Iodometri: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
||
(15 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Iodometric titration mixture.jpg|jmpl|500px|Sebuah foto yang menunjukkan warna larutan sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) titik akhir, dalam analisis iodometri.]]
Iodometri adalah titrasi redoks yang melibatkan titrasi iodin yang diproduksi dalam reaksi dalam reaksi dengan larutan standar tiosulfat. ▼
▲'''Iodometri''' (disebut pula '''analisis iodometrik''') adalah [[titrasi]] [[redoks]] yang melibatkan titrasi [[iodin]] yang diproduksi
Iod bebas seperti halogen lain dapat menangkap elektron dari zat pereduksi, sehingga iod sebagai oksidator. ion I<sup>-</sup> siap memberikan elektron dengan adanya zat penangkap elektron, sehingga I<sup>-</sup> bertindak sebagai zat perduksi.▼
==
▲
* I<sub>2(padat)</sub> + 2e → 2I<sup>-</sup>▼
pada beberapa literatur sering dituliskan▼
▲pada beberapa literatur sering dituliskan:
* I<sub>3</sub><sup>-</sup> + 2e →3I<sup>-</sup>▼
=== Penentuan zat pereduksi ===
Na<sub>2</sub>S<sub>2</sub>O<sub>3</sub> + I<sub>2</sub> → 2 NaI + Na<sub>2</sub>S<sub>4</sub>O<sub>6</sub>▼
<nowiki>:</nowiki>pada reaksi tersebut terbentuk senyawa natrium tetrationat, Na<sub>2</sub>S<sub>4</sub>O<sub>6</sub> , garam dari asam tetrationat. reaksi iodometri ini dapat ditulis dalam bentuk ion sebagai berikut :<br />▼
▲2S<sub>2</sub>O<sub>3</sub><sup>-</sup> → S<sub>4</sub>O<sub>6</sub><sup>-</sup> + 2e
▲: Na<sub>2</sub>S<sub>2</sub>O<sub>3</sub> + I<sub>2</sub> → 2 NaI + Na<sub>2</sub>S<sub>4</sub>O<sub>6</sub>
ketika larutan natrium tiosulfat dititrasi dengan larutan iod berwarna coklat gelap yang karakteristik dengan iod akan hilang. ketika semua Na<sub>2</sub>S<sub>4</sub>O<sub>6</sub> telah teroksidasi, maka kelebihan larutan iod akan menjadikan cairan tersebut berwarna kuning pucat. karena itu dalam iodometri memungkinkan titrasi tanpa menggunakan indikator. namun kelebihan iod pada akhir titrai memberikan warna yang samar, sehingga penetapan titik akhir titrasi (ekivalen) menjadi sukar. karena itu lebih disukai menggunakan reagen yang senditif terhadap iod sebagai indikator; yaitu larutan kanji yang membentuk senyawa adsorpsi berwarna biru dengan iod. dengan adanya larutan kanji, titik ekivlen ditentukan dari kenampakan warna biru yang tetap pada kelebihan penambahan satu tetes iod. sebaliknya, dimungkinkan juga untuk menitrasi larutan iod dengan tiosulfat sampai kelebihan satu tetes tiosulfat menghilangakan warna biru larutan. dalam kasus ini larutan kanji harus ditambahkan pada saat akhir titrasi mendekati titik ekivalen, ketika iod tunggal sedikt dan larutan yang dititrasi berwarna kuning. jika larutan kanji yang ditambahkan pada awal titrasi, ketika masih banyak terdapat iod dalam larutan, maka sejumlah besar senyawa iod-kanji yang terbentuk akan bereaksi lambat dengan tiosulfat. ▼
▲
dengan mengetahui normalitas larutan iod, volume iod dan tiosulfat yang digunakan dalam titrasi, kita dapat memperoleh noramlitas titran (larutan tiosulfat. sebaliknya normalitas titran larutan iod dapat dihitung dari normalitas tiosulfat yang diketahui.▼
berbagai zat pereduksi yang mampu mereduksi I<sub>2</sub> menjadi ion I<sup>-</sup> ditentukan dengan cara sama, antaranya H<sub>2</sub>SO<sub>3</sub>, H<sub>3</sub>AsO<sub>3</sub>, HSbO<sub>3</sub>, H<sub>2</sub>S bebas, SnCl<sub>2</sub>.▼
: I<sub>3</sub><sup>−</sup> + 2 S<sub>2</sub>O<sub>3</sub><sup>2−</sup> → S<sub>4</sub>O<sub>6</sub><sup>2−</sup> + 3 I<sup>−</sup> (''E''<sup>o</sup> = + 0.4555 V)
▲
▲
▲
=== Penentuan zat pengoksidasi ===
:[[kalium dikromat|K<sub>2</sub>Cr<sub>2</sub>O<sub>7</sub>]] +
