Kaisarina Jepang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib) k M. Adiputra memindahkan halaman Kaisarina Jepang ke Maharani Jepang: menghindari neologisme |
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
||
(5 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''''Josei tennō'''''
== Tinjauan ==
Kaisarina berbeda dengan ''joō'' atau ''nyoō'' (女王), ''ōhi'' (王妃), maupun ''kōgō'' (皇后). ''Joō''
''Kōgō'' adalah gelar bagi permaisuri kaisar. Permaisuri bertindak sebagai istri utama di antara pasangan kaisar yang lain. ''Ōhi'' adalah gelar bagi pasangan ''ō''. Bila ''ō'' diartikan sebagai raja, berarti ''ōhi'' bermakna permaisuri raja. Dikarenakan kedudukan kaisar lebih tinggi daripada raja, kedudukan permaisuri kaisar juga lebih tinggi dari permaisuri raja. Dalam konteks keluarga kekaisaran Jepang, ''ō'' bermakna pangeran atau laki-laki yang merupakan kerabat jauh kaisar yang silsilahnya tersambung dari jalur laki-laki, sehingga dalam konteks ini, ''ōhi'' bermakna putri.
Baris 28:
Dua cabang lain keluarga istana juga hanya memiliki anak perempuan. Dua sepupu Akihito, Pangeran [[Norihito, Pangeran Takamado|Norihito]] dan Pangeran Tomohito juga hanya memiliki anak perempuan. Tidak ada pewaris laki-laki yang lahir selama 41 tahun.
Permasalahan ini memunculkan perdebatan di kalangan parlemen. Surat kabar [[Asahi Shimbun|Asahi Shinbun]] pada Mei 2006<ref>{{citation | url = http://www.asahi.com/english/Herald-asahi/TKY200605050077.html | title = EDITORIAL: The emperor's status | date = 2006-05-05 | archiveurl =
Namun sebagian kalangan konservatif menilai perdebatan ini masih terlalu dini. Pangeran Tomohito juga menolak gagasan itu dan menyatakan bahwa anggota pria dari keluarga kekaisaran harus mengambil istri selir, walaupun kemudian Tomohito menyatakan bahwa gagasan yang dia lontarkan ini hanya sebatas gurauan.<ref>{{cite news| url=http://www.nytimes.com/2007/10/20/world/asia/20tomohito.html?_r=2&pagewanted=1 | work=The New York Times | title=A Font of Commentary Amid Japan's Taciturn Royals | first=Norimitsu | last=Onishi | date=October 20, 2007 | accessdate=May 5, 2010}}</ref> Upaya penyelesaian lain adalah kembali memasukkan cabang keluarga kekaisaran yang dikeluarkan dari daftar pewaris tahta sejak tahun 1947.<ref>{{Cite news
| url = http://www.taipeitimes.com/News/editorials/archives/2005/12/29/2003286524/2 | title = Lacking the royal Y chromosome: A Japanese government panel's recommendation that a female line should be allowed to take the throne has sparked debate over women's rights, genetics and the merits of the concubine system | author = NY Times News Service| location = Tokyo, Japan | work = Taipei Times | date = Dec 29, 2005 | page = 9}}</ref>
Pada 6 September 2006, istri Pangeran Fumihito, Putri Kiko, melahirkan seorang anak laki-laki, Pangeran Hisahito,<ref name="cnn-birth">{{cite news | url = http://www.cnn.com/2006/WORLD/asiapcf/09/05/japan.princess/index.html | archiveurl =
== Lihat pula ==
|