Buniayu, Tambak, Banyumas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Okkisafire (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Rintojiang (bicara | kontrib)
k Suntingan Manualsamsung (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Great achievement
Tag: Pengembalian
 
(26 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{rapikan}}
{{refimprove}}
 
[[File:Rbtb buniayu.jpg|right|thumb|RBTB Buniayu]]
{{Desa
|nama = Buniayu,
Baris 15 ⟶ 14:
Desa Buniayu tergolong sebagai desa agraris karena sebagian penduduknya berpencaharian sebagai petani.
 
== Kondisi geografis ==
Wilayah Desa Buniayu berbukit-bukit serta bertanah subur karena diapit oleh dua sungai kecil, yaitu Sungai Ijo dan Sungai Manggis.
 
== Perekonomian penduduk ==
Mayoritas penduduk Desa Buniayu adalah petani, sementara sebagian kecil adalah PNS dan wirausahawan. Namun, sebagian besar pemudanya pergi merantau ke kota-kota seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan kota besar lainnya di Sumatera, Kalimantan, dan Bali. Sebagian juga bekerja sebagai TKI di mancanegara. Para perantau sangat memberikan sumbangan terhadap kemajuan perekonomian Desa Buniayu.
 
=== Pertanian ===
[[Berkas:Angsa_di_halaman_warga.jpg|300px240px||thumbjmpl|rightka|Angsa yang dipelihara warga di halaman]]
Kondisi pertanian desa cukup berpotensi. Areal persawahan warga tersebar di sekeliling desa. Rata-rata panen padinya adalah dua kali per tahun serta diikuti penanaman palawija.
 
===Obyek Objek wisata ===
Desa Buniayu hanya berjarak sekitar 40  km dari ObyekObjek Wisata Pantai Ayah/Logending, Kebumen. Desa juga dekat dengan ObyekObjek Wisata Goa Jatijajar dan Goa Petruk, Kebumen.
 
== Administrasi ==
=== Lokasi ===
Lokasi desa ini berada di jalur utama Lintas Selatan Pulau Jawa, sekitar 27 Kilometer dari [[Banyumas, Banyumas|Kota Banyumas]] menuju [[Kota Magelang]], atau 10 Kilometer sebelum [[Gombong, Kebumen|Kota Gombong]]. Jalan utama desa berada di tengah-tengah lintasan Pereng, antara Kali Manggis dan Kali Ijo.
 
Desa Buniayu dilewati lintasan Kereta Api jalur selatan. '''Terowongan Ijo''' yang pernah di pakai sebagai lokasi syuting film [[Kereta Api Terakhir]] hanya berjarak sekitar 50 meter dari tepi timur desa.
 
=== Pembagian wilayahWilayah ===
Desa Buniayu terbagi dari empat ''grumbul'' (dukuh), yaitu Bengkek, Binayu, Gandu, dan Guntur. Dukuh GanduBengkek merupakan dukuh yang paling padat dan maju secara fisik bangunan rumahnya. Namun dari sisi ekonomi, gerumbul Sigandu dan Guntur merupakan wilayah dengan ekonomi yang paling mapan, hal ini diketahui dari data bahwa lahan persawahan di Desa Buniayu, sebagian besar dimiliki oleh warga Sigandu dan Guntur. Wilayah desa Buniayu, terutama Sigandu dan Guntur adalah lahan subur, sementara tigawilayah dusunGerumbul Bengkek merupakan dataran yang lainberbukit, terlihatdengan kontur tanah miring dan timpangtanah pembangunannyaliat.
 
Hal lain juga dapat dilihat dari Jamaah Haji yang berasal dari Desa Buniayu, umumnya berasal dari Sigandu dan Guntur, adapun strata ekonomi peringkat 3 ada di gerumbul Buniayu.
 
