Takhta Serunai: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
baru - saduran dr :ms |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(26 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{tanpa referensi|date=September 2020}}
'''Takhta Krisantemum''' merupakan gelar yang diberikan untuk takhta kerajaan [[Jepang]]. [[Bunga krisantemum]] (菊花, ''kikuka'' dalam [[bahasa Jepang]]), terpapar dalam tanda kepangkatan yang digunakan oleh [[Kaisar Jepang]].▼
[[Berkas:Taisho enthronement.jpg|jmpl|Tahta ''Takamikura'' di Istana Kekaisaran Kyoto]]
▲'''Takhta
Menurut konstitusi Jepang, sang Kaisar merupakan simbol kesatuan negara dan rakyat.
▲Menurut konstitusi Jepang, sang Kaisar merupakan simbol kesatuan negara dan rakyat. Beliau tidak memiliki kuasa politik yang asli dan dianggap sebagai kepala negara seremonial dan seorang [[monarki konstitusional]].
Pemerintah Jepang saat ini tengah menyusun rancangan undang-undang guna merevisi Undang-Undang Rumah Tangga Kekaisaran yang terutama bermaksud untuk memungkinkan pengangkatan wanita menjadi Maharani (kaisar wanita), juga kaisar dari garis keturunan wanita. Rancangan undang-undang tersebut ditargetkan akan diserahkan pada badan legislatif/Diet bulan Maret 2006.
==Lihat pula==▼
*[[Segel Negara dan Kekaisaran Jepang]]▼
Badan konsultatif yang dibentuk Perdana Menteri [[Junichirō Koizumi|Koizumi]] guna membahas revisi ini November 2005 mengajukan laporan pengajuan berupa Konferensi Pakar Mengenai Undang-Undang Rumah Tangga Kekaisaran, diketuai oleh Hiroyuki Yoshikawa, mantan Rektor Universitas Tokyo. Konferensi ini membahas hal-hal mengenai nama sebutan untuk pria yang masuk ke dalam keluarga kaisar dengan jalan menjadi suami dari Maharani. Muncul beberapa usulan untuk menetapkan gelar '<nowiki/>''kouhai''<nowiki/>'(皇配) atau '''kousei''<nowiki/>' (皇婿) bagi suami Maharani.
[[Kategori:Jepang]]▼
Poin-poin penting dalam laporan akhir itu, yakni:
# Gelar kaisar (天皇, ''tennō'') dan putra mahkota (皇太子, ''kōtaishi'') dapat dipergunakan untuk wanita.
# Suami Maharani menyandang sapaan resmi 'Baginda' (陛下, ''heika'') sama seperti sapaan resmi untuk kaisar/Maharani dan permaisuri, sedangkan keluarga kaisar lain menyandang sapaan resmi 'Paduka' (殿下, ''denka''),
# dan poin-poin lainnya.
▲== Lihat pula ==
▲* [[Segel Negara dan Kekaisaran Jepang]]
▲[[Kategori:Jepang]]
|