Jawa Timur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ungkapan Sanskerta tidak perlu dipegonkan. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/jer_basuki_mawa_beya
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 48:
| suku = [[Suku Jawa|Jawa]] (79,75%)<br>[[Suku Madura|Madura]] (17,2%)<br> [[Suku Osing|Osing]] (0,79%)<br>[[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] (0,65%)<br>[[Suku Bawean|Bawean]] (0,16%)<br>[[Suku Batak|Batak]] (0,15%)<br> Lainnya (1,18%)
| agama = [[Islam]] (94,35%)<br> [[Kristen]] (4,19%)<br>—[[Protestan]] (3,02%)<br>—[[Katolik]] (1,17%)<br> [[Hindu]] (0,93%)<br> [[Buddha]] (0,49%)<br> [[Konghucu]] (0,02%)<ref>{{Cite web|url=https://jatim.bps.go.id/publication/2015/11/20/daf6abd49602c5a477895b94/jawa-timur-dalam-angka-2015.html|title=Provinsi Jawa Timur Dalam Angka 2015|date=20 November 2015|website=jatim.bps.go.id|publisher=BPS Provinsi Jawa Timur|access-date=14 Desember 2019}}</ref>
| bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]] (resmi)<br>[[Bahasa Jawa|Jawa]] (dominan)<br>—[[bahasa Jawa Arekan|Jawa Arekan]]<br>—[[bahasa Jawa Jombang|Jawa Jombang]]<br>—[[bahasa Jawa MadiunMataraman|Jawa MadiunMataraman]]<br>—[[bahasa Jawa Malang|Jawa Malang]]<br>[[bahasa Bali|Bali]]<br>[[bahasa Madura|Madura]]<br>[[bahasa Osing|Osing]]<br>[[bahasa Indonesia Peranakan|Peranakan]]<br>[[bahasa Tengger|Tengger]]<br>[[bahasa Arab|Arab]]<br>[[bahasa Tionghoa|Tionghoa]]
| utc = +07:00
| zona waktu = [[Waktu Indonesia Barat|WIB]]
Baris 282:
[[Bahasa resmi]] instansi pemerintahan di Jawa Timur adalah [[bahasa Indonesia]]. Hingga 2019, [[Badan Bahasa]] mencatat ada 3 [[bahasa daerah]] di Jawa Timur.<ref>{{Cite web|url=https://petabahasa.kemdikbud.go.id/statistik.php|title=Penyebaran Bahasa di Indonesia|last=|first=|date=|website=Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia|access-date=25 Mei 2020}}</ref> Ketiga bahasa tersebut adalah [[bahasa Jawa]], [[Bahasa Madura|Madura]], dan [[Bahasa Bajo|Bajo]].<ref>{{Cite web|url=https://petabahasa.kemdikbud.go.id/provinsi.php?idp=Jawa%20Timur|title=Bahasa di Provinsi Jawa Timur|last=|first=|date=|website=Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia|access-date=25 Mei 2020}}</ref>
 
[[Bahasa Jawa]] dituturkan oleh sebagian besar suku Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Dialek bahasa Jawa Timur dikenal dengan ''Bahasa Jawa Timuran'', yang dianggap bukan bahasa Jawa baku. Ciri khas bahasa Jawa Timuran adalah egaliter, blak-blakan, dan sering kali mengabaikan tingkatan bahasa layaknya bahasa Jawa baku, sehingga bahasa ini terkesan ''kasar''. Namun demikian, penutur bahasa ini dikenal cukup fanatik, dan bangga dengan bahasanya, bahkan merasa lebih akrab. Bahasa Jawa dialek Surabaya dikenal dengan ''[[Bahasa Jawa Suroboyoan|Boso Suroboyoan]]''. Dialek bahasa Jawa di Malang umumnya hampir sama dengan dialek Surabaya. Dibanding dengan bahasa Jawa [[Bahasa Jawa MadiunMataraman|dialek Mataraman]] (Ngawi sampai Kediri), bahasa [[dialek Malang]] termasuk bahasa kasar dengan intonasi yang relatif tinggi. Sebagai contoh, kata makan, jika dalam dialek Mataraman diucapkan dengan 'maem' atau 'dhahar', dalam dialek Malangan diucapkan 'mangan'. Salah satu ciri khas yang membedakan antara bahasa arek Surabaya dengan arek Malang adalah penggunaan bahasa terbalik yang lazim dipakai oleh arek-arek Malang. Bahasa terbalik Malangan sering juga disebut sebagai [[Dialek Malang|bahasa ''Walikan'']] atau Osob Kiwalan. Berdasarkan penelitian Sugeng Pujileksono (2007), kosakata bahasa Walikan Malangan telah mencapai lebih dari 250 kata. Mulai dari kata benda, kata kerja, kata sifat. Kata-kata tersebut lebih banyak diserap dari bahasa Jawa, Indonesia, sebagian kecil diserap dari bahasa Arab, Tionghoa, dan Inggris. Beberapa kata yang diucapkan terbalik, misalnya ''mobil'' diucapkan ''libom'', dan ''polisi'' diucapkan ''silup''. Perkembangan bahasa Walikan Malangan semakin berkembang pesat seiring dengan munculnya supporter kesebelasan Arema (kini Arema Indonesia) yang sering disebut Aremania. Bahasa-bahasa Walikan banyak yang tercipta dari istilah-istilah di kalangan pendukung. Seperti ''Ongisnade'' atau Singo Edan, ''Otruham'', ''Rajajowas'', ''Ongisiras'', dan ''Utab'' untuk menyebut wilayah Muharto, Sawojajar, Singosari, dan Batu. Terlepas dari tiga kelompok dialek bahasa Jawa tersebut (''Malangan atau Kiwalan, Boso Suroboyoan, dan Mataraman'') saat ini bahasa Jawa merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal yang diajarkan di sekolah-sekolah dari tingkat SD hingga SMA. [[Suku Tengger]] menggunakan [[bahasa Tengger]] yang lebih dekat dengan [[bahasa Jawa Kuno]]. [[Suku Osing]] Banyuwangi menggunakan [[bahasa Osing]].
 
[[Bahasa Madura]] dituturkan oleh [[suku Madura]] di Madura maupun di mana pun mereka tinggal. Bahasa Madura juga dikenal tingkatan bahasa seperti halnya bahasa Jawa, yaitu ''enja-iya'' (bahasa kasar), ''engghi-enten'' (bahasa tengahan), dan ''engghi-bhunten'' (bahasa halus). Dialek Sumenep dipandang sebagai dialek yang paling halus, sehingga dijadikan bahasa standar yang diajarkan di sekolah. Di daerah Tapal Kuda, sebagian besar penduduknya menguasai dua bahasa daerah: bahasa Jawa dan bahasa Madura. Kawasan kepulauan di sebelah timur Pulau Madura menggunakan bahasa Madura dengan dialek tersendiri, bahkan dalam beberapa hal tidak dimengerti oleh penutur bahasa Madura di Pulau Madura ([[kesalingpahaman]]/''mutual intelligibility'').