Iodometri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi 'iodometri == Pengertian Iodometri == titrasi redoks yang melibatkan titrasi iodin yang diproduksi dalam reaksi dalam reaksi dengan larutan standar tiosulfat. == prins...'
Tag: tanpa kategori [ * ]
 
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8
 
(36 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Iodometric titration mixture.jpg|jmpl|500px|Sebuah foto yang menunjukkan warna larutan sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) titik akhir, dalam analisis iodometri.]]
iodometri
 
== Pengertian Iodometri ==
'''Iodometri''' (disebut pula '''analisis iodometrik''') adalah [[titrasi]] [[redoks]] yang melibatkan titrasi [[iodin]] yang diproduksi dalam reaksi dalam reaksi dengan larutan standar [[natrium tiosulfat]].<ref name="Vogel">{{VogelQuantitative}}</ref>
 
== prinsip umum iodometri ==
== Prinsip umum ==
IodIodin bebas seperti [[halogen]] lain dapat menangkap [[elektron]] dari zat pereduksi, sehingga iodiodin sebagai [[oksidator]]. ionIon I<sup>-</sup> siap memberikan elektron dengan adanya zat penangkap elektron, sehingga I<sup>-</sup> bertindak sebagai zat perduksipereaksi.<ref name="Vogel" />
== reaksi ==
 
:Baris terlekuk
: I<sub>2(padat)</sub> + 2e → 2I<sup>-</sup>
 
pada beberapa literatur sering dituliskan:
:Baris terlekuk
 
I<sub>3</sub><sup>-</sup> + 2e →3I<sup>-</sup>
: I<sub>3</sub><sup>−</sup> + 2 e<sup>−</sup> ⇌ 3 I<sup>−</sup> (''E''<sup>o</sup> = + 0.5355 V)
=== penentuan zat pereduksi ===
 
iod bebas bereaksi dengan larutan natriumtiosulfat sebagai berikut
=== penentuanPenentuan zat pereduksi ===
:Baris terlekuk
iodIodin bebas bereaksi dengan larutan natriumtiosulfat[[natrium tiosulfat]] sebagai berikut:<ref>{{RubberBible87th}}</ref>
2 Na<sub>2</sub>S<sub>2</sub>O<sub>3</sub> + I<sub>2</sub> → 2 NaI + Na<sub>2</sub>S<sub>4</sub>O<sub>6</sub>
 
: S<sub>4</sub>O<sub>6</sub><sup>2−</sup> + 2 e<sup>−</sup> ⇌ 2 S<sub>2</sub>O<sub>3</sub><sup>2−</sup> (''E''<sup>o</sup> = + 0.08 V)
 
2: Na<sub>2</sub>S<sub>2</sub>O<sub>3</sub> + I<sub>2</sub> → 2 NaI + Na<sub>2</sub>S<sub>4</sub>O<sub>6</sub>
 
Pada reaksi tersebut terbentuk senyawa natrium tetrationat, Na<sub>2</sub>S<sub>4</sub>O<sub>6</sub>, garam dari asam tetrationat. Reaksi iodometri ini dapat ditulis dalam bentuk ion sebagai berikut:<ref name="Vogel" />
 
: I<sub>3</sub><sup>−</sup> + 2 S<sub>2</sub>O<sub>3</sub><sup>2−</sup> → S<sub>4</sub>O<sub>6</sub><sup>2−</sup> + 3 I<sup>−</sup> (''E''<sup>o</sup> = + 0.4555 V)
 