{| class="Tabel Kategori Jumlah Penduduk"
Baris 52 ⟶ 53:
|}
 
== Sarana dan prasarana ==
tp agak miris kelihatannya dibanding wilayah sekitar yang notabene mempunyai kedudukan yang sama tapi tingkat perkembangannya berbeda jauh,dari ,sedang pemerintah daerah setempat kurang adanya penjembatanannya
=== Transportasi dan komunikasiKomunikasi ===
 
[[FileBerkas:Buniayu.jpg|leftkiri|thumbjmpl|Kondisi jalan Desa Buniayu]]
===Perangkat desa===
[[File:STRUKTUR PEMERINTAHAN.jpg|thumb|Struktur Pemerintahan Desa Buniayu Tahun 2013]]
 
===Organisasi warga===
[[File:Monas rbtb.jpg|thumb|Kalender RBTB]]
 
==Sarana dan prasarana==
===Transportasi dan komunikasi===
[[File:Buniayu.jpg|left|thumb|Kondisi jalan Desa Buniayu]]
Jalan di desa Buniayu sebagian sudah beraspal. Pada wilayah yang digunakan sebagai lahan pertanian, hampir seluruh jalan sudah dilapisi aspal.
 
Desa Buniayu sudah memiliki saluran listrik dan telepon.
 
=== Kesehatan ===
Sarana Bidan Desa tersedia di Desa Buniayu, bahkan Bidan yang sebelumnya menjadi Bidan Desa, saat ini masih menetap di Desa Buniayu, sehingga ada 2 bidan yang praktek di desa ini.
 
=== Pendidikan ===
[[Berkas:Sd n 3 buniayu.jpg|leftkiri|300px240px|thumbjmpl|Bangunan SDN Buniayu 3]]
Desa Buniayu memiliki fasilitas pendidikan berupa tiga SD Negeri, yaitu SDN Buniayu 1 sampai 3. Selain itu, juga tersedia satu TK dan satu SMP Swasta serta Pondok Pesantren.
 
Baris 77 ⟶ 71:
Para santri di Pondok Pesantren Miftahul Falah juga berasal dari desa-desa sekitar. Sebagian juga berasal dari luar [[Pulau Jawa]], misalnya Palembang dan Lampung. Pendidikan yang diberikan setingkat dengan SLTP.
 
=== Keagamaan ===
Tempat ibadah yang tersedia adalah lima Masjid Jami'e.
 
== Legenda ==
Penduduk Desa Buniayu memiliki banyak cerita rakyat yang turun-temurun. Misalnya adalah legenda Panembahan Perawan Sunti yang konon menyatakan bahwa di Desa Buniayu akan selalu ada pemuda ataupun pemudi yang tidak menikah dalam satu masa.
 
=== Asal mulaMula namaNama Desa Buniayu ===
Kata ''Buniayu'' berasal dari kata dalam [[bahasa Jawa]], yaitu "''Ibune''" (Ibunya) +dan "''Ayu''" =(cantik), Ibunyasehingga Cantik,secara utuh Kecantikannyaditerjemahkan begitusebagai mempesona''Ibunya Cantik''. Buniayu, sebutanSebutan ini awalnya adalahdigunakan dariuntuk paramenyebut pengagumseorang sangwanita pemimpin desa inipada dimasamasa awal, seorang Ibu pemimpin yang rela untuk tidak menikah demi memimpin sebuah desadesanya. Ibu inilah yangini kemudian disebut "'''Perawan Sunti"''' atau ''Perawan Suci.'' Seorangkarena gadis yang bertahan hidup tanpatidak menikah hingga akhir hayatnya, dan tetap mempertahankan kesuciannya.
 
