Na Asomiya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20210209)) #IABot (v2.0.8) (GreenC bot
 
(5 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Na Asomiya''', dikenal pula sebagai '''Na Asamiya''' atau '''Miya''' adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kelompok migran atau pendatang Muslim di [[Assam]], [[India]] yang sudah berasimilasi dengan masyarakat Assam pada umumnya. Leluhur komunitas '''Na Asomiya''' umumnya berasal dari bekas wilayah [[Kepresidenan Benggala]].<ref>{{cite book|last=Sharma|first=Jayeeta|others=|title=Empire's Garden: Assam and the Making of India|url=https://archive.org/details/empiresgarden00shar|accessdate=|edition=|year=2011|publisher=Duke University Press|isbn=|page=[https://archive.org/details/empiresgarden00shar/page/275 275]}}</ref>
 
== Etimologi dan Latar Belakang ==
Istilah 'Na Asomiya' atau 'Na Asamiya' terdiri dari kata 'na' yang dalam [[bahasa Assam]] berarti baru dan 'Asomiya' atau 'Asamiya' yang berarti (orang) Assam.<ref>{{cite book|last=Sarmah|first=Himangsu|others=|title=Toponymy of Nagaon District|url=|accessdate=|edition=|year=2017|publisher=Patridge Publishing India|isbn=9781482889314|page=}}</ref> Secara harafiah istilah 'Na Asomiya' atau 'Na Asamiya' berarti 'neo-Assam' atau '(Orang) Assam baru'. Istilah ini diperkenalkan oleh [[Jyoti Prasad Agarwala]], salah seorang tokoh budaya terkenal dalam sejarah Assam yang berlatar belakang pendatang dari luar Assam.<ref name="Saikia">{{cite news|url=https://scroll.in/article/948208/the-art-of-resistance-axomiya-dekar-ukti-by-jyoti-prasad-agarwala-is-about-assam-then-and-now|title=The Art of Resistance: ‘Axomiya Dekar Ukti’ by Jyoti Prasad Agarwala is about Assam then and now|last=Saikia|first=Arunabh|date=1 Januari 2020|work=Scroll.In|accessdate=18 January 2020}}</ref> Agarwala menuliskan puisi berjudul ''Axomiya Dekar Ukti'' (Tanggapan Anak Muda Assam).<ref name="Saikia"/> Dalam puisi tersebut ia menyebut para pendatang sebagai ''na-Axomiya Mymensinghia'' (Orang Assam baru dari [[Mymensingh]]).<ref name="Saikia"/> Secara tidak langsung Agarwala memberitahukan bahwa para pendatang yang mengadopsi identitas Assam ini adalah orang-orang Bengali karena Mymensingh sendiri adalah salah satu daerah yang kini berada dalam wilayah administrasi [[Bangladesh]].
 
== Latar Belakang ==
Assam telah lama menjadi wilayah tujuan migrasi bagi [[Suku Bengali|orang Bengali]]. Migrasi ke wilayah Assam terus meningkat jumlahnya pada masa kolonial Inggris dan kemudian dilarang saat terjadi [[Pemisahan India]] pada tahun 1947.<ref>{{cite book|last=Mahanta|first=Nani Gopal|others=SAGE Studies on India's North East|title=Confronting the State: ULFA's Quest for Sovereignty|url=|accessdate=|edition=|year=2013|publisher=SAGE Publications India|isbn=9788132107040|page=320}}</ref><ref name="Zaman">{{cite journal|last=Ahmed|first=Shahiuz Zaman|title=Identity Issue, Foreigner's Deportation Movement and Erstwhile East Bengal (Present Bangladesh) Origin People of Assam|journal=Proceedings of the Indian History Congress|publisher=Indian History Congress|volume=67|issue=2006-2007|pages=624–639|jstor=44147982}}</ref> Daerah yang umumnya ditempati para pendatang adalah lembah, kawasan sedimen lumpur, dan bantaran [[Sungai Brahmaputra]] yang secara kolektif dikenal sebagai ''char chapori'' ([[bahasa Assam]]: চৰ চাপৰি). Dikarenakan banyak menghuni wilayah ''char'', komunitas Na Asomiya sering dipanggil dengan panggilan [[peyoratif]] ''Chorua''.<ref>{{cite news|url=https://www.thehindu.com/news/national/other-states/miya-novelist-as-lead-film-from-assam-to-dig-into-nrc/article29035307.ece|title=‘Miya’ novelist as lead, film from Assam to dig into NRC|last=Karmakar|first=Rahul|date=13 Agustus 2019|work=The Hindu|accessdate=18 January 2020}}</ref>
 