Ketika larutan natrium tiosulfat dititrasi dengan larutan iodin berwarna coklat gelap yang karakteristik dengan iodin akan hilang. Ketika semua Na<sub>2</sub>S<sub>4</sub>O<sub>6</sub> telah teroksidasi, maka kelebihan larutan iod akan menjadikan cairan tersebut berwarna kuning pucat. karena itu dalam iodometri memungkinkan titrasi tanpa menggunakan indikator. Namun kelebihan iodin pada akhir titrasi memberikan warna yang samar, sehingga penetapan titik akhir titrasi (ekivalen) menjadi sukar. Karena itu, lebih disukai menggunakan pereaksi yang sensitif terhadap iodin sebagai indikator; yaitu larutan kanji ([[amilum]]) yang membentuk senyawa adsorpsi berwarna biru dengan iod.<ref>Mulyono. (2006). ''Membuat Reagen Kimia di Laboratorium''. Jakarta:PT Bumi Aksara</ref> dengan adanya larutan kanji, titik ekivalen ditentukan dari kenampakan warna biru yang tetap pada kelebihan penambahan satu tetes iodin. Sebaliknya, dimungkinkan juga untuk menitrasi larutan iodin dengan tiosulfat sampai kelebihan satu tetes tiosulfat menghilangkan warna biru larutan. Dalam kasus ini larutan kanji harus ditambahkan pada saat akhir titrasi mendekati titik ekivalen, ketika iodin tunggal sedikit dan larutan yang dititrasi berwarna kuning. Jika larutan kanji yang ditambahkan pada awal titrasi, ketika masih banyak terdapat iodin dalam larutan, maka sejumlah besar senyawa iod-kanji yang terbentuk akan bereaksi lambat dengan tiosulfat.<ref>Widodo, Didik Setyo., Lusiana, Retno Ariadi (2010). ''Kimia Analisis Kuantitatif''. Yogyakarta:Graha Ilmu</ref>
 
Dengan mengetahui normalitas larutan iodin, volume iodin dan tiosulfat yang digunakan dalam titrasi, kita dapat memperoleh normalitas titran (larutan tiosulfat. Sebaliknya normalitas titran larutan iodin dapat dihitung dari normalitas tiosulfat yang diketahui.
 
Berbagai [[reduktor|zat pereduksi]] yang mampu mereduksi I<sub>2</sub> menjadi ion I<sup>-</sup> ditentukan dengan cara sama, antaranya [[asam sulfit|H<sub>2</sub>SO<sub>3</sub>]], H<sub>3</sub>AsO<sub>3</sub>, HSbO<sub>3</sub>, [[hidrogen sulfida|H<sub>2</sub>S]] bebas, [[timah klorida|SnCl<sub>2</sub>]].<ref name="Vogel" />
 
=== Penentuan zat pengoksidasi ===
Karena zat pereduksi ditentukan dengan titrasi menggunakan larutan iodin, maka dalam penentuan zat pengoksidasi didasarkan pada reduksi oleh ion I<sup>-</sup> sehingga harus digunakan larutan [[kalium iodida|KI]] untuk titrasi. namun kenyataanya titrasi ini tidak dapat dijalankan karen untuk menentukan titik ekivalenya tidak mungkin. ketika oksidator seperi [[kalium dikromat]] dititrasi dengan larutan KI, menurut reaksi berikut:<ref>Khopkar, S.M. (1990). ''Konsep Dasar Kimia Analitik''. Jakarta:UI-press</ref>
 
:[[kalium dikromat|K<sub>2</sub>Cr<sub>2</sub>O<sub>7</sub>]] + 6 [[kalium iodida|KI]] + 14 [[asam klorida|HCl]] → 3 [[iodium|I<sub>2</sub>]] + 8 [[kalium klorida|KCl]] + 2 CrCl<sub>3</sub> + 7 [[air|H<sub>2</sub>O]]
 
Akhir reaksi ditandai oleh penghentian pelepasan iodin. Namun keadaan tersebut tidak dapat diamati. ketika larutan digunakan sebagai indikator, pengamatan I<sub>2</sub> yang muncul dapat terpantau dengan mudah (warna biru) namun bukan ketika tercapai pembentukan I<sub>2</sub> pertama kali.
 
Dalam kasus ini digunaan metode substitusi tidak langsung, yaitu pada campuran [[kalium iodida]] dan larutan asam (dalam jumlah berlebih) ditambahkan dengan volume tertentu oksidator yang akan ditentukan (sebagai contoh larutan K<sub>2</sub>Cr<sub>2</sub>O<sub>7</sub>),kemudian dibiarkan sekitar 5 menit untuk menyelesaikan reaksi tersebut. Selanjutnya ion yang dilepaskan dititrasi dengan tiosulfat. banyaknya grek iod ekivalen dan grek tiosulfat akan sama dengan zat pengoksidasi (K<sub>2</sub>Cr<sub>2</sub>O<sub>7</sub>). Karena itu meski penentuan K<sub>2</sub>Cr<sub>2</sub>O<sub>7</sub> dan Na<sub>2</sub>S<sub>2</sub>O<sub>3</sub> masing-masing tidak bereaksi langsung, namun banyaknya akan ekivalen, dengan perhitungan berikut
 