Konon, Ibu Sunti ini adalah anakputri dari "Mbah Buyut Lekor". ''Mbah Buyut Lekor'', merupakanyaitu orang yang pertama kali babat''membabat desaalas'' Buniayu.(membuka Kepemimpinanhutan) Ibuuntuk Suntimembangun tidakDesa perluBuniayu. diragukanIa lagi.dikisahkan Seorangmemimpin Pemimpindesa Desadengan yang begitusangat bijaksana, namuntetapi tegas dalam bersikap, bahkan rela mengorbankan kehidupannya demi warga desanya. Dalam kisah turun-menurun, Ibu Sunti begitudikatakan mempesona, kelilingberkeliling desa naikdengan mengendarai kuda untuk menyambangi warganya.
 
Makam dari Ibu Sunti berada di Grumbul Sigandu, makamnyasisi sebelah barat jalan. Sedangkan Orangmakam Tuanya, "Mbah Buyut Lekor" adaberada di disisisisi timur dipinggirdi dekat kaliKali Ijo. Makam inilah yang saat ini disebut sebagai Panembahan. Makam Ibu Sunti disebut "Panembahan Perawan Sunti" dan dan Makam Mbah Buyut Lekor disebut "Panembahan Buyut Lekor".
 
Makam Panembahan Perawan Sunti banyak didatangi para Gadisgadis yanguntuk nyekarmenyekar, bertawasul, dan berdo'aberdoa disana untukagar dimudahkan mendapatkan Jodohnyajodoh. Ada himbauan dari Mbah Juru Kunci bahwamakam, bilajika ada gadis yang disakiti oleh lelaki karena cinta, sangatlahsangat "DILARANGdilarang DATANG"untuk datang ke Makam Panembahan Perawan Sunti. Jika larangan ini dilanggar, karenaada kalokepercayaan bahwa bila ia bertawasul dan berdo'aberdoa di Makammakam ini dan menyebut nama Lekakipria yang menyakitinya, maka lelakipria itu akan menjadi tergila-gila, padanya dan obatnya adalah hanya dengan menikahinya.
 
Ibu Sunti tidak ingin anak -cucunya tidak menikah karena sakit hati, Ibukarena Suntiia sendiri tidak menikah karena perjuangannya dan lebih mementingkan warga desanya, daripada diaiia menikah dankemudian meninggalkan warga yang dicintainya. "Ibu Sunti tidak menikah bukan karena patah hati atau kecewa dengan Lelaki"Itulah Makanyasebabnya Ibu Sunti tidak rela kalojika anak -cucunya ada yang tidak nikah. Mitos bahwa akan ada yang meneruskan perjuangan dalam bidang sosial itu mungkin benar adanya. Mengorbankan diri sendiri untuk tidak menikah dan menjadi perawan sunti adalah suatu pilihan. KitaIa harus menghormatinyaberpesan, asal bukan karena alasan sakit hati lalu tidak menikah. Ibu Sunti sangat membencinya, dan itu tidak bisa dijadikan alasan. Pesannya : "Biarlah Ibu sendiri yang menjadi perawan suci hingga akhir hayat"."
 
Namun, terdapat mitos bahwa akan ada yang meneruskan perjuangan Ibu Sunti dalam bidang sosial, yaitu dengan mengorbankan diri sendiri untuk tidak menikah.
===Perseteruan Mbah Buyut Lekor dengan Ki Tambak Waringin===
 
=== Ritual Limolasan di Talang ===
===Perjanjian tapal batas "Jati Teken" antara Mbah Buyut Lekor dan Ki Tambak Waringin===
 
===Sebrang Kulon, Sebrang Wetan, dan Mitos Larangannya===
 
===Sejarah Kendil Wesi===
 
===Ritual Limolasan di Talang===
Ritual Limosan di Talang diadakan setiap bulan purnama di bulan Sya'ban, menjelang Ramadhan.
Tradisi ini mulai menghilang perlahan sejak kurang lebih tahun 2005. Masyarakat sudah mulai melupakan seiring dengan perubahan generasi. Kondisi Talang sendiri sekarang sudah tidak seramai dulu.
 
==Pranala luar==
*[http://rakyatbuniayu.blogspot.com/ Blog warga Desa Buniayu]
 
{{kelurahan-stub}}