Pada tahun 1931, segelintir saja dari penduduk pendatang di ''Char Chapori'' yang mengidentifikasikan dirinya sebagai orang Assam.<ref name="Staff Reporter of The Telegraph India in Guwahati">{{cite news|url=https://www.telegraphindia.com/states/north-east/parishad-warns-of-threat-to-assamese/cid/1691743|title=Parishad warns of threat to Assamese|last=|first=Staff Reporter|date=4 Juni 2019|work=The Telegraph India|accessdate=18 January 2020}}</ref> Mereka umumnya masih mengidentifikasikan diri sebagai orang Bengali. Pada 1941, beberapa pemuka masyarakat pendatang di Distrik Barpeta memasukkan sebuah memorandum kepada [[Gopinath Bordoloi]] yang merupakan pimpinan [[Kongres Nasional IndonesiaIndia|Kongres]] setempat, meminta agar diperbolehkan mengidentifikasi diri sebagai orang Assam.<ref name="Staff Reporter of The Telegraph India in Guwahati"/> Pada 1951, mayoritas pendatang Muslim telah mengadopsi budaya Assam dan berasimilasi. Asimilasi pendatang Muslim meningkatkan jumlah penutur bahasa Assam menjadi 56% dari total populasi [[Assam]] tahun 1951.<ref name="Staff Reporter of The Telegraph India in Guwahati"/> Jumlah tersebut merupakan peningkatan yang cukup tajam karena 20 tahun sebelumnya, penutur bahasa Assam hanya sekitar 31% saja dari total populasi.<ref name="Zaman"/>
 
== Na Asomiya dalam Pergerakan di Assam ==
Dalam pergerakan bahasa Assam tahun 1950an, komunitas Na Asomiya bergabung dengan kelompok masyarakat Assam lainnya dalam menuntut status bahasa Assam sebagai bahasa resmi satu-satunya. Label '''Na Asomiya''' membuat komunitas ini memiliki jarak dengan kelompok Muslim pendatang yang lebih baru yang semata-mata mengidentifikasikan diri mereka sebagai orang Bengali. Dalam tubuh masyarakat Muslim di [[Assam]], Na Asomiya dianggap dan menganggap diri mereka sebagai ''khilonjia'' (pribumi), sementara Bengali Muslim adalah pendatang.<ref>{{cite news|url=https://scroll.in/article/944214/inside-the-nrc-consensus-the-lack-of-public-disorder-does-not-mean-the-absence-of-violence|title=Assam’s NRC consensus: Lack of public disorder after draft list didn’t mean absence of violence|last1=Gogoi|first1=Suraj|last2=Borbora|first2=Abhinav P.|date=23 Desember 2019|work=Scroll.in|accessdate=18 January 2020}}</ref> Pada tahun 1978, Na Asomiya disebut sebagai salah satu kelompok yang penting di Assam.<ref>{{cite book|last=Dubey|first= S.M.|others=Dibrugarh University, North East India Sociological Association|title=North East India: A Sociological Study|url=|accessdate=|edition=FirstI|year=1978|publisher=Concept Publishing Company|isbn=|page=57}}</ref>
 
== Referensi ==
{{refReflist|list2}}
 
[[Kategori:Benggala]]
[[Kategori:Islam di India| ]]