:V<sub>K<sub>2</sub>Cr<sub>2</sub>O<sub>7</sub></sub> . N<sub>K<sub>2</sub>Cr<sub>2</sub>O<sub>7</sub></sub> = V <sub>Na<sub>2</sub>S<sub>2</sub>O<sub>3</sub></sub> . N <sub>Na<sub>2</sub>S<sub>2</sub>O<sub>3</sub></sub>
 
Penentuan zat pengoksidasi secara iodometri dapat dirangkum sebagai berikut:
 
# KI + asam (berlebih dalam [[labu Erlenmeyer|erlenmeyer]]) + [[oksidator]] yang akan ditetapkan (dengan [[pipet|memipet]]) → pelepasan I<sub>2</sub>
# I<sub>2</sub> + Na<sub>2</sub>S<sub>2</sub>O<sub>3</sub> ---- 2 NaI + Na<sub>2</sub>S<sub>4</sub>O<sub>6</sub> (titrasi iod dengan tiosulfat)
 
Banyak zat pegoksidasi yang mampu mengoksidasi ion I- menjadi I<sub>2</sub> dapat ditentukan secara iodometri dengan prosedur ini, diantaranya Cl<sub>2</sub>, Br<sub>2</sub>, [[kalium permanganat|KMnO<sub>4</sub>]], [[kalium klorat|KClO<sub>3</sub>]], bubuk pemutih (CaOCl<sub>2</sub>), garam dari [[asam nitrit|HNO<sub>2</sub>]], [[hidrogen peroksida]], garam ferri, garam kupri, dan sebagainya.<ref name="Vogel" />
 
== reaksiAplikasi ==
Iodometri dalam banyak variasinya sangat berguna dalam analisis volumetri. Contohnya dalam penentuan tembaga(II), klorat, [[hidrogen peroksida]], dan [[oksigen]] terlarut:
:2 Cu<sup>2+</sup> + 4 I<sup>−</sup> → 2 CuI + I<sub>2</sub>
: 6 H<sup>+</sup> + ClO<sub>3</sub><sup>−</sup> + 6 I<sup>−</sup> → 3 I<sub>2</sub> + Cl<sup>−</sup> + 3 H<sub>2</sub>O
: 2 H<sup>+</sup> + H<sub>2</sub>O<sub>2</sub> + 2 I<sup>−</sup> → I<sub>2</sub> + 2 H<sub>2</sub>O
: 2 H<sub>2</sub>O + 4 Mn(OH)<sub>2</sub> + O<sub>2</sub> → 4 Mn(OH)<sub>3</sub>
: 2 Mn<sup>3+</sup> + 2 I<sup>−</sup> → I<sub>2</sub> + 2 Mn<sup>2+</sup>
 
Klorin yang tersedia mengacu pada klorin yang dibebaskan melalui aksi asam encer pada [[hipoklorit]]. Iodometri umumnya digunakan untuk menentukan jumlah aktif hipoklorit dalam pemutih yang bertanggung jawab terhadap tindakan pemutihan. Dalam metode ini, jumlah berlebih namun diketahui dari iodida ditambahkan ke dalam volume yang diketahui dari sampel, di mana hanya yang aktif ([[elektrofil]]ik) dapat mengoksidasi iodida menjadi iodin. Kadar iodium dan dengan demikian kandungan klorin aktif dapat ditentukan dengan iodometri.<ref>{{cite web | title = Chlorine by Iodometry | work = National Environmental Methods Index | publisher = [[U.S. Geological Survey]] | url = http://web1.er.usgs.gov/nemi/method_summary.jsp?param_method_id=7429 }}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
== Lihat pula ==
* [[Permanganometri]]
* [[Reaksi redoks]]
* [[Oksidator]]
* [[Reduktor]]
 
== Referensi ==
{{reflist|30em}}
 
[[Kategori:Titrasi]]
[[Kategori:Redoks]]
[[Kategori:Iodin]]