Johann Heinrich Pestalozzi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎Referensi: minor cosmetic change
Zumalabe (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(5 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Johann Heinrich Pestalozzi (Real Academia de Bellas Artes de San Fernando, Madrid).jpg|thumbjmpl|220px|Johann Heinrich Pestalozzi]]
'''Johann Heinrich Pestalozzi''' ({{lahirmati|[[Zürich]]|12|1|1746|[[Brugg]]|17|2|1827}}) adalah seorang [[pendidik]] yang mempelopori [[sistem pendidikan]] ([[pedagogue]]) baru di [[Switzerland|Swiss]] dan dikenal sebagai Pendiri [[Sekolah]] [[Dasar]] [[Modern]].<ref name="Boehlke">{{id}}Boehlke, Robert., Sejarah Perkembangan Pikiran dan PraktekPraktik Pendidikan Agama Kristen - dari '''Yohanes Amos Comenius''' sampai Perkembangan PAK di [[Indonesia]], BPK Gunung Mulia, Jakarta 2003</ref>
 
== Biografi Singkat ==
Baris 8:
 
=== Kehidupan selanjutnya ===
Pada tahap awal perjalanan karirnyakariernya, Pestalozzi berkeinginan untuk mengikuti jejak kakeknya yang adalah seorang [[pendeta]] [[Protestan]] yang melayani jemaat di pedesaan.<ref name="Boehlke"/> Keinginan ini berawal ketika Pestalozzi melihat adanya ketidakadilan dan penindasan yang dilakukan oleh para [[penguasa]] terhadap rakyat di daerah itu.<ref name="Boehlke"/> Pestalozzi prihatin terhadap nasib mereka yang tertindas dan ingin menolong mereka memperoleh [[pendidikan]].<ref name="Boehlke"/> Pendidikan yang memadai dianggap sebagai solusi untuk keluar dari penindasan tersebut.<ref name="Boehlke"/> Atas dorongan kakeknya, Pestalozzi masuk ke salah satu [[perguruan]] [[tinggi]]. Akan tetapi, ketika menempuh proses pembelajaran di [[perguruan]] [[tinggi]], Pestalozzi lebih tertarik pada gaya penulisan dan pemikiran [[pengarang]] [[klasik]].<ref name="Boehlke"/> Ia bahkan pernah menerjemahkan karangan bermutu tinggi milik '''Demosthenes'''. Ketertarikannya terhadap [[filsafat]] kuno itu membuatnya ragu akan tujuannya yang semula. Semakin ragu lagi ketika ia berkotbah di depan klasis dan mendadak berhenti karena lupa isinya. Pengalaman buruk ini membuat Pestalozzi mundur dari keinginannya untuk menjadi seorang pendeta.<ref name="Boehlke"/>
 
Alternatif lain yang ia pilih untuk membantu kaum yang tertindas itu ialah dengan menjadi seorang [[pengacara]]. Akan tetapi, usaha ini juga gagal karena ia dan kelompoknya dianggap terlalu [[radikal]] dalam membela hak rakyat yang menerima ketidakadilan.<ref name="Boehlke"/>
Baris 14:
Kegagalan menjadi seorang [[pendeta]] dan [[pengacara]] ini tergantikan dengan hadirnya seorang wanita yang [[8 tahun]] lebih tua darinya, '''Anna Schulthess'''.<!-- Logika kalimat ini kacau! kegagalan menjadi pendeta dan pengacara tampaknya tidak bisa digantingan dengan kehadiran seorang seorang wanita. kehadiran wanita tentu tidak bisa disamakan dengan profesi (pendeta dan pengacara, bukan? --> Wanita yang kemudian menjadi [[istrinya]] ini tak lain adalah tunangan sahabatnya sendiri, '''Bluntschli''', yang telah meninggal.<ref name="Boehlke"/>
 
[[Berkas:Pestalozzi Grabinschrift.jpg|thumbjmpl|150px|leftkiri|Grabinschrift]]
Berikut ini merupakan arti dari tulisan disamping:
 
Baris 32:
 
== Dasar Pendidikan Teologis ==
[[Berkas:Pestalozzi with the orphans in Stans.jpg|thumbjmpl|''Pestalozzi with the orphans in [[Stans]]'' (detail); oil on canvas painting by [[Konrad Grob]], 1879]]
Dalam pandangan [[teologisnya]], Pestalozzi memberikan penjelasan bahwa untuk menentukan sebuah metode pendidikan yang baik, perlu didasarkan pada beberapa point, antara lain:
:a) kepercayaan kepada Allah (dalam memahami ini, Pestalozzi memberikan penggambaran bahwa manusia perlu bersandar kepada Allah sebagai pencipta dan awal dari segala pengetahuan).
: b) alam sebagai pedoman (pemaparan tentang point ini lebih kepada penalaran kita dalam menyesuaikan proses belajar kita kepada irama alami).
: c) Yesus dalam pelayanan kepada sesama dilihat sebagai contoh ideal.
: d) manusia memiliki jati diri dan tugas selama hidup di dunia, yang dibagi kedalam lima point:
::* sebagai makhluk yang memiliki kepercayaan di mana di dalamnya memiliki pengalaman beriman secara pribadi
::* yang memiliki sifat-sifat alamiah
::* merupakan makhluk sosial
::* bermoral
::* memiliki sifat ilahi.
 
== Dasar Ilmu Jiwa ==
Baris 58:
 
== Peranan Orang Tua ==
Pestalozzi juga menekankan satu point yang penting dalam pendidikan, yaitu peran orangtuaorang tua sebagai pengajar pertama yang didapatkan naradidik. Bagi Pestalozzi, orangtuaorang tua haruslah berperan dalam menanamkan iman dalam diri naradidik melalui kasih sayang yang diberikan dirumah. Melalui pengalaman ini, orangtuaorang tua dapat memberikan sebuah contoh yang nyata dalam perlakuan mereka kepada naradidik yang dapat memberikan gambaran bahwa beginilah kasih Allah kepada manusia. Sehingga harapan dari Pestalozzi bahwa naradidik juga dapat membawa pengalaman imannya kedalam ruang pembelajaran dikelas. Di mana proses pembelajaran yang ditawarkan oleh Pestalozzi bukanlah proses pembelajaran yang sudah ada dan telah baku, akan tetapi Pestalozzi memulainya dengan pengalaman-pengalaman dan kemudian berefleksi atas semua pengalaman-pengalaman itu.
 
== Metode ==
Dengan memakai metode pengalaman, maka Pestalozzi dalam merumuskan dasar-dasar kurikulumnya menggunakan akal, tubuh dan hati, sebagai tiga point yang penting dalam proses pembelajaran yang dianjurkan oleh Pestalozzi dengan memanfaatkan pancaindera dari naradidik. Oleh sebab itulah, Pestalozzi berharap agar pendidikan ini dapat dirasakan oleh setiap anak tanpa memandang status sosialnya. Kesetaraan dalam menerima pendidikan itulah yang sebenarnya menjadi point penting yang diinginkan oleh Pestalozzi bagi anak-anak, karena semua ini merupakan sebuah dobrakan yang diberikan agar pendidikan dapat dirasakan oleh semua golongan masyarakat.