref>
 
== Penghargaan ==
2013, Penghargaan [[Saparinah Sadli]] Award 2012 <ref name="Tempo" />
2013 ,Penghargaan Indonesian Women of Change Award dari Pusat kebudayaan Amerika di Indonesia <ref name="Tempo" />
 
== Rujukan ==