<nowiki>:</nowiki>akhir reaksi ditandai oleh penghentian pelepasa iod. namun keadaan tersebut tidak dapat diamati. ketika larutan digunakan sebagai indikator, pengamatan I<sub>2</sub> yang muncul dapat terpantau dengan mudah (warna biru) namun bukan ketika ercapai pembentukan I<sub>2</sub> pertama kali.▼
dalam kasus ini digunaan metoda substitusi tidak langsung, yaitu pada campuran kalium iodida dan larutan asam (dalam jumlah berlebih) ditambahkan dengan volume tertentu oksidator yang akan ditentukan (sebagai contoh larutan K<sub>2</sub>Cr<sub>2</sub>O<sub>7</sub> ). kemudian dibiarkan sekitar 5 menit untuk menyelesaikan reaksi tersebut. selanjutnya ion yang dilepaskan dititrasi denga tiosulfat. banyaknya grek iod ekivalen dan grek tiosulfat akan sama dengan zat pengoksidasi (K<sub>2</sub>Cr<sub>2</sub>O<sub>7</sub>). karena itu meski penentuan K<sub>2</sub>Cr<sub>2</sub>O<sub>7</sub> dan Na<sub>2</sub>S<sub>2</sub>O<sub>3</sub> masing-masing tidak bereaksi langsung, namun banyaknya akan ekivalen, dengan perhitungan berikut<br />▼
▲
:V<sub>K<sub>2</sub>Cr<sub>2</sub>O<sub>7</sub></sub> . N<sub>K<sub>2</sub>Cr<sub>2</sub>O<sub>7</sub></sub> = V <sub>Na<sub>2</sub>S<sub>2</sub>O<sub>3</sub></sub> . N <sub>Na<sub>2</sub>S<sub>2</sub>O<sub>3</sub></sub> <br />▼
▲
<nowiki>:</nowiki>penentuan zat pengoksidasi secara iodometri dapat dirangkum sebagai berikut:<br />▼
▲:V<sub>K<sub>2</sub>Cr<sub>2</sub>O<sub>7</sub></sub> . N<sub>K<sub>2</sub>Cr<sub>2</sub>O<sub>7</sub></sub> = V <sub>Na<sub>2</sub>S<sub>2</sub>O<sub>3</sub></sub> . N <sub>Na<sub>2</sub>S<sub>2</sub>O<sub>3</sub></sub
# KI + asam (berlebih dalam erlenmeyer) + oksidator yang akan ditetapkan ( dengan memipet) → pelepasan I<sub>2</sub>▼
▲
▲# KI + asam (berlebih dalam [[labu Erlenmeyer|erlenmeyer]]) + [[oksidator]] yang akan ditetapkan (
# I<sub>2</sub> + Na<sub>2</sub>S<sub>2</sub>O<sub>3</sub> ---- 2 NaI + Na<sub>2</sub>S<sub>4</sub>O<sub>6</sub> (titrasi iod dengan tiosulfat)
banyak zat pegoksidasi yang mampu mengoksidasi ion I- menjadi I2 dapat ditentukan secara iodometri dengan prosedur ini, diantaranya Cl<sub>2</sub>, Br<sub>2</sub>, KMnO<sub>4</sub>, KClO<sub>3</sub>, bubuk pemutih (CaOCl<sub>2</sub>), garam dari HNO2, hidrogen peroksida, garam ferri, garam kupri, dsb.▼
▲
== Aplikasi ==
Iodometri dalam banyak variasinya sangat berguna dalam analisis volumetri. Contohnya dalam penentuan tembaga(II), klorat, [[hidrogen peroksida]], dan [[oksigen]] terlarut:
:2 Cu<sup>2+</sup> + 4 I<sup>−</sup> → 2 CuI + I<sub>2</sub>
: 6 H<sup>+</sup> + ClO<sub>3</sub><sup>−</sup> + 6 I<sup>−</sup> → 3 I<sub>2</sub> + Cl<sup>−</sup> + 3 H<sub>2</sub>O
: 2 H<sup>+</sup> + H<sub>2</sub>O<sub>2</sub> + 2 I<sup>−</sup> → I<sub>2</sub> + 2 H<sub>2</sub>O
: 2 H<sub>2</sub>O + 4 Mn(OH)<sub>2</sub> + O<sub>2</sub> → 4 Mn(OH)<sub>3</sub>
Klorin yang tersedia mengacu pada klorin yang dibebaskan melalui aksi asam encer pada [[hipoklorit]]. Iodometri umumnya digunakan untuk menentukan jumlah aktif hipoklorit dalam pemutih yang bertanggung jawab terhadap tindakan pemutihan. Dalam metode ini, jumlah berlebih namun diketahui dari iodida ditambahkan ke dalam volume yang diketahui dari sampel, di mana hanya yang aktif ([[elektrofil]]ik) dapat mengoksidasi iodida menjadi iodin. Kadar iodium dan dengan demikian kandungan klorin aktif dapat ditentukan dengan iodometri.<ref>{{cite web | title = Chlorine by Iodometry | work = National Environmental Methods Index | publisher = [[U.S. Geological Survey]] | url = http://web1.er.usgs.gov/nemi/method_summary.jsp?param_method_id=7429 }}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
== Lihat pula ==
* [[Permanganometri]]
* [[Reaksi redoks]]
* [[Oksidator]]
* [[Reduktor]]
== Referensi ==
{{reflist|30em}}
[[Kategori:Titrasi]]
[[Kategori:
[[Kategori:Iodin]